"Bapake dosen...." panggil Aruna begitu manja sedang dalam rangkulan Lay.
"Iya, kenapa Aruna?"
"Jangan suruh aku bersihkan ruangan lagi ya... Aku capek, tangan ku sakit, badan ku pegal-pegal. Kalo kecapean kan bikin nggak fokus pelajaran."
"Ya sudah. Tapi kamu harus janji makin nurut sama saya. Jangan kabur lagi dari saya. Oke?"
"Oke! Abis ini aku boleh minta apa aja kan?" mata Aruna begitu berbinar saking senangnya dimanja, dituruti semua permintaannya.
"Boleh dong, istri tercinta." Lay sangat gemas sampai mengacak-acak surai lembut wangi khas strawberry. Sudah istrinya enak dipandang, wanginya pun enak dinikmati. Cukup Lay saja yang boleh merasakan semua yang ada pada Aruna.
Kali ini Lay dijajah habis oleh Aruna bak tahanan wajib mengikuti segala perintah serta aturan darinya. Lay sih oke-oke aja apapun perintahnya, bagaimana maunya, mau dibawa ke mana dan berapa lama ia diseret dalam buaian manja.
Slurp... slurp...
Suara minuman cup diujung kehabisan-nya tetap setia Aruna seruput tak peduli minumannya menyisakan es batu yang sudah hancur.
"Hm?" matanya menangkap sorot target berikutnya menandakan Lay harus bersiap mengeluarkan isi dompetnya. "Bapake, beli itu!" ia tunjuk lah mana yang seleranya inginkan.
Lay mengangguk setuju kembali mengabulkan permintaan istrinya yang kesekian kalinya. Entah sudah berapa jenis jajanan di sekitar sini Aruna jelajahi seraya mencicipi.
Seleranya jatuh kepada es kul-kul. Berbagai macam buah-buahan yang sudah dibekukan, kemudian akan dicelupkan ke coklat nan kental.
"Ayok, duduk sini pak dosen," ajak Aruna memerintahkan Lay segera duduk menghadap dirinya menyaksikan betapa hebatnya ia menghabiskan apa saja yang baru ia beli tadi.
Duduk mereka terhalang beberapa bungkus plastik jajanan, minuman serta berbagai jenis cemilan manis.
"Enak!" ungkap memberikan komentar saat menikmati makanan di tangannya. "Pak dosen mau coba?" tawarnya selagi sikap baiknya sedang kumat.
"Enggak. Kamu saja." Lay menolak tawaran tersebut dengan sopan, kemudian mengeluarkan tisu untuk membersihkan bibir istrinya.
Mata sipit pria itu sungguh menelisik memperhatikan betul-betul bagaimana gadis impiannya sejak lama ini tampak begitu ceria padahal pemberiannya ini belum seberapa.
"Aruna senang?" tanya Lay. Jujur, ia bingung di saat berduaan seperti ini, dirinya seakan sulit mengeluarkan kata sekedar basa-basi. Dikala sedang berjauhan, mulutnya terasa dipenuhi ribuan kata sanjungan ataupun ungkapan. Tiba di situasi begini, ia merasa gamblang.
Ternyata ada saatnya Lay berubah dan terjebak seperti orang bodoh. Ke mana ilmu serta pengalaman selama menginjakkan kaki di negeri orang luar?
Entahlah, Lay pun tidak tahu-menahu mengenai sebab dan akibat perbuatannya dahulu.
"Sebentar ya, saya mau beli minum." Lay sempatkan bibir tipisnya mencium punggung tangan istrinya yang saat ini belum dihiasi sebuah benda berbentuk lingkaran sebagai lambang pengikat dari suatu pernikahan.
Lay sangat cerdik mengambil kesempatan tanpa adanya penolakan. Untung saja Aruna begitu larut menikmati jajanannya hingga nyawa kewarasannya tidak berasa bahwa ia sedang disentuh melalui ciuman singkat.
Ya, tau sendiri lah Aruna ini memang sangat anti pada Lay.
Dari pandangannya sih, pria itu tidak terlalu jauh meninggalkannya untuk beberapa menit saja. Hanya sekitar dua puluh langkah di mana kaki Lay berpijak pada tujuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE YOU PAK DOSEN
Short StoryKebayang nggak sih kalau lo jadi istri DOSEN KILLER sejagat kampus? Dosen tampan rupawan dengan sejuta pesona, muka blasteran surga, plus tajir melintir. TAPI, kalau di kelas itu jurus andalannya adalah lempar spidol ke muka orang. Dan parahnya lagi...