014

16.7K 1.4K 5
                                    

WARNING ⚠️

TIDAK ADA SANGKUT PAUT DENGAN KEHIDUPAN NYATA, MAU ITU SIFAT, KARAKTER ATAU TOKOH DALAM CERITA.

MENGANDUNG KATA-KATA KASAR DAN TAK SOPAN, KEKERASAN DAN LINGKUNGAN BXB.

BAGI KAMU HOMOPHOBIC ATAU TOXICPHOBIC, TOLONG JANGAN DIBACA.

***

TIN! TIN

Suara klakson itu berbunyi kala Haechan melangkahkan kakinya ingin menduduki kursi yang berada di halte bus dekat sekolah nya itu.

Haechan menatap lelaki tersebut, itu Mark.

Mark keluar dari mobil nya, dan mendekati Haechan yang sudah mendaratkan bokong nya ke kursi tunggu itu.

“pulang bareng, ayo?” tawar Mark sambil menjulurkan tangan nya ke lelaki yang sangat jauh warna kulit itu dari miliknya, seolah pangeran ingin menggandeng tangan sang putri.

Haechan menggeleng “aku bisa pulang sendiri, kak. Terimakasih tawaran nya.” ujar Haechan sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

“gue pengen pulang bareng sama lo, Chan.” lirih Mark sedikit memelas membuat dirinya terkejut akan hal itu.

Mark yang melihat wajah Haechan yang terkejut segera mengubah ekspresi wajahnya menjadi datar.

“ga, maksud gue anu, yaa..” Mark menjeda ucapannya membuat Haechan menaikkan alisnya sebelah “anu, gue cuma mau tau rumah lo kok.”  ujar nya saat sadar melihat kebingungan Haechan

Haechan menganggukkan kepalanya, sebenarnya ia bisa saja ikut, anggap saja untung nya untuk menghemat uang. Tapi, bagaimana dengan alamat nya? Mark mengetahui rumah nya, ya karna itu juga rumah Hendery.

Ah ya, Haechan akan meminta Mark mengantarkan nya dekat gang kecil jalan pintas untuk kerumah nya saja. Itu lebih baik, dari pada menolak Mark yang sedari tadi memohon.

“chan?”

Lamunan Haechan buyar, ia langsung menatap Mark yang menatapnya dengan tatapan... euhh, memabukkan dan sangat tampan pria yang dihadapi nya kini.

“yaudah deh.” Mark tersenyum tipis sangat tipis, mungkin hanya dirinya dan Tuhan yang tahu.

Mark segera membukakan pintu mobilnya untuk Haechan yang tanpa sengaja membuat rona dipipi nya.

***

“makasih ya kak” ujar Haechan kepada Mark sebelum keluar dari mobil tersebut.

Mark mengangguk “besok gue jemput.” ujar Mark dari kaca jendela saat Haechan sudah berhasil keluar dari mobil itu

belum sempat Haechan menolak, kaca jendela itu sudah tertutup dan mulai berjalan meninggalkan nya sendiri di gang kecil itu.

“kok maksa.” Haechan berdecak dan melangkah pergi dari sana.

Sesekali dirinya bernyanyi dan bersiul membiarkan angin menerpa nya dan burung-burung yang berterbangan.

tak terasa sudah hampir 10 menit, dirinya kini sudah berada dirumah nya.

“aku pulang.” ujar Haechan sedikit berteriak

“ketinggalan bus lagi?” suara itu berasal dari ruang tamu, tepatnya di sofa yang sudah diduduki oleh lelaki menyebalkan.

Hendery.

Haechan menggeleng tak ikhlas dan ingin pergi meninggalkan sang kakak ke kamar nya

Hendery mengerutkan keningnya, dengan singgap dirinya menyela sebelum Haechan menaiki tangga “loh, terus? ga biasanya pulang jam segini, biasanya juga pulang lebih dulu dari gue.” ujar nya panjang

Haechan menurunkan bahunya lemas “diantar mark, ga mungkin kan aku minta anter dia sampe sini?” jawab Haechan dengan wajah kesalnya, terlebih lagi suara tawa Hendery menggelegar dirumah itu

“HAHAHA, PANTESAN TADI PULANG DULUAN DIA.” ucap Hendery nyaring dengan tawa nya tak perduli dengan wajah kesal dari Haechan

“diem!” Haechan ancang-ancang ingin melempar tas nya, tapi tetap saja Hendery tertawa sambil menepuk-nepuk paha nya.

Hendery mengusap matanya dan menetralkan tawanya “hal langka aja sih, bear. Ga biasanya Mark nganter orang, apa lagi modelan kaya lo yang lagi mode Haechan. Mark itu orang nya pilih-pilih.” ujar Hendery sambil menunjuk Haechan

Sebenarnya dirinya sedikit cemburu, Haechan sama sekali tak pernah menerima ajakan nya untuk pulang atau berangkat bersama, tapi kenapa Mark semudah itu?

Haechan mengepalkan tangannya “kenapa kalau aku mode Haechan, Hah?!” ujar nya sambil ikut-ikutan menunjuk Hendery

Hendery menggeleng cepat “engga, bear. Udah sana gih mandi, habis itu masak. Gue laper, Mae sama Dad lagi pergi acara.” sahut nya santai sambil mengganti channel tv.

Haechan menghela nafasnya kasar dan menghentakkan kaki nya menaiki tangga mencoba membiarkan kekehan dari Hyung nya itu.

Setelah memastikan bahwa Haechan sudah memasuki kamar, segera Hendery bersumpah serapah.

“Mark asu, kok bisa sih?!” guman Hendery sedikit nyaring, bahkan dirinya sudah mengirimi kata-kata mutiara kepada Mark.

yang dikirimi pesan seperti itu kebingungan.

“Hendery ga waras.” gumam Mark

BE AMOURE - MARKHYUCK ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang