Pasal 10

11.2K 933 73
                                    

The path that used to be familiar, it's now unfamiliar.

I ask myself..

Is this the path I know?

-Don't wanna cry. Seventeen.

...

...

Sage sedang mengangkat casserole kentang keju dari oven ketika Rega berjalan mendekat ke arah kitchen island hanya untuk meletakkan beberapa lembar uang seratus ribu di meja.

Pria itu kemudian berlalu tanpa mengatakan sepatah katapun.

Good! Rega mendiamkannya karena masalah semalam.

And actually, Sage tidak peduli. Ia juga sama marah.

Baginya, pria itu teramat egois!

Yang paling membuat Sage kesal adalah ketidakjujuran Rega.

Pria itu sampai berbohong, bilang pulang telat karena meeting di kantor, padahal sebenarnya pergi sama Bella.

Kenapa tidak jujur mengatakan ia akan kencan dengan kekasihnya? Toh Sage tahu kalau Rega memang memiliki pacar.

Belum lagi kata-kata arogan Rega semalam, tentang tidak boleh pergi kemanapun tanpa ijin, dan berhak melakukan apa saja atas diri Sage.

Hah! Sage jadi merasa bernasib sama seperti ibu, sebagai istri kedua.

Rega yang ingin memilikinya dan Bella bersamaan.

Pria itu jelas mencintai kekasihnya, namun tetap posesif, menginginkan Sage tunduk pada apapun kemauannya.

Such a selfish bastard!

Tapi santai saja, cerita ini tidak akan memiliki sad ending yang sama seperti kisah cinta ibu. Karena Sage bukanlah ibu yang begitu penurut dan baik hati.

Contohnya seperti sekarang.

Bodo amat kalo Rega mogok nggak mau sarapan dirumah.

Karena pagi ini Sage pun tidak memasak untuk 'sang suami'. Ia hanya membuat casserole untuk dirinya sendiri.

Sage juga tidak menyiapkan bekal untuk dibawa Rega ke kantor seperti biasa.

Hahaha..

Mau marah sampai kiamat, silahkan aja! Sage tidak akan memohon maaf, apalagi mendekati pria itu untuk berbaikan.

Never!

Mungkin memang lebih baik jika Rega kembali bersikap acuh seperti di minggu pertama pernikahan mereka.

Sage tidak ingin semua menjadi complicated.

Ia harus fokus pada misi awal, mengapa dirinya datang ke negara ini.

Rega dengan segala sifat manja serta keingintahuannya akan siapa Sage sebenarnya adalah gangguan.

And honestly, akhir-akhir ini Rega memang sukses menjadi distraksi bagi Sage membuat pikirannya bercabang.

Semenjak malam revisi pasal lima perjanjian pernikahan, dimana Sage memperbolehkan pria itu untuk memeluk dan menciumnya, hubungan mereka bertambah semakin dekat.

Awalnya bagi Sage, izin mencium dan memeluk yang ia berikan adalah sebagai bentuk kompensasi kecil, karena Rega sudah memperbolehkannya numpang tinggal disini.

Sentuhan tanpa rasa itu hanya sekedar bantuan untuk Rega dalam mencari tahu penasarannya akan hubungan sesama.

Namun, semua berubah menjadi bumerang, yang menyerang balik Sage.

THE WEDDING AGREEMENT (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang