Aruna menjelajahi lorong kampus seorang diri diiringi rasa hampa dan rasanya pengen nampol anak orang. Ia juga berpikir, kenapa hari ini adalah hari paling sial dalam hidupnya.
Pertama, telat ke kampus. Ke-dua, cium dosen Lay serta disutradarai oleh satu penghuni kampus. Ke-tiga, dimarahin dosen Lay. Ke-empat, jidat dilempar spidol berkali-kali. Ke-lima, lagi boker diiringi suara emas cewek ondel-ondel. Ke-enam, punggungnya sengaja ditabrak si asu, dan yang terakhir, sahabatnya berkhianat meninggalkan dirinya seorang.
Entah di mana dan apa kabar dengan si Karina medusa, yang jelas ia sangat kesal terhadap kesialan di hidupnya sekarang.
"Gue ke loker aja deh. Siapa tau ada sumbangan nyasar, lumayan bisa beli kutang buat Karina." Aruna bergumam sambil berjalan letoy, bak orang tak punya semangat hidup.
Tinggal beberapa langkah lagi sampai di loker, di depan sana ada wanita berambut panjang terurai sedang berdiri membelakanginya. Dilihat dari belakang sih cantik, cuma belum tentu kalau dari depan.
Aruna sedikit mendongak mengukur tinggi antara dirinya dan wanita ini.
"Tinggi juga nih orang. Lady boy kali, yak?"Mencoba tidak peduli akan keberadaan wanita ini, Aruna lantas membuka loker pribadinya dan melihat ada sesuatu yang janggal.
"Apaan nih? Siapa yang ngasih gue beginian?"
"Aruna, aku duluan, ya?" wanita di sebelahnya pamit secara sopan. Suaranya cukup halus dibandingkan dengan Aruna. Dia mah kayak reog.
"Eh, iya kak. Hati-hati, ya." Aruna memperhatikan wanita itu sampai benar-benar hilang dari pandangannya. "Emang dia siapa sih? Kok bisa tau nama gue? Perasaan gue enggak pernah kenal si muka tepung sajiku."
Pikirannya kembali kepada barang ilegal nyasar di lokernya. Ya, di dalam sana ada kotak bento berisikan berbagai macam jenis makanan. Dari penampilan sih, keliatannya enak-enak semua. Tapi ia ragu mau dimakan apa enggak.
"Siapa yang ngirimin gue makanan enak gini? Wihh... sungguh tidak bisa dipercaya ini. Tidak tidak, tidak bisa." Aruna memperhatikan makanan tersebut dengan teliti. Takutnya ada apa dibalik apa. "Pasti makanan ini ada peletnya. Pasti gue mau diguna-guna nih. Pasti setelah makan ini, gue berubah jadi ceker ayam keriput. Halah, udah pasti lah itu. Fiks, enggak mau makan."
Aruna membuang bento itu ke tempat sampah tanpa rasa berdosa sedikitpun. Padahal kalau dijual, harganya ratusan ribu. Bento paket ulti, ada caviar sama emas yang bisa dimakan itu.
Baru saja mau menutup pintu lokernya, masih ada satu peninggalan lagi di dalam sana.
Sebuah surat.
Secarik kertas berwarna pink berhiaskan gambar bunga sakura, dibaluti tulisan rapi berisi kalimat penyemangat.
Hai:)
Selamat menikmati makanannya, ya.
Diawali dari tangan spesial, dibaluri bumbu spesial, diracik dari resep spesial, dan akhirnya sampai ke tangan orang spesial tersayang.
Semoga kamu suka, ya. Semoga lidah mu bisa merasakan ketulusan dari masakan ku. Semoga tenggorokan mu menelan sempurna makanan yang disertai kata-kata cinta ketika aku memasaknya. Semoga perutmu kenyang, hati mu jadi senang, dan semoga senyum manis senantiasa terukir di bibir mu.
Pengagum setia mu:)
"Iihh... Pasti ini mantra peletnya kan? Sudah ku duga, itu makanan ada guna-gunanya. Emang penghuni kampus di sini enggak ada yang waras."
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE YOU PAK DOSEN
Short StoryKebayang nggak sih kalau lo jadi istri DOSEN KILLER sejagat kampus? Dosen tampan rupawan dengan sejuta pesona, muka blasteran surga, plus tajir melintir. TAPI, kalau di kelas itu jurus andalannya adalah lempar spidol ke muka orang. Dan parahnya lagi...