"Kiw kiw...."
"Cukurukuk kukruk..."
Hah... Dedemit kampus dan biawak duda telah memasuki ruangan.
Jangan heran pada kedua orang bar-bar ini. Bawa tas yang kelihatannya berisi banyak buku, tapi nyatanya isinya adalah baju dan celana cadangan.
Untuk apa?
Ya, jawabannya adalah untuk menarik perhatian para gadis-gadis kampus. Karena baju pertama akan hilang wangi parfumnya, jadi perlengkapan yang mereka bawa sangat penting. Mereka tidak mau para gadis kecewa akibat penampilan tak kece.
Oh iya, di tas bagian paling depan adalah tempat khusus untuk menyimpan sisir, parfum, pomade, cermin dan pengharum mulut.
"Selamat siang neng Karina, neng Aruna." Cakra menyapa menggunakan gaya playboy kebanggaannya. "Loh? Neng Aruna duduk di pojokan lagi? Dah balik nyawanya, ya?"
"Kapok dia tuh dimarahin si gege. Semakin dia di depan, semakin sering kena lemparan maut," sahut Bagas sengaja menjahili Aruna. Dua orang ini sangat senang berbuat jahil biar nanti dipukuli sama Aruna yang tenaganya berasa kayak di kelonin bini tetangga.
"Untung yang semakin di depan itu janda berambut pirang, yee?"
"Yoi...."
Bagas dan Cakra duduk berhadapan guna menyambung tali persahabatan.
"Neng Karina?" panggil Cakra kepada orang depan. Entah apalagi tingkahnya setelah ini.
"Ngapa?"
"Lo janda kan?"
"CAPLANG PUKIMAK!!!"
BUGH!
Kepala Cakra sukses terkena lemparan kotak pensil berbahan dasar besi asli buatan bapaknya Karina. Langsung berasa efek sampingnya sampai mata Cakra membulat merasakan hasilnya. Efek pertama berasa pusing, nyeri, agak mendengung, agak panas, hingga lama-kelamaan membentuk sebuah bulatan yang biasa disebut benjolan.
"Gue kagak ikutan yee... Gue diem aja di mari. Sumpah dah." Bagas sengaja membela diri, cari aman. Bahkan ia mengembalikan kotak pensilnya ke pemiliknya.
"Mampus lo caplang! Rasain! Abis ini bokap lo pasti ganti nama lagi," bisik Bagas.
Cakra nyaris mencekik Bagas begitu menyadari dosennya sudah menampakkan diri.
"Selamat siang semuanya," sapa dosen yang cukup cantik bernama Ibu Yuna. Usianya 30 tahun belum menikah, belum punya pacar, belum punya gebetan. Tapi ini kata Bagas dan Cakra si hantunya biang gosip.
"Sudah siap kita mulai pelajarannya? Semuanya hadir, kan?"
"Semuanya hadir, tapi ada yang kosong bu," ucap Cakra.
"Apa itu yang kosong?" Bu Yuna mau-mau saja meladeni anak itu. Cukup gaul juga sih sama para mahasiswanya.
"Hati saya, bu. Sudah lama saya mencari penyempurna hati ini. Oh adinda sang pelipur lara. Dimanakah engkau berada? Apakah engkau yang berada di depan sana?"
"Alah modus!"
"Taek lo caplang!"
"Gue mau muntah, sumpah!"
"Jangan mau sama Cakra, bu. Asal usulnya nggak jelas itu!"
"Gebetan sama bapak saya aja, bu. Emak saya baru sehari nggak balik ke rumah!"
"Caplang anak tokek! Calon bini gue tuh woi!"
"Woi Cakra! Bangun, bang, bangun! Udah mau pergantian tahun!"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE YOU PAK DOSEN
Short StoryKebayang nggak sih kalau lo jadi istri DOSEN KILLER sejagat kampus? Dosen tampan rupawan dengan sejuta pesona, muka blasteran surga, plus tajir melintir. TAPI, kalau di kelas itu jurus andalannya adalah lempar spidol ke muka orang. Dan parahnya lagi...