Genap

1.1K 141 13
                                    

"Kau ingin aku antar ke dalam?"

Bara tersentak, pandangannya  terlepas dari rumah besar dihadapannya. Mobil mereka sudah berhenti di halaman keluarga Jayendra yang luas.







Bara termenung, dia melihat sekelilingnya lagi. Ada bayangan aneh yang berputar di benaknya, yang membuatnya semakin pusing saat dia melihat kemegahan rumah Jayendra.






"Kenapa?" Tanya Jake lagi saat Bara memijat keningnya.

Bara hanya menggeleng "Kak Jake temenin ya"

Jake mengangguk, tangannya meraih bahu Bara. Namun Bara masih diam menatap rumah keluarga Jayendra.

Diamnya Bara membuat Jake khawatir. "Bara kau tau aku bisa membawa mu pergi, jika kau tidak mau menyelesaikan misi ini"


"dia bilang ini misi terakhir, dan aku dibesarin untuk misi ini" kata Bara tanpa melihat ke arah Jake "Mungkin aku cuma ragu, karena ini keluarga Sangga"









Pintu putih besar itu dengan cepat terbuka. Dengan langkah ragu Bara keluar dari mobilnya. Bara mengenali orang itu, Mahes. Orang yang menemani pak Yaksa saat bertemu dengannya di agensi. 

Bara mematung saat dirinya yang baru saja menginjakan kaki di depan pintu mobilnya itu langsung dipeluk erat oleh Mahes. Sangat erat hingga Bara bisa mendengar detak jantung laki-laki itu. Mahes mengelus lembut kepala Bara.











"Bayu"

Oh ya, Bara harus ingat karna dirumah ini namanya adalah Bayu. Tapi entah kenapa nama itu terdengar tidak asing untuknya.

Maaf Bayu, rapalnya dalam hati.




"Kakak kangen banget sama Bayu" ucap Mahes. Saat pelukan mereka terlepas, Bara bisa melihat dengan jelas air mata Mahes yang sudah mengalir deras.









Mahes melepas pelukannya, dia menggamit tangan Bara lembut "semua sudah nunggu kamu di dalam, ayah, bubu, Jan Raka.."

"Sangga?"

Mahes mengelus kepalanya "Sangga juga didalam"











Bara terdiam sebentar tepat di depan anak tangga yang menuju pintu utama rumah keluarga Jayendra. Bayangan aneh itu datang lagi, potongan acak yang memenuhi kepalanya. Bara merasa dia sudah pernah kesini sebelumnya. Bara pasti sudah gila, pikirnya.

Bara menoleh, melihat kak Jake yang masih berdiri di samping mobil. Seolah ingin memberikan waktu bagi keluarga itu untuk bersama Bara.









"Ayo Bara" ucap Mahes lembut,

Bara melangkah pelan dan memasuki pintu besar itu. Ruang tamu itu sangat luas. Bara menengadah menatap tangga besar yang agak melingkar.

Potongan bayangan aneh yang memenuhi kepalanya sejak tadi, malah semakin menjadi. Kini bayangan itu, juga menyesakan dadanya. Bara rasanya ingin menangis, ada perasaan rindu yang tidak dia mengerti memenuhi dadanya kini.

Bara BayuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang