Angel 313

1K 102 82
                                    

Catatan:

Semaleman aku gak bisa tidur, jadi yaudah edit-edit chapter ini. Bacanya besok ajaa, karena besok aku gak update yaa..

Selamat bersenang-senang buat yang besok ketemu TXT ❤️

And bad news, aku kayanya butuh tambahan 1-2 chapter. Gapapa ya?

See you




"Seperti yang ku katakan, Jake menyimpan data krusial, tuan"

Jonathan hanya berdeham menjawab Christ yang sedang menyetir. Jonathan duduk di kursi belakang, dia masih membalik tumpukan album dan dokumen yang dia ambil dari kabinet di rumah misi Bara dan Jake.

"Dokter Jacob Emanuel, orang tua Jake adalah dokter pribadi keluarga Erion" ucapnya "aku tidak menyangka kalau dia dan keluarganya akan mengkhianatiku seperti ini"



Tangan Jonathan mengangkat foto Bara kecil saat dia koma. Ada perasaan aneh yang merasuk hatinya, setiap kali dia mengingat keadaan Bara yang hampir mati saat itu.

"Beruntung aku mendapatkan data ini, sebelum Bara melihatnya" kata Jonathan lagi.

Pandangan Jonathan bergulir pada pemandangan diluar kaca jendelanya. Pohon pinus yang berjajar dan seragam. Memori Jonathan melayang pada kejadian sepuluh tahun lalu, keputusannya untuk menyelamatkan Bara tepat. Bara adalah kartu AS nya, senjata yang paling ampuh untuk menghancurkan Jayendra. Bukankah seperti itu, persis parasit yang bisa menghancurkan inangnya dari dalam.




Mata Jonathan memicing, saat langit senja dengan sinar keorenan mulai menyilaukan matanya "Jegal kepulangan Jake, buat dia tidak bisa kembali kesini" ucap Jonathan lagi "apapun caranya"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata Jonathan memicing, saat langit senja dengan sinar keorenan mulai menyilaukan matanya "Jegal kepulangan Jake, buat dia tidak bisa kembali kesini" ucap Jonathan lagi "apapun caranya"

Sudut bibir Christ terangkat, "baik Tuan" satu lagi batu sandungnya berhasil dia singkirkan.

Good bye, Jake. Batinnya.

.
.
.

Matahari sudah meninggi saat itu, menyisakan sinar keorenan terik di langit. Namun berbeda dengan keadaan di ruang kerja Jayendra. Tidak ada yang menyalakan lampu, atau membuka gorden. Sehingga ruangan itu agak gelap. Kedua anak kembar Jayendra masih saling memeluk, lebih tepatnya hanya Sangga yang terus menghimpit badannya dengan badan Bara. Bara hanya bisa berdiam pasrah.

Sangga membuka matanya pelan, akhirnya dia melepaskan pagutan kasarnya. Dan melepas kedua pergelangan tangan Bara yang sedari tadi dia cengkram kuat. Bara masih terisak pelan sambil meraup oksigen sebanyak yang dia bisa, begitu juga Sangga.




Sangga tau dia sudah keterlaluan kali ini. Dia mengingkari janjinya sendiri. Bahwa ciuman dengan Bara adalah yang terakhir saat di rumah sakit. Dan pada janjinya yang akan menjadi kakak kembar yang baik untuk Bara. Tapi saat ini, di otak Sangga tidak ada apapun selain Bara.

Bara BayuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang