2.

12.2K 94 0
                                    

"Kenapa muka lo asem banget Bi?" tanya Lilo yang sedang menjemur pakaian.

"Ya gitu deh Mbak," ujar Enbi dengan wajah kusutnya.

Dia ingin bercerita pada Lilo mengenai Rafdi. Namun sepertinya Dia belum siap, akhirnya Dia memilih masuk ke kamar.

"Gue tadi masak Cah Kangkung sama Ikan kembung. Sana makan!" kedua mata Enbi berbinar saat mendengar ucapan Lilo.

Lilo memang tahu saja bagaimana cara memancing mood Enbi menjadi naik. Enbi bergegas lari ke kamar Lilo, mengambil piring dan makanan yang sudah dimasak Lilo.

Dengan cepat, Enbi memakan makanan Lilo. Enbi sangat bersyukur bisa satu kos dengan Lilo. Pasalnya, perempuan seusia Nadira itu selalu mencukupi kebutuhan perutnya selama Enbi miskin tak punya uang.

Lilo masuk ke dalam kamarnya. "Jadi kenapa wajah lo kesel?" tanya Lilo pada Enbi.

"Ketemu Rafdi," ujar Enbi.

Lilo mengernyit, "Hah. Dimana?"

"Di kantor. Dia jadi kepala editorku."

"Ya ampun! Sumpah Lo Bi?"

"Demi semvak Jungkook. Beneran Mbak."

"Ya ampun! Kok bisa sih?"

Kalau Lilo saja bertanya pada Enbi. Lalu, Enbi harus bertanya pada siapa?

"Terus lo gimana, Bi? Tu anak kan dendam banget sama Lo!" tanya Lilo.

Pasalnya, Enbi memang pernah bercerita pada Lilo. Kalau, Rafdi memang menyimpan dendam.

Flashback

Seminggu setelah putus.

Enbi sedang duduk sendirian di kursi gedung kuliahnya. Lalu, tiba - tiba ada segerombolan laki - laki yang duduk kursi sebelah barat Enbi.

"Jadi lo putus? Gila padahal baru dua bulan jadian loh," tanya salah satu dari mereka.

"Ya gimana. Dia nggak suka sama Gue sih. Gue kan bukan kriterianya kayak cowok korea yang dia suka."

"Cih! Sok kecakepan banget sih. Muka aja pas - pasan. Udah Raf cari yang lain aja. Cewek nggak cuma dia aja. Biarin dia pacaran sama cowok korea di dunia mimpi dia!"

Begitulah awal mula Rafdi merecoki hidup Enbi dengan segala mulut pedasnya. Sejak putus, Rafdi seolah membuat hidupnya tak tenang. Apalagi mereka kuliah di gedung yang sama. Meskipun mereka beda jurusan, Rafdi Bahasa Indonesia dan Enbi Bahasa Inggris, namun mereka selalu bertemu. Karena gedung kuliah mereka jadi satu dan mereka juga satu fakultas.

Kedendaman Rafdi berhenti setelah cowok itu lulus kuliah lebih cepat. Karena kepintaranya, Rafdi hanya menyelesaikan kuliahnya 3,5 tahun. Berbeda dengan Enbi yang bodoh, menyelesaikan kuliahnya selama 4 tahun.

"Ya ampun, Enbi. Jodoh emang nggak kemana ya!" ucap Lilo.

Enbi langsung mendelik. "Jodoh apaan sih Mbak? Malaikat maut iya!" jawab Enbi.

Hari pertama, mungkin Rafdi masih baik. Tidak tahu hari besoknya bagaimana dengan kehidupannya.

"Iya kan. Bayangin deh kalian udah lima tahun nggak ketemu terus tiba - tiba ketemu apa itu nggak jodoh namanya?" ucap Lilo.

●●●

"Permisi."

"Masuk."

Enbi menarik napas panjang lalu menghembuskannya. "Lo bisa Enbi," gumamnya dalam hati.

Gadis itu memegang knop pintu lalu memutarnya.

Cklek

Pintu terbuka.

Enbi Solo (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang