Pasal 14

9.3K 819 67
                                    

Sage menyandarkan punggung dibalik pintu, mata terpejam agar kepala belakangnya tak begitu terasa nyeri.

Ini semua karena Rega!

Pria itu benar-benar gila dan sudah melampaui batas!

"Masukkan aku kedalam apapun rencanamu. Aku ingin membantu."

Hah!

Dikiranya bunuh orang itu semudah misi perburuan harta karun dalam acara summer camp?

Kenapa dia segampang itu menyertakan diri, masuk dalam masalah, hanya karena cinta?

You jump I jump katanya?

Hidup tidak se-simpel seperti dalam film action bro! Yang kalo penjahatnya udah mati, film selesai. Bonus si tokoh utama ML dengan tokoh wanita paling cantik yang menemani selama scene.

Akan ada banyak efek samping, kejadian lanjutan setelah Sage nantinya berhasil melampiaskan dendam.

Apalagi dua orang yang menjadi incarannya bukanlah orang sembarangan.

Rega sungguh gila! Tidak punya otak!

Apa yang membuatmu marah sebenarnya? Suara hati kecil Sage bertanya.

Keenan dan Blaise pun pernah menawarkan hal yang sama. Sage menolaknya tanpa huru hara kemarahan.

Sage mengerjapkan mata.

Tentu saja karena Rega berbeda dengan Keenan ataupun Blaise. Balasnya dalam hati.

Rega adalah…

.

.

Suaminya?

Hah! Ini rumit. Pokoknya Rega itu beda dengan Blaise maupun Keenan.

"Tidak bisakah kamu melupakan semuanya dan hanya fokus padaku?"

Kembali terngiang kalimat pertanyaan Rega yang mengawali semuanya.

Of course not! Tentu saja Sage tidak bisa begitu saja berbalik pergi dan melupakan semua dendam serta sakit hati yang sudah mendarah daging.

Kemarahan ini sudah menjadi dasar kekuatannya selama lima tahun, sepeninggal ibu.

Kemarahan ini sudah menjadi bagian penting dalam tubuhnya.

Sage hidup untuk membalas semua kejahatan yang telah ibu terima. Membuat mereka membayar dosa yang telah dilakukan.

Sage hidup untuk memberikan keadilan yang pantas bagi ibu.

Ini adalah akhir bahagia yang pantas didapatkan ibu, setelah semua kesusahannya selama hidup.

Takkan ada yang bisa menghentikan Sage untuk membalas dendam, termasuk Rega sekalipun!

Iyakah? Suara hati kecilnya kembali hadir, meragukannya.

Drrrtt..

Drrrtt..

Getaran ponsel di meja membangunkan Sage dari perdebatan dengan hati kecilnya.

Melangkah ke tengah ruangan, ia berhenti di depan meja dan mengambil ponsel yang layarnya sedang menyala.

Blaise is calling.

Menggeser tanda hijau, Sage pun menerima panggilan.

"Aku sudah mengirimkan semua data yang kau minta. Cek drop box." Pria diseberang saluran berkata, tanpa pembukaan.

"Rega is clear. Dia tidak tahu apa-apa." Tambahnya.

"Keluarga Linggadinata juga tidak memiliki campur tangan apapun."

THE WEDDING AGREEMENT (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang