Pasal 30

3.7K 331 145
                                    

Rega memandang dalam diam pemandangan halaman belakang dari tempatnya berdiri, pada sisa-sisa pesta perayaan pernikahannya dengan Niel tadi pagi.

Semua peralatan sudah dikembalikan, hiasan pesta pun sudah dibereskan.

Kebun itu sudah plain, kembali seperti semula, tapi Rega masih bisa membayangkan riuhnya acara hari ini.

Berkat bantuan dari banyak sahabat, surprise untuk Niel hari ini sukses, tanpa satu halangan pun.

Niel.. ----Malaikat cantik itu sekarang sudah resmi menjadi miliknya. Two times.

Yang kali ini lebih terasa seperti pernikahan, lengkap dengan cincin yang tersemat di jari manis dan perayaan bersama orang-orang terdekat. Sesuai janjinya pada ibu dua minggu yang lalu.

Rega mendesah puas, bangga pada diri sendiri.

Tugas selanjutnya tinggal satu, membuat Niel bahagia selamanya, sampai maut memisahkan mereka.

Klik..

Rega langsung membalikkan badan begitu mendengar suara pintu terbuka.

Sudut bibirnya membentuk senyuman. Tangan tanpa sadar bergerak menyentuh dada.

Jika di pernikahannya yang pertama dia mengakhiri hari dengan jantung berdetak berlebihan karena takut diapa-apain Niel, kali ini kebalikannya. Jantungnya berdebar tak karuan karena tidak sabar ingin ngapa-ngapain Niel.

Over there, di depan pintu kamar mandi, ada Niel yang hanya memakai bathrobe ---sesuai imajinasinya dulu, sedang menatapnya salah tingkah.

Padahal juga sudah lebih dari sebulan dua bulan mereka berbagi kamar, tidur bersama. Pemandangan Niel memakai bathrobe bukan baru kali ini Rega pertama kali melihat.

Tapi mungkin yang ini berbeda karena Rega tahu apa yang kini bisa ia lakukan dengan bathrobe-nya Niel. Hahaha..

Merasa menjadi pihak dominan, ia pun mengambil langkah awal untuk mendekat.

Namun, baru dua langkah tangan Niel sudah terangkat, memintanya untuk berhenti.

"Kenapa?" Rega mengernyit heran.

"Stop! Sampai situ aja!! Jangan maju-maju lagi!" Pinta pria yang lebih mungil.

Niel hanya menggunakan satu tangan untuk membuat gesture jangan mendekat. Satu tangan lainnya masih bersembunyi di balik punggung.

"Kenapa?" Tanya Rega untuk kedua kali, semakin penasaran.

Lagi, Niel yang biasanya frontal, dan galak mendadak malu-malu salah tingkah.

Ada semburat merah dari pipi hingga telinga, menambah kesan cantik ala malaikat di wajah.

Tidak mengindahkan larangan, Rega kembali maju selangkah. Udah kepalang gemas, nggak tahan pengen segera kekep si cantik.

"Kak.. Jangan mendekat!" Niel memekik, ganti mundur satu langkah biar jarak mereka konstan.

"Kenapa?"

Apalagi yang bisa Rega tanyakan selain itu? Langkahnya kembali dihentikan.

Satu detik..

Dua detik..

Tiga detik...

Tak ada jawaban. Rega merasakan rotasi bumi melambat, jarum jam menuju ke satu detik rasanya lama sekali.

"Karena... mas Kai kasih aku ini buat hadiah pernikahan kita..." Ucap Niel lamat-lamat.

Satu tangan yang tadi bersembunyi dibalik punggung, ternyata membawa sebuah hiasan kepala berwarna emas yang biasa dipakai bidadari.

THE WEDDING AGREEMENT (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang