Partikel I : Petunjuk Pertama

959 104 5
                                    

Jake melangkah menuju helikopter yang terparkir di helipad tepat di atap  mansion Erion

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jake melangkah menuju helikopter yang terparkir di helipad tepat di atap  mansion Erion. Jantungnya berdegup cemas, dia belum menghubungi Bara dan mulai hari ini dia tidak lagi bisa menghubungi bosnya itu.  Bagaimana bisa, alat komunikasinya dengan Bara disita oleh tuan Jonathan, agar dia bisa fokus dengan misi ini katanya. Beruntung, Jake berhasil mengirim pesan singkat pada Yaksa.

Jake mendecak sebal, bukan karena handphone yang diperuntukan khusus berkomunikasi dengan Bara disita. Dia dan Bara sudah mengalami hal yang lebih buruk dari ini. Tapi Jake sebal mengingat senyum licik di wajah Christ.







Seandainya Christ bertemu Bara bukan di misi ini. Christ pasti akan tau kalau Bara bisa jauh lebih licik. Bara, tuannya pada akhirnya selalu menang dengan strateginya. Tapi kali ini, Jake tau banyak keraguan di hati Bara. Hal yang membuat Jake cemas sekaligus lega. Setidaknya saat dia pergi Bara belum membunuh keluarganya sendiri. Jake harap begitu.

Satu langkah lagi dia menaiki helikopter itu, Jake menoleh pada rekan kerjanya yang bisa dia percaya.








"Jaga tuan Bara" ucapnya tegas, tapi mata Jake menyorot kecemasan.

"Tentu"

.
.
.


"Ngepain sih Jan?" Tanya Mahes "tumben udah bangun" katanya lagi.

Pagi itu Mahes terbangun dan hanya menemukan Sangga yang masih tertidur di sebelahnya. Mereka bertiga memang tidur bersama di kamar Jake semalam. Mahes menatap Jan Raka yang kini terduduk di lantai, tepat di depan pintu kamar Bara. Kakinya yang diselonjorkan membentang hingga mengenai pintu kamar.




"Bentar ka, lagi seru" ucapnya tanpa melihat ke arah Mahes.

Mahes hanya berdecak dan ikut duduk di samping adiknya "ayah semalem tidur di sofa ya? Kusut banget wajahnya"

"Kayanya bukan karena tidur di sofa deh ka" kata Jan Raka, kemudian senyum di wajah Jan Raka muncul, "mampus kalah" ucapnya lagi







"Si beruang udah ngadu, pasti bentar lagi ayah dimarahin induknya" gumam Jan Raka

Mahes tidak bisa menahan tawanya, tangannya buru-buru menutup mulutnya.








"Kira-kira ayah akan lakuin apa ka?" Tanya Jan Raka. Dia ingat semalam dia sempat melihat Mahes yang duduk berhadapan dengan ayah mereka di ruang tamu.

"Nyesel ngomong sama ayah, ayah besok akan ke sekolah Bara, sekalian ketemu sama kepala sekolah dan ketua yayasan" kata Mahes "ayah keras kepala banget, dia mau Bara homeschooling aja"

Jan Raka berdecak "bapak lu tuh"

Mahes meninju pelan bahu Jan "bapak lu juga"

.
.
.

Bara BayuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang