Pertemuan

1.4K 162 8
                                    


Dibawah guyuran shower Bara meringkuk, sesekali dia meringis saat tetesan air dingin itu menetes diatas lukanya yang masih terbuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dibawah guyuran shower Bara meringkuk, sesekali dia meringis saat tetesan air dingin itu menetes diatas lukanya yang masih terbuka. Air matanya mengalir. Dia tidak peduli apakah asmanya akan kambuh jika dia terus berdiam dibawah shower seperti ini.

Dia lelah menanyakan apakah dia dicintai atau tidak.

Sialan, harusnya dia tidak pulang kerumah saat hari libur.




Tok tok,

Bara tersentak, saat mendengar ketukan dari pintu kamar mandinya.

"Sebentar" teriak Bara, suaranya gemetar.

"Kau bisa terlambat Bara" kata orang itu dengan lembut.




---------




Sangga menarik nafasnya dalam, matanya memejam. Diiringi dengan lagu yang terdengar dari telinganya. Sangga menenangkan dirinya dari hiruk pikuk riuhnya kelas pagi itu.

Sangga duduk di bangku paling belakang, dan sebelah bangkunya memang selalu kosong. Tapi bagi Sangga itu adalah surga baginya.

Mata sangga mengerjap menatap pada jendela disampingnya, tepatnya pada langit biru cerah disana. Sangga merasa lapang, segala hal yang terjadi dirumahnya akhir-akhir ini benar-benar mencekiknya.




Sangga tersentak saat ketenangannya terenggut, earphone yang dia gunakan dilepas begitu saja. Sangga menoleh cepat, kurang ajar siapa yang mengganggunya.

Beruntung umpatannya tertahan.

"Nih bekal lu" Jan Raka, abangnya berada tepat di hadapannya sambil menaruh kotak bekal di mejanya.

"Thanks bang" ucap Sangga pelan, dan menyampingkan kotak bekalnya.

"Kenapa sih lu gak bareng gue?"

Sangga hanya diam, dia sama sekali tidak berminat untuk menjawab. Dan Jan Raka paham, dia menghela napasnya.

"Nanti pulang bareng gue ya" ucapnya lagi.




Melihat sangga yang masih tidak mau menoleh padanya, membuat Jan Raka sedikit kesal.

"Sang, kalau orang ngomong tuh diliat" katanya sambil membalik pelan bahu Sangga

Bara BayuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang