019

17.7K 1.3K 4
                                    

WARNING ⚠️

TIDAK ADA SANGKUT PAUT DENGAN KEHIDUPAN NYATA, MAU ITU SIFAT, KARAKTER ATAU TOKOH DALAM CERITA.

MENGANDUNG KATA-KATA KASAR DAN TAK SOPAN, KEKERASAN DAN LINGKUNGAN BXB.

BAGI KAMU HOMOPHOBIC ATAU TOXICPHOBIC, TOLONG JANGAN DIBACA.

***

Haechan, bangun.” Hendery membangunkan sang adik yang tertidur dikasur milik nya di basecamp.

“eugh..” Haechan merenggangkan kedua tangan nya dan menguap kecil membuat Hendery mengusak rambutnya gemas.

“cuci muka, habis itu makan malam” ujar nya sambil melangkah ingin pergi namun tertahan.

“loh, mae sama daddy nanti nyariin. Kita makan dirumah aja, kak” sahut Haechan

Hendery menatap sang adik dan tersenyum “mae sama daddy lagi diluar kota 2 hari, kita disuruh nginep juga disini supaya kamu ada yang jagain. Kakak yang pasti jarang dirumah, jadinya ga bisa jagain kamu. Emang kamu pengen diculik beruang besar?” ucap Hendery panjang sambil menaik-naik kan alisnya sebelah kanan.

Haechan mencibir “aku bukan anak kecil, Kak! udah ah sana!” Haechan mendorong sang kakak yang sudah tertawa kencang, segara dirinya ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya.

Haechan melangkah keluar kamar menuju dapur yang sudah dikumpuli beberapa lelaki, yang pastinya disana ada Hendery, Mark, Guanlin, Juyeon, Minho, Jeno, Hyunjin, dan Lucas. Disana ada beberapa lelaki yang sama sekali tak ia kenal.

Tapi... satu yang dirinya tatap dengan serius. Ia sungguh mengenali satu lelaki yang sedang bersandar dimeja pantry.

Lelaki itu, yang melecehkan nya waktu itu.

“Haechan, sini!” panggil Jeno sambil mengayuhkan tangan nya seolah menyuruh Haechan mendekat.

Haechan menggeleng dan mundur membuat yang lain menatapnya bingung dan khawatir saat melihat tubuh Haechan bergetar.

Iya, Haechan sedikit takut dengan lelaki yang menatapnya juga dengan tatapan panik.

Mingyu.

Mark melirik Mingyu dengan tajam, segera ia menghampiri Haechan dan memeluknya.

“udah, gapapa. Gue tau kok, jangan takut ya?” ujar Mark sambil mengelus kepala si manis dengan lembut.

Haechan mendongak “dia orang nya..” lirih si manis dengan menunjuk Mingyu.

Yang ditunjuk tentu semakin panik, terlebih lagi Hendery sudah menatapnya tajam.

“k-kenapa??” tanya Mingyu sebari menatap kawanan nya satu persatu.

Bukan nya menjawab, Hendery malah memukuli Mingyu membuat beberapa pekikan dari kawanan nya itu. Hendery memukuli lelaki itu dengan ganas.

“bro, udah” Guanlin menghalangi keduanya yang masih tak henti-hentinya. Bahkan wajah Mingyu kini sudah terluka.

“lo pergi.” usir Guanlin tanpa menatap Mingyu.

“bangsat! lo pada kenapa sih?” tanya Mingyu kesal sebari berdiri tertatih.

Mark tersenyum remeh “lupa kejadian 2 tahun lalu, gyu?” Mingyu sontak terdiam membeku

“keluar, nama lo udah ga ada di nama anggota.” usir Mark “Jen, bawain makanan gue sama Haechan dikamar.” Mark segera meninggalkan ruang itu dengan Haechan yang berada digendongan nya.

“Sialan lo, pergi!” Hendery mengusir Mingyu dengan tatapan nya yang uh~ tajam sekali.

Mingyu hanya berdecih dan berjalan tertatih-tatih keluar dari basecamp itu. Segeralah Minho bersuara.

“lain kali jangan gitu, Hen. Anak orang kaya pengen mati itu” ujar nya mendapatkan delikan dari Hendery

“sabodo, dia yang mati kok gue yang ribet.”

***

“Mark?” Jeno masuk kedalam kamar Mark yang langsung disuguhi pemandangan mesra dari keduanya.

Jeno berdecak dan menghampiri dua lelaki itu yang menatap nya, segera dirinya meletakan nampan yang berisi 2 porsi makanan untuk Haechan dan Mark.

“Thanks.” Jeno hanya berdehem dan pergi meninggalkan kedua orang itu, tak lupa menutup pintunya.

“Makan dulu yuk, udahan takutnya.” ujar Mark sambil mendudukan Haechan di kasur lalu menyodorkan makanan kepada Haechan.

Haechan hanya mengangguk tak berniat bersuara, segera lah dirinya makan sesekali menatap Mark yang juga melirik nya.

“kenapa peduli sama aku, kak?” tanya Haechan tiba-tiba memecahkan keheningan.

Mark yang tadi nya ingin menyuapkan makanan nya lantas terhenti. Segera ia menatap Haechan yang menatapnya penuh kebingungan.

Mark menghela nafasnya, menaruh kedua piring yang berisi makanan itu ke nakas dan mengubah duduknya menjadi menghadap Haechan.

“dari awal, gue ga tau kenapa pelukan lo waktu itu nyaman. Dan niat gue, gue pengen deketin lo, buat mastiin perasaan gue. Tapi ternyata emang bener, gue emang lagi jatuh cinta, dan cinta itu ternyata jatuh ke elo, Chan...”

Mark menatap dalam Haechan, ucapan nya semua memang benar. Niatnya ingin mendekati lelaki manis ini yang pada niat awalnya ingin ia ajak berkeliling kota atau hal apapun tentang 'date' akan Mark lakukan, tapi takdir berkata lain. Mark belum bisa melakukan hal itu karna masalah kemarin.

Haechan tatap kedua mata tajam itu yang tampak menyendu. Namun, hatinya tersentuh kala mendengar ucapan Mark dan mata yang tak ada kebohongan satu pun yang tertampak.

Mark tersenyum lebar kala melihat Haechan yang tersenyum dengan mata binar nya itu, segera ia tarik Haechan untuk dipeluknya dan berkata.

“secepatnya gue bikin lo jatuh cinta, sama gue.” Mark mengeratkan pelukannya dan menatap pintu yang terbuka sedikit dibelakang Haechan, disana ada Hendery.

Iya tersenyum dan mengangguk kecil kala Hendery memberikan kode OK dengan tangan nya dan memberikan gempalan tangan yang artinya semangat.

Pintu itu tertutup, segera Mark menutup matanya membiarkan kepalanya dan dagunya bersandar di bahu Haechan yang juga memeluknya dengan erat.

“aku cinta kamu..”

tepat dilirihan itu Mark memejamkan matanya untuk tidur.

lirihan dari Mark, membuat mata Haechan berkaca-kaca, ia mengangguk dan mengeratkan pelukannya.

BE AMOURE - MARKHYUCK ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang