NOSTALGIA 1

334 10 0
                                    

Flashback

Tiga mobil bermerek Bugatti terparkir di depan rumah sederhana dengan cat warna biru langit. Seorang pria paruh baya menjadi orang pertama yang tampak keluar dari mobil sembari menatap haru rumah penuh kesederhanaan tepat di depan matanya, lalu disusul wanita cantik berkulit putih yang masih awet muda di usianya dan berstatus sebagai ratu di hatinya.

"这是他的家?"
Zhè shì de jiā? (Ini rumahnya?)

Beberapa detik kemudian seorang pria muda berwajah tegas menyusulnya dari belakang. Pemuda itu benar-benar mewarisi replika wajahnya sewaktu muda.

"我的儿子,你确定这是他的家吗?"
de érzi, quèdìng zhè shì de jiā ma (putraku, apa kamu yakin ini rumahnya?)

"真的爸爸,我已经证实了。爸爸放心,我们不会出错的。快点."
Zhēn de bàba, yǐjīng zhèngshíle. Bàba fàngxīn, wǒmen huì chūcuò de. Kuài diǎn (Benar papa, saya sudah memastikannya. Papa tenang saja, kita tidak akan salah tujuan. Ayo.)

Mereka mulai memberanikan diri memasuki kawasan rumah tersebut walaupun ada sedikit keraguan. Semoga usahanya tidak menghianati hasilnya.

Suatu kebetulan pula rumah tersebut menunjukkan pintunya sedang terbuka lebar, seakan mereka memang sudah disambut. Sepertinya keberuntungan sedang berpihak kepada mereka. Di depan sana buktinya. Wajah seseorang yang sangat dirindukan mulai menunjukkan dirinya dan belum menyadari kedatangan mereka.

"Assalamu'alaikum."

Menyadari suara familiar mengalun di telinga, orang itu tampak terkejut dan terdiam selama beberapa detik. Rasanya bagaikan mimpi bisa melihat wajah yang puluhan tahun hilang dari pandangannya, namun suaranya masih sangat kuat dalam memorinya.

"Wa--- Wa'alaikumussalam. Fengying, sahabatku!"

Kedua pria tersebut sama-sama berlari ringan untuk menyambut sebuah pelukan kerinduan.

Hatinya ingin mengutarakan berjuta kalimat setelah puluhan tahun penantian. Namun saat ini hanya air mata yang bisa diutarakan.

"Irwan sobat lama ku. Aku sangat merindukanmu, kawan."

Bukan cuma mereka yang terbawa suasana terkait pertemuan sahabat sejati yang tak akan pernah mati. Seorang ibu dan anak itu pun tampak meneteskan air mata. Mereka bisa mengerti bagaimana rasanya dipisahkan oleh waktu dan dipertemukan kembali oleh restu Tuhan.

Pria bernama Irwan tersebut belum membalas perkataan sahabatnya dikarenakan masih syok dan masih tidak menyangka doanya selama ini akhirnya terkabul.

Irwan mulai melepas pelukannya dan diberi tepukan ringan di pundaknya oleh sahabat lamanya.

"Bagaimana kabar mu?" tanyanya.

Pria keturunan Tionghoa asli di depannya tersenyum hangat. "Kabar ku sangat baik, terutama setelah bertemu denganmu. Kamu sendiri bagaimana?"

Irwan sedikit menunduk. "Kabar ku kurang baik."

Senyum hangat yang tadinya terpancar, seketika berubah menjadi rasa khawatir. "Apa maksudmu kurang baik? Apa kamu sakit?"

Tiga kali anggukan diberikan sebagai jawabannya. "Satu paru-paru ku sudah mulai rusak. Sesak nafas ku sering kambuh dan baru-baru ini dokter menyatakan kalau aku menderita penyakit stroke ringan. Kemungkinan besar berakibat kematian kalau tidak ditangani. Dan aku setiap hari aku berdoa semoga aku bertemu denganmu sebelum kematian menjemput ku."

LOVE YOU PAK DOSEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang