Bonus 2

3.1K 191 6
                                    

"Jaemin, ayo bertemu seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jaemin, ayo bertemu seseorang."

Jaemin mengernyit. Memandang pria seumurannya yang berdiri tidak jauh darinya.

"Ketemu siapa?"

"Ikut aja ayo, nanti kamu juga tau."

Jaemin akhirnya bangkit. Tangannya digandeng Renjun, mengajaknya untuk segera pergi. Jaemin mengendarai mobilnya dengan santai, di sebelahnya Renjun banyak bicara. Jaemin tentu saja menanggapi apa adanya.

"Sebenarnya siapa yang akan bertemu? Aku tidak ingat ada janji dengan seseorang saat libur seperti ini." Jaemin melirik orang yang memakai cincin yang sama dengannya di jari manis.

"Aku yang punya janji," Renjun nyengir. Dia mengulurkan tangannya untuk menyentuh lengan Jaemin, "Cuman bentar, kalau gak nyaman kita pulang."

Jaemin menghembuskan napasnya pelan. Dia menggenggam tangan kanan Renjun. Sedetik kemudian, dia mengernyit bingung.

"Kok gak nyaman? Kamu mau ngajak aku ketemu mantan kamu, ya?" tuduhnya yang malah membuat Renjun tertawa.

"Mantan apa, sih, mbul? Aku mana ada punya mantan, pacaran aja gak pernah."

"Ya siapa tau mantan pdktan atau apa gitu."

Renjun menggeleng, dia memainkan cincin yang tersemat di jari manis Jaemin. "Enggak, Jaemin, enggak. Aku gak pernah pdktan sama siapapun, walaupun yang deketin banyak."

Jaemin meliriknya sekilas, "Iya, ya. Kamu 'kan hatinya udah aku bawa duluan, makanya gak kecantol ke siapapun."

Alay, tapi nyata.

"Kayak kamu enggak aja." cibir Renjun dengan senyum tertahan.

Jaemin tertawa. Laju mobilnya memelan saat sudah sampai di parkiran sebuah cafe. Keduanya turun setelah mesin mobil mati. Jaemin menyimpan kunci mobilnya, memperhatikan cafe bergaya vintage berlantai 2.

"Ayo."

Jaemin melangkah mengikuti Renjun. Melirik seisi cafe yang cukup sepi. Mungkin karena bukan jam makan siang apalagi minat gaya vintage tidak terlalu banyak. Padahal menu yang disediakan bukan makanan lama, tapi menu-menu baru yang kekinian.

Setelah memesan dan mendapatkan nampan berisi pesanan tadi, keduanya naik ke lantai dua. Renjun mengedarkan pandangannya, mencari seseorang yang katanya sudah datang.

"Ayo," ajak Renjun saat dia sudah melihat orangnya.

Jaemin segera mengikutinya. Lagi. Renjun nih, kenapa aktif banget, sih? Padahal udah tua juga.

"Maaf, ya, lama." kata Renjun, dia meletakkan nampannya di atas meja. Jaemin mengikuti, menatap pria yang duduk sendiri di meja yang sama seperti mereka.

Dan saat pria itu mendongak, Jaemin terdiam. Alisnya mengerut, merasa tidak asing. Tapi, siapa?

"Nggak papa," balasnya dengan senyuman. Dia menatap Jaemin beberapa detik lalu kembali menatap ke Renjun.

Sweet Home ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang