Sweet Home - 11

4.6K 444 19
                                    

Dad & Pa, Baby

~ Rencana ~

"Tidak mau, Johnny, Jaemin benar-benar tidak mau. Dia akan histeris saat melihat orang masuk."

"Kalau para perawat wanita?"

"Dokter sudah bilang padaku, katanya yang mengurus Jaemin akan fokus kepadanya. Jadi, perawat wanita akan menggerai rambutnya. Jaemin tidak akan terlalu histeris saat melihatnya."

Johnny menarik napasnya dalam-dalam. Dia menatap ponselnya yang menampilkan pesan dari orang suruhannya untuk menghancurkan perusahaan seseorang sampai ke akarnya. Dia hanya menatap datar, lalu memilih untuk mematikan kembali ponselnya.

"Di mana Bunda dan Ayah?"

"Aku menyuruh mereka pulang ke rumah kita. Mereka harus beristirahat karena sejak dua hari lalu, mereka terus berada di rumah sakit."

Johnny mengangguk mengerti. Dia menyenderkan punggungnya yang terasa sangat lelah dalam beberapa hari ini sejak penyerangan itu terjadi.

Jaehyun mendekat, dia menyenderkan kepalanya di bahu pria yang lebih tua darinya itu. "Maafkan aku karena sudah berbicara kasar padamu kemarin."

"Tidak apa. Sesekali kau harus melakukan itu agar aku tidak ragu." Johnny menggapai tangan kanan Jaehyun, menggenggamnya dengan kedua tangannya.

"Kau ragu karena dia ibu kandungmu. Aku paham, maaf karena saat itu aku benar-benar tidak bisa berpikir jernih."

"Sudah, jangan meminta maaf. Aku memang harus melakukan itu, dan Mama juga harus mendapatkan apa yang ia lakukan."

Jaehyun menatap pintu ruangan Jaemin yang tertutup rapat. Jaemin lebih banyak diam, dan kedua orang tuanya pun tidak bisa melakukan apapun. Mereka belum menemukan cara untuk mendekati Jaemin. Walaupun saat bangun, Jaemin akan memanggil orang tuanya.

"Apa kita harus memakai pakaian penuh warna untuk mendekati Jaemin?" tanya Jaehyun.

Johnny mengerjap, dia jadi ingat kalau pria yang menyiksa Jaemin hanya mengenakan pakaian serba hitam.

"Berwarna gitu, terus ada gambar anak-anaknya. Jaemin suka dengan pakaian seperti itu, tapi dia jarang mau membelinya."

Johnny berkedip beberapa kali, "Apa kita juga harus mengecat rambut kita?"

Jaehyun mendongak, menatap suaminya. "Apa kita coba?"

"Kita akan coba saat Bunda dan Ayah ke sini."

Walaupun ada yang bertanggung jawab, Johnny tetap tidak tega meninggalkan Jaemin dengan orang-orang yang tidak ia kenal.

Jaehyun mengangguk, lalu dia bangkit. "Aku akan masuk," ujar Jaehyun. Dia dan Johnny hanya bisa mendekati Jaemin saat anak itu tertidur karena pengaruh obat.

Johnny mengangguk. Dia berjalan tepat di belakang Jaehyun. Masuk ke dalam ruang rawat Jaemin.

Jaehyun berdiri di sebelah ranjang Jaemin, tangannya yang bergetar menyentuh tangan mungil Jaemin. Masih ada perban yang menutupi luka-lukanya. Walaupun memar tidak tertutup perban.

Selama ini, Jaehyun selalu menjaga Jaemin agar tidak terluka. Jatuh tentu saja pernah, tapi tidak seperti ini. Melihat Jaemin yang mendapatkan banyak luka seperti ini, lebih menyakitkan dari pada saat Jaemin tumbuh gigi pertama kali.

Gumaman Jaemin memanggil nama orang tuanya terdengar saat Jaehyun menggenggam tangannya.

Lihat, anak itu bahkan menggenggam jari telunjuk Jaehyun seolah bisa melindunginya.

Sweet Home ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang