Pasal 31

3.8K 326 108
                                    

"Selamat pagi bunda.." Sage menyapa lembut.

Wanita yang masih berdiri disamping pintu itu menutup mulut dengan kedua tangan, mata seketika berkaca-kaca. Mungkin tak percaya kedua anaknya akhirnya kembali pulang.

Tersenyum, Sage mengulurkan tangan, menarik ibu mertuanya dalam pelukan.

"Harusnya disambut dengan tepuk tangan sama nyanyian selamat datang dooong, ---masa malah dianggurin." Selorohnya, berusaha mencairkan suasana.

"Padahal Niel bawa banyak oleh-oleh lho buat bunda.." Ia menambahkan.

Tetap tak ada jawaban, sang ibu masih sibuk menangis.

Sage mendekap semakin erat, tangannya mengelus sayang punggung tanpa canggung. Sudah biasa ia dan bunda sedekat ini.

"Jahat.." Bunda akhirnya mulai mengomel, meski sambil sesenggukan.

"Kenapa pulang nggak bilang-bilang?"

"Bunda kan pengen jemput.. pengen masakin yang enak-enak.."

Sage hanya bisa meringis, tahu dirinya salah.

Memang tak ada yang tahu perihal kepulangannya ke Indonesia kecuali Alfred, sang tangan kanan.

Pun sebulan yang lalu, bunda adalah satu-satunya yang mencegah Sage dan Rega pergi.

''Jangan pergi Niel.. please."

"Bunda tahu kamu tertekan. Pengennya ngasih kamu ruang, sejenak menepi, healing. Tapi bunda nggak bisa.."

"Bunda juga pernah melakukannya. Pengen pergi, move on, ngelupain semuanya."

"Tapi sama aja. Masalahnya nggak kelar-kelar, tetep nangis bertahun-tahun, malahan aku ninggalin Rega, dan jadi jauh dari Tata."

"Pun bunda jadi kepikiran balas dendam. Pengen orang yang nyakitin bunda bisa merasakan kesakitan yang sama."

"Nggak Niel! Pergi menepi, menurut bunda bukan opsi terbaik. ----Tetaplah tinggal bersama orang-orang yang menyayangimu, your support system." Sang ibu gigih membujuk.

"Ayo kita berjuang bersama, move on bersama, ninggalin masa lalu sama-sama."

"Kamu anak baik yang dikirim Tuhan buat sembuhin bunda, buat bikin bunda kembali bangkit."

"Kali ini please, kasih kesempatan yang sama buat bunda. I'll do the same."

"Bunda pengen berguna juga buat kamu, bantu kamu biar bisa bangkit."

"Bundaaaa.." Sage hanya bisa menangis saat itu.

"I love you Niel, ---I really do. Meski bunda bukan ibu yang melahirkanmu, tapi sayang ini tetap tak terhingga sepanjang masa. Jangan pernah meragukannya lagi."

Bunda akhirnya baru memberikan ijin setelah Sage memberitahu, dirinya tak berniat pergi menjauh selamanya.

Pun ia hanya ke Inggris, mengunjungi makam ibu, lalu jalan-jalan sebentar ke Leeds.

Sage ingin memperlihatkan Rega tempat tinggalnya semasa kecil dulu, nostalgia bersama sekalian bertemu beberapa teman dan kerabat.

Ia mengakui, --- sebelumnya memang Sage bermaksud melarikan diri, menghilang bersama Rega, mencari kehidupan baru, jauh dari semua orang.

But now, keduanya berubah pikiran.

Sage juga berjanji pada bunda, setelah lebih tenang mereka akan segera pulang. Ia tak akan pergi kemanapun tanpa seijin bunda, apalagi menghilang tanpa jejak.

THE WEDDING AGREEMENT (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang