UNTUK KAMU

202 9 4
                                    

"Assalamu'alaikum," ucap salam Aruna ketika masuk ke apartemen.

Supir taksi online suruhan Lay tadi adalah penyelamat baginya. Pria berumur sekitar lima puluhan menjalankan amanah dari Lay mulai dari menjemput sampai mengantarnya ke apartemen kediamannya.

Jujur saja, Aruna sama sekali tak tau cara menggunakan lift yang sangat ia takuti jika sudah mendengar namanya saja. Ia takut salah pencet tombol hingga akhirnya mengalami trauma lebih mendalam. Jadi, pak supir tadi lah yang mengatur semuanya, sementara Aruna cukup diam.

Pelan-pelan, pak supir. Ya, begitulah istilah kekinian-nya.

Aruna merasa menjadi orang bego pura-pura kuat sih tadi pas di lift. Tau sendirilah alasannya.

"Aku pulang..." seru Aruna mengamati sekitaran mencari penghuni kedua tempat ini. Ia yakin Lay sudah pulang.

"Hai. Selamat datang Aruna."

Tuh kan bener. Dugaan Aruna memang tak meleset. Lay sudah lebih dulu pulang dan langsung menyambut kedatangannya.

Terjadilah kebiasaan favorit Lay. Ia elus pipi istrinya sejenak sepenuh hati, lalu berjongkok membantu istrinya melepaskan sepatu yang dikenakan.

"Bagaimana kuliahnya? Apa belajarnya menyenangkan?" tanya Lay.

Aruna menunduk memperhatikan Lay begitu hati-hati menyentuh kakinya membukakan sepatu miliknya. "Bapak sakit?"

"Tidak."

"Trus kenapa tadi nggak ngajar? Aku kaget loh pas dosen lain masuk ke kelas, bilangnya gantiin tugas bapak padahal tadi pagi bapak datang ke kampus barengan sama aku."

"...."

"Pak dosen! Jawab! Apa alasannya?"

Lay masih bungkam enggan memberikan jawaban. Ia ganti alas kaki Aruna menggunakan sandal rumahan warna pink bergambar kelinci.

"Ayo, saya punya kejutan untuk kamu." Lay menggiring Aruna mengikuti langkahnya menuju kamar.

Tindakan ini membuat Aruna penasaran sekaligus kesal. Bukannya menjawab rasa penasarannya malah main bawa aja ke ruang rebahan.

Terbukalah pintu kamar dan disusul kedua insan ini memasuki kawasan utama tempat pemberian kejutan.

"HAGH!" Aruna spontan mengatupkan tangannya di bibir begitu kejutan misteri terbongkar.

"AAAAAAAAAA....." Aruna kemudian menjerit histeris saking bahagianya.

"BONEKA DORAEMON WARNA PINK!!!" langsung saja ia berlari menerjang benda idamannya yang sudah duduk manis di atas kasur menunggu pemiliknya datang.

"Ihhhh lucu banget! Gemes! Gemes! Gemes!" Aruna memeluk dua boneka Doraemon ukuran jumbo, bahkan jauh lebih besar daripada ukuran tubuh mungil gadis itu.

Lay membelikan dua boneka khusus untuk istri tercintanya. Satu boneka sedang memegang lonceng emas dan satu lagi sedang memegang kue dorayaki, kue kesukaan karakter itu sendiri.

Jari-jari kecil Aruna memainkan lonceng yang dipegang Doraemon hingga menyajikan bunyi khas lonceng.

Lonceng cinta Lay.

"Muah! Muah! Iiiiiiii.... Gemoyyy...." Aruna memberi kecupan pada kedua boneka miliknya sambil mencubit gemas, diunyel-unyel, terus dipeluk sayang.

Sementara Lay begitu setia melihat tingkah istri bocilnya begitu senang atas hadiah pemberiannya. Tak sia-sia perjuangannya demi membahagiakan si pujaan hati. Aura kebahagiaan istrinya seakan terbagi padanya merasakan desiran penenang pembawa kenyamanan.

LOVE YOU PAK DOSEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang