AWAL

1.4K 31 0
                                    

Gawat!

Mampus!

Sialan!

Gadis itu terus mengumpat kesal akibat kelalaiannya sendiri. Berlari dan terus berlari adalah satu-satunya cara sebelum monster kampus memasuki tempat keramat. Jangan sampai dirinya jadi tumbal persembahan lagi.

Akibat olahraga dadakan di siang hari membuat tubuh mengeluarkan keringat semakin banyak. Jantung pun tak mau kalah bersaing, sampai berdegup kencang melebihi batas normal per detik.

Akibat aktivitas berat disertai cuaca panas, tubuh kehilangan banyak ion. Kamu butuh minuman penambah ion.

Eh ralat, ini bukan sponsor yang didukung oleh minuman legend, bermodel kaktus pemakan manusia.

Ah sudahlah! Forget it.

Tak peduli sudah berapa orang di sepanjang tadi terus menyapanya, namun ia abaikan.

Drttt drttt

Astaga, di situasi darurat begini masih saja ada pengganggu. Beberapa menit sempat ia abaikan suara getaran dari kantong celananya. Namun ponsel dalam mode getar itu terus bergetar berulang kali menandakan si penelpon ingin menyampaikan kabar penting.

Dengan geramnya ia segera merampas ponselnya dari kantong celana dan berjalan agak santai supaya leluasa dalam mendengarkan maksud si penelpon tak tau diri.

"Halo?"

"Aruna? Lo di mana? Lo nggak masuk kelas? Lo ketiduran lagi? Atau lo bolos lagi?"

"Gue lagi otw ke kelas, bego!"

"Cepetan atuh! Bentar lagi dosen gege masuk loh."

"Sabar la nyet!"

Gadis itu kembali berlari mengejar waktu beberapa detik tersisa. Sedikit lagi. Hanya tinggal belok ke lorong sebelah kanan, maka terpampang lah keberadaan kelasnya.

"Haduh ini siapa sih yang mindahin kelasnya? Siapa yang bangun kampus ini? Siapa yang ngatur, hah? Kenapa dari tadi nggak sampai-sampai! Bentar lagi si jablay---"

CUP

Mmmmuuahhhh

Akibat kelalaian ronde kedua, dirinya berhasil menarik perhatian seluruh penghuni kampus hanya dalam satu detik. Entah ini sebuah anugerah atau kesialan, tapi...

DIA MENCIUM DOSENNYA WOIII

Dosen tampan dengan pakaian formal warna hitam dan di dadanya terdapat name tag bertuliskan LAY ZHANG

Pria itu terdiam di tempat akibat insiden barusan. Dirinya menahan sesuatu yang bergejolak, antara malu dan marah.

Gadis itu menutup mulutnya rapat-rapat, saking kagetnya. Bodoh sekali. Kenapa ia bisa seceroboh ini?

"Maaf pak, saya benar-benar nggak sengaja. Maaf pak. Maafkan kesalahan saya."

Pria itu masih diam, tapi rahangnya menggeram tanda ketidaksukaan pada gadis kurang ajar tersebut.

Gadis itu sungguh bingung harus bagaimana lagi. Ditambah ratusan saksi mata disana sedang membicarakan hal buruk tentangnya.

Ia langsung menundukkan badannya sebagai tanda maaf, semaaf maafnya.

"Saya mohon maaf, pak. Tolong maafkan kesalahan saya. Jangan hukum saya, pak. Saya punya tiga anak di rumah. Jadi tol---"

Lah, ke mana tuh orang? Cepat banget ilang?

LOVE YOU PAK DOSEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang