038

10.8K 801 24
                                    

WARNING ⚠️

TIDAK ADA SANGKUT PAUT DENGAN KEHIDUPAN NYATA, MAU ITU SIFAT, KARAKTER ATAU TOKOH DALAM CERITA.

MENGANDUNG KATA-KATA KASAR DAN TAK SOPAN, KEKERASAN DAN LINGKUNGAN BXB.

BAGI KAMU HOMOPHOBIC ATAU¢ TOXICPHOBIC, TOLONG JANGAN DIBACA.

***

“ughh..”

“Haechan..?”

Haechan yang mendengar suara itu pun juga merasakan pelukan erat dari seseorang.

“kamu gakpapa? ada yang sakit?”

Haechan kini menatap seseorang yang memeluknya, itu Mark. “aku kenapa?”

Mark mengelus wajah si manis “kamu pingsan dari kemarin malem..”

“sekarang jam berapa?”

“udah jam 9 malem.”

Haechan sedikit terkejut “Jeno sama Jaemin mana?” tanya Haechan saat mengingat kejadian itu.

Mark mendadak bingung “Jeno sama Jaemin? gak tau, dirumah nya kali. Kenapa?”

Haechan sontak menghela nafasnya, mimpi ternyata. "aku minta maaf.. aku gak tau kalau kamu kemarin belum makan sama sekali, eh aku nya malah bikin kamu kecapean..”

Si manis segera memeluk lelaki itu “gak apa-apa..”

“tapi aku ngerasa bersalah..”

Haechan kini berada dipangkuan Mark dengan menghadap kesamping, yang dipangku hanya bisa memeluk si manis dan menatap sedih “aku gapapa Malk.. tapi aku pengen cerita.”

“cerita apa? mending makan dulu yuk?”

Haechan menggeleng “aku mau nya cerita..”

“bentar aja.”

Haechan mengangguk “aku mimpi tentang kita, sama Jaemin Jeno juga.”

Mulailah Haechan bercerita dari mereka terbangun, Jeno Jaemin berada dicafe bersama salah satu kawan nya, hingga berakhir naas dan pergi.

Mark tersenyum, lalu mengecup lama bibir hati milik si manis. “itu mimpi, kamu gak perlu takut dan nangis lagi.”

“aku cuma takut kalau itu–”

“sttt, sayang... udah ya? gak bakal terjadi apa-apa kalau kamu percaya sama keajaiban Tuhan dan dunia. Sekarang kita makan ya?”

Haechan yang mendengar hanya mengangguk mengiyakan ucapan Mark.

Mark melepaskan pelukan itu dan menangkup wajah Haechan “cuci muka dulu ya, habis itu makan..”

Haechan hanya mengangguk, membiarkan Mark menggendong dirinya menuju ke kamar mandi.

Sementara itu, Jeno yang berada didapur kini sedang membuat secangkir kopi dan satu gelas susu.

Sedari tadi ia asik mengaduk-aduk kopi nya, tanpa sadar dirinya melamun entah memikirkan apa.

Namun, sebuah tangan yang melingkar dipinggang nya berhasil membuat nya sadar.

Itu Jaemin.

“jangan melamun, susu sama kopinya jadi dingin itu...”

Jeno hanya tersenyum, membiarkan Jaemin memeluk nya sementara dirinya meletakkan sendok kecil bekas pengaduk susu dan kopi itu.

Kedua tangan nya melepaskan pelukan Jaemin dan menariknya untuk menghadap dirinya “minum susu nya, habis itu tidur..” ucap Jeno sebari meminum kopi nya sedikit demi sedikit.

Bukan nya melakukan apa yang disuruh Jeno, Jaemin malah menatapnya.

“kenapa?”

Jaemin tak menjawab, melainkan matanya kini mulai berkaca-kaca, ingin meneteskan air mata nya.

Jeno menghela nafasnya, meletakkan cangkir kopinya lalu memeluk si manis “kenapa, nana?”

Jaemin mulai menangis, menangis deras dengan alunan isakan nya. “aku.. hiks, minta maaf..”

Jeno mengusap air mata itu di pipi Jaemin, lalu mengecup kedua mata Jaemin yang tampak memerah “minta maaf buat?”

Jaemin sesegukan, tangan nya masih melingkar dipinggang Jeno “hiks.. Nono, ayo kita, hiks.. kita perbaikin dari awal hubungan ini..”

“aku, hiks.. janji bakal sayang ke kamu aja.. hiks, aku janji bakal cinta ke kamu aja Jenooo...” ucap Jaemin sebari dirinya memelas diakhir kalimat nya, dirinya benar-benar tidak ingin ada masalah lagi.

Jeno hanya diam, membiarkan Jaemin mengeluarkan semua nya. Tangan nya juga saat ini masih mengelus-elus punggung belakang Jaemin.

“Aku.. aku mau sama kamu aja, aku mau hidup bareng sama kamu, gak mau sama yang lain Jeno..”

“aku minta maaff... hiks.. Nonoo”

Jeno menatap lekat lelaki yang sedang menangis deras ini, tangan nya masih setia mengelus punggung belakang Jaemin berusaha menenangkan nya.

“serius..?”

Mendengar sahutan dari Jeno membuat Jaemin kembali mendongak dengan isakan nya “heumm! aku sanggup.. hiks, dimarahin sama ayah papa! yang penting kitaa baikan kaya dulu terus nikah...” ucapnya.

Jeno dengan tak sabaran langsung melahap bibir Jaemin, tak lembut tak kasar, ia sedikit tergesa-gesa melumat bibir bawah bibir atas milik Jaemin.

Jaemin dengan senang hati membalas ciuman itu hingga berakhir.

Jeno tatap wajah Jaemin lalu mengecup kening pria itu lama “besok kita ke rumah ya..”

Mendengar jawaban dari Jeno, Jaemin tersenyum lebar dan langsung memeluk sang kekasih.

BE AMOURE - MARKHYUCK ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang