Operasi Beruang imut -Photoshoot

926 95 16
                                    

Jauh dari pusat kota, seorang laki-laki menatap ke arah jendela besar. Matahari terbenam diluar sana meninggalkan sinar kemerahan yang menyorot matanya. Tapi dia tetap disana, menatap rindu pada langit.

Tanya, bisiknya.

"Ada yang bisa kau laporkan lagi, Christ"






Christ yang baru menutup pintu besar dibelakangnya menunduk hormat.

"Saya lihat tuan Bara masih menutup dirinya dari keluarga Jayendra, pak"

Jonathan tidak berbalik, dia hanya mendecak sebal.







Melihat reaksi dari tuannya, Christ menyunggingkan senyumnya. "Satu sisi, itu bagus, Yaksa sangat frustasi karenanya ditambah menghilangnya tuan Dario"

Jonathan berbalik, dia menyeringai pelan. Apapun itu, asal Yaksa menderita sudah cukup baginya.

"Itu laporan yang bagus, tapi tidak cukup. Bara harus segera mendapatkan dokumen perubahan kepemilikan Erion sebelum meeting besar" Jonathan kini melangkah ke arah bangku besarnya "untuk Dario tidak usah difikirkan, Bara yang akan membereskannya"





Tangan Jonathan menyilang di depan dadanya "saya juga butuh seseorang untuk mengecek Flint company" dia mengedip pada Christ "anakku Bara sedang tidak bisa memimpin seperti biasanya"

Anakku, Christ ingin mengejek.




Flint company, adalah salah satu kompetitor dari Erion company. Perusahaan produksi kimia dan obat itu tidak bisa dipandang remeh, saat menawarkan kerja sama. Tapi Jonathan harus selalu waspada.

Sudut bibir Christ terangkat, "kenapa kau tidak memerintahkan Jake memipin, tuanku?"






Jonathan kembali duduk ke bangku besarnya "Jake ya" Jonathan terlihat berpikir.

"Ya, dengan begitu, tuan Bara juga mau tidak mau akan tinggal dengan Jayendra"

Jari Jonathan mengetuk-ngetuk pelan, tanda bahwa dia sedang mempertimbangkan banyak hal. "Kau benar, aku akan memanggil Jake untuk menghadapku"

Christ menunduk dan tersenyum pelan.


.
.
.


"Selamat sore"

Sapa seorang security sigap meski sebelumnya dia sempat heran mengapa ada mobil hitam mewah. Seingatnya tidak ada jadwal kunjungan tamu penting hari ini. Dan tidak ada juga tamu penting yang datang selarut ini.





"Pak Yaksa?" Matanya terbelalak melihat direktur utamanya berada di kantornya malam itu. Security itu segera memberi kode pada atasan dan rekannya, bahwa bos besar mereka datang. Selanjutnya Dia dengan segera membantu membuka pintu mobil dan menghormat pada Yaksa.



.
.
.


"Bara mana?"

Juna yang sudah mengenakan outfit serba hitam untuk pemotretannya, menoleh ke sekelilingnya. Sesekali tangannya memutar-mutar topi yang dia pegang.

"Kayanya masih dimake up" Theo menjawab.






"Setelah foto sama Bara, kita boleh pulang kan?" Tanya Sakala yang entah sejak kapan berdiri  di sebelah Theo. Dan mereka paham, Sakala yang notabenenya adalah seorang yang introvert, pasti sangat menantikan kembali ke dormnya.

"Pengen cepet pulang, kasih makan dio" kata Sakala lagi, bahkan pikirannya sekarang sudah dipenuhi oleh landak peliharaannya.







Bara BayuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang