039

13.3K 748 19
                                    

WARNING ⚠️

TIDAK ADA SANGKUT PAUT DENGAN KEHIDUPAN NYATA, MAU ITU SIFAT, KARAKTER ATAU TOKOH DALAM CERITA.

MENGANDUNG KATA-KATA KASAR DAN TAK SOPAN, KEKERASAN DAN LINGKUNGAN BXB.

BAGI KAMU HOMOPHOBIC ATAU TOXICPHOBIC, TOLONG JANGAN DIBACA.

***

“sekarang, kalian berdua sah menjadi pasangan suami istri.”

Sorak-sorakan terdengar nyaring ditempat itu, bahkan dengan gembira memotret beberapa kali acara tersebut.

Iya, ini pernikahan Jeno dan Jaemin.

Setelah melewati beberapa rintangan yang sudah pasti beberapa pukulan dari sang ayah, ayah mertua, kekecewaan pada keluarga hingga masalah percintaan, Jeno dan Jaemin benar-benar melangkah pada rintangan itu.

Perihal cinta entah segi apa itu, sekarang yang ada dalam benak nya adalah keluarga yang akan mereka ciptakan nanti setelah lahirnya bayi yang ada diperut Jaemin.

“kita bakal bahagiakan, Jeno?”

Jeno yang sedari tadi memberikan senyuman pada beberapa tamu pun mengalihkan pandangannya pada Jaemin.

Dirinya tersenyum, mengecup bibir Jaemin sedikit lama lalu kembali menatap si manis.

“kita buat keluarga harmonis, ya sayang?”

Jaemin tersenyum lalu mengangguk “Jeno, makasih..”

Bukannya menjawab, Jeno kembali mengecup bibir itu dan tersenyum.

“Jeno, Jaem.”

Kedua pengantin baru itu menoleh, ah ternyata Mark dan Haechan.

“selamat.” Mark memberikan jabatan pada Jeno lalu memeluknya, begitu juga Haechan dan Jaemin yang berpelukan.

Sedikit canggung pada hubungan mereka setelah terjadi beberapa masalah. “bahagia terus ya...”

Jaemin tersenyum lalu mengangguk “echan juga ya..”

“kita masih bisa temenan kan..?”

Keadaan tiba-tiba hening setelah Haechan berucap seperti itu “kita kan emang temenan sampe sekarang.”

Haechan kemudian tersenyum lalu tertawa bersama Jaemin yang baru saja berucap seperti itu.

Namun setelah merasa keadaan mereka terbilang akrab tak canggung lagi, Haechan merasa mual.

Tidak, ini bukan pertama kali nya ia mual hari ini.

Sudah sejak semalam ia mual tak pusing mendadak. “Mark, Jen, Jaem. Aku ke toilet dulu ya.”

“mau ak– Haechan!” Belum sempat Mark berbicara, Haechan lebih dulu melangkah ke arah toilet meninggalkan mereka bertiga.

“lagi kebelet mungkin Mark.” Mark hanya mengindikkan bahunya dan melanjutkan pembicaraan mereka.

Sedangkan Haechan, dirinya berada disalah satu toilet gedung itu. Dengan tangan kirinya memegang satu benda yang dari kemarin ia simpan dan selalu ia bawa.

BE AMOURE - MARKHYUCK ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang