46.

1.7K 58 5
                                    

Acara pertunangan Ciani dan Rafdi berlangsung dengan aman. Sesuai ekspektasi Ciani, cukup meriah untuk ukuran acara pertunangan. Ada tenda kecil didepan rumahnya juga ada beberapa menu makan untuk teman-teman Ciani. Desain panggungnyapun tak main-main, sangat estetik dan kekinian. Tak heran karena Ciani itu cewek up to date dan harus selalu diperhatikan. Apalagi di akun instagram dan tiktok dia cukup populer dengan kecantikan dan gaya hidupnya.

Hanya saja, Ciani agak tak puas dengan ekspresi Rafdi sejak tadi sore. Sangat suram, bahkan senyum tipisnya saja tidak membantu menyelamatkan suasana. Untungya, keluarganya dan keluarga Rafdi cukup membantu mencairkan suasana. Selain itu, Ciani juga memanggil pengisi acara band untuk membuat suasana pertunangannya meriah. Kalau saja ia tak mengambil pengisi acara, pastilah semua tamu akan menyorot wajah suram Rafdi.

"Sayang, mau aku ambilin makan nggak?"

"Nggak usah panggil gue sayang! Jijik!" ketus Rafdi.

"Nggak usah melas gitu, muak gue liat sandiwara loe!" sindir Rafdi saat Ciani menampilkan wajah melas dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Kamu kok ngomong gitu sih Kak?" sahut Ciani dengan suara seraknya yang bersiap untuk menangis, mencari simpati dari keluarganya.

Rafdi berdecih melihat tingkah Ciani. Keduanya yang duduk ditempat agak jauh dengan tamu itu membuat Rafdi berani mengutarakan ucapannya. "Lo pikir dengan lo berhasil bikin kita tunangan, kita bisa bareng sampe nikah gitu? Jangan mimpi Ciani!" tegasnya yang membuat Ciani terkejut.

Sorot mata Rafdi menampakkan kebencian yang cukup dalam untuknya. Apalagi dari mulut Rafdi, entah kenapa Ciani merasa parno sendiri. Mungkin benar apa kata Rafdi, mereka baru tunangan dan belum sampai menikah.

"Kamu jangan macem-macem kak! Kita udah tunangan dan udah disaksiin keluarga sama teman-teman kita!" sahut Ciani yang membuat Rafdi tersenyum sinis.

"Ciani Ciani! Bahkan yang udah mau nikah h-2 nggak jadi nikah aja, ada. Apalagi kita yang baru tunangan! Dengar Ciani, kalau gue nggak bisa nikahin Enbi. Gue juga nggak akan mau nikah sama lo!"

Ciani mengepalkan kedua tangannya. Tentu saja dia tidak terima dengan ucapan Rafdi. Lihat saja nanti, dia akan mencari berbagai cara agar membuat Rafdi menikahinya. Karena memiliki Rafdi sudah menjadi impiannya sejak dia remaja. Bagaimana tidak? Rafdi itu tampan, pintar dan anak orang berada. Mana ada perempuan yang bisa menolak pesonanya? Apalagi di usianya yang masih muda, Rafdi mampu memiliki jabatan yang cukup tinggi di Rainbow.

Ciani menyilangkan kedua tangannya didepan dada. Dia tersenyum lebar. "Kita lihat aja kak. Aku janji bakal bikin kakak jatuh cinta lagi sama aku!" ujarnya penuh keyakinan.

Rafdi tersenyum mengejek. "Dengan cara apa? Dengan cara ngadu ke bunda lagi? Jangan mimpi Ciani! Sampai kapanpun gue cuma anggep lo itu adik! Nggak lebih! Harusnya yang lo nikahin itu bunda bukan gue Ciani!"

●●●●

"Huh, males banget pagi ini!"

"Udah, semangat aja Bi. Kita mulai awal yang baru!"

Enbi tersenyum mendapat ucapan semangat dari Nadira. Hari senin ini, sebenarnya ia malas berangkat kerja karena harus bertemu Rafdi dengan status barunya. Namun berkat Lilo, Nadira dan Kalvin yang menyemangatinya dia akhirnya memilih berangkat kerja. Meskipun hatinya masih hancur kalau ingat hubungannya dengan Rafdi tidak bisa diselamatkan lagi.

Sekarang mereka sedang didepan lobi untuk melakukan brifing pagi dihari Senin yang cerah namun tak secerah hati Enbi ini.

"Ya ampun Fil, gue masih nggak bisa move on tahu dari acara Ciani sama Rafdi kemarin."

"Iya, gue jadi iri tau. Padahal mereka keliahatan profesional di kantor, tau-tau tunangan aja. Gue yang dipacarin dari kemarin aja belum di tunangin."

Itu suara Filma dan Lupi yang berdiri didepan Enbi dan Nadira. Enbi menghela napas panjang. Bukan hanya Filma dan Lupi, bahkan hampir semua penghuni kantor ini sejak tadi topiknya pasti Rafdi dan Ciani.

Huh, muak banget rasanya!

"Padahal kan kemarin gosipnya tuh Rafdi deketin Enbi juga kan ya. Tapi tetep aja sih, kalau gue jadi Rafdi ya milih Ciani kemana-mana lah!"

Asem nih dua cewek sengaja banget ya nyindir gue?!

Karena posisi Filma dan Lupi yang berdiri didepannya. Tentu saja Enbi merasa tersindir. Apalagi dua cewek itu juga teman dekat Ciani yang dulu juga ikut menyindirnya saat gosip ia dekat dengan Rafdi merebak.

"Ekhem!" deham Nadira dengan suara agak keras.

"Kenapa Mbak Nadira? Sakit ya?" bukan Lupi dan Filma yang menoleh melainkan Hara.

"Keselek, kualat soalnya suka ngomongin orang!" sindir Nadira yang langsung membuat Enbi menipiskan bibirnya mencoba menahan tawa. Sedangkan Lupi dan Filma sontak menoleh ke Nadira.

"Aduh Mbak Nad, tobat kek. Ngomongin oranv terus perasaan," gurau Hara yang diikuti tawa Nadira.

"Ngomongin siapa sih mbak? Ikutan dong!" kening Enbi sampai berkerut, pasalnya Nadira itu menyindir Filma dan Lupi, lah ini malah yang sindir minta ikutan ghibah.

Nadira cengengesan jadinya sambil menatap minyak goreng Filma dan Lupi. "Adalah, ngomongin orang yang suka ngurusin percintaan orang lain," jawabnya.

"Ya gimana mbak habis ngomongin orang kalau lagi gabut tuh enak banget, biar nggak jadi patung," Enbi sampai melonge melihat tingkah Filma yang tidak peka sama sekali.

"Kalau kata gue sih, daripada ngurusin percintaan orang lain mending urusin percintaan diri sendiri dulu gitu Fil. Semisal kayak lo juga biar segera dinikahin Hafsah, hihi," Nadira memang pintar sekali kalau disuruh menyindir. Pasalnya raut wajah Filma sekarang langsung berubah suram.

"Huh, gue juga pengennya dinikahin cepet mbak. Tapi Hafsah nego mulu orangnya ah," curhat Filma.

Sindir menyindir yang awalnya diutarakan Nadira nyatanya malah jadi sesi curhat Filma sekarang.

"Fil, kalau kata gue mah cari yang lain aja. Nih liat gue sekarang, udah nikah punya anak satu setelah lepas dari janji manis si buaya Kalvin," jawab Nadira sambil tersenyum mengejek.

Filma menekukkan bibirnya. "Tapi sayang kalau ninggalin dia mbak," jawabnya.

Nadira menarik sudut bibirnya. Ia mendekatkan tubuhnya kearah Hara, Filma dan Lupi. "Lo harusnya nanya sahabat lo Fil."

"Hah? Nanya apaan?" tanya Filma dengan kening berkerut.

"Lo kudu berguru sama sahabat lo Ciani Fil. Siapa tahu lo bisa kayak dia, tunangan dengan cepat. Padahal lo tau sendirikan, gimana Rafdi kalau sama Ciani aja kayak apesih. Tapi tiba-tiba tunangan sama Rafdi," lanjut Nadira.

"Lah mereka kan backstreet kak!" kilah Lupi tidak terima sahabatnya dituduh yang tidak-tidak.

"Halah, ngakunya backstreet kok kemarin kata yang lain wajah Rafdi keliatan suram waktu tunangan sama Ciani!"

"Hmm, bener juga sih mbak."

●●●●

Eleh Ciani ciani


Enbi Solo (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang