Pasal 23

7.7K 734 86
                                    

Sage sudah mulai gelisah semenjak Micky mengatakan bunda ikut datang kesini.

Dan saat Tata muncul, kemudian menyusul bunda, perasaan Sage menjadi semakin tak karuan.

Sebulan ini mudah bagi Sage untuk menghindari mereka bertiga.

Tapi bertemu langsung seperti ini, melihat ke dalam manik mata mereka yang menyiratkan kesedihan karena ia tak mau mendekat membuat Sage meragukan keputusannya.

"Niel please.. Jangan begini." Bunda mengiba lirih.

Dari jaman dulu, Sage sudah terkenal di kalangan teman-temannya kalo dia anak bunda.

Karyawan bengkelnya yang rata-rata tidak bisa bahasa Indonesia bisa fasih meneriakkan kata 'bunda' karena setiap hari mengejek Sage.

Jadi, melihat wanita yang ia sayangi hampir menangis menatapinya seperti ini membuat Sage sangat tidak tega.

"Jangan memandang bunda seperti sedang melihat monster." Bunda meratap sedih.

"Tolong, dengarkan dulu penjelasan bunda."

Tidak!

Tidak!

Sage harus meneguhkan hati agar tidak lagi mudah dibohongi. Wanita ini dengan mulut manisnya telah memperalatnya selama ini.

Dan jika bunda sudah lama memiliki rencana, maka Tata dan Micky pasti tahu kan?

Sage lebih memilih memandang dinding sepanjang lorong daripada membalas tatapan semua orang yang mengarah padanya.

"Gimana kalo kita masuk ke dalam dulu? Kayaknya lebih enak ngobrolnya sambil duduk." Rega meminta semuanya masuk.

Dari sudut matanya Sage bisa melihat Rega yang memberikan kode pada Tata untuk membawa bunda masuk ke dalam.

Tata nampak bingung namun dengan patuh menarik lengan Micky dan menggandeng bunda masuk ke dalam.

"Apa kak Rega tahu mereka akan datang hari ini?" Sage bertanya to the point begitu mereka dirasa jauh dari jarak dengar.

"Tidak. Aku bersumpah padamu, aku tidak tahu apa-apa." Suaminya menjawab sungguh-sungguh.

"Andai aku tahu, kita takkan pulang selarut ini jadi mereka tidak perlu membobol pintu rumah." Rega meyakinkan sambil menggerutu.

Sage tahu sekali, Rega tidak suka rumahnya dimasuki sembarang orang. Apalagi stranger berandal macam Micky yang belum pernah bertemu sebelumnya.

"Ingatlah angel, janjiku tetap sama. I'll stay beside you." Suaminya berkata lebih lembut.

Sage kembali masuk dalam pelukan Rega. Kepalanya sambil berpikir cepat, apa yang harus ia lakukan sekarang?

"Aku akan menembak kepalaku sendiri kalau ternyata kamu pun berbohong padaku." Ia berbisik desperate.

Rega melonggarkan pelukan, dengan satu tangan ia mengambil dagu Sage dan memaksa pria yang lebih kecil untuk mendongak, menatap matanya.

"Itu tidak akan pernah terjadi. Please, percayalah padaku. Aku mencintaimu." Pria itu terus meyakinkan.

Sage mengalihkan pandangan, tak ingin terlalu lama menatap wajah serius suaminya.

"Kita masuk ya.. - Ayo kita dengarkan penjelasan mama. Ini hal yang lebih baik untuk dilakukan, daripada kita menduga-duga dan overthinking." Bujuk Rega lembut.

Sage tidak menjawab apapun, namun ikut melangkah ke dalam saat Rega mengajaknya masuk.

Bunda, Tata dan Micky sudah duduk dalam satu sofa panjang ketika Sage berjalan masuk. Pandangan mata ketiganya langsung terpusat pada si aktor utama, siapa lagi kalau bukan Sage.

THE WEDDING AGREEMENT (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang