Jam istirahat sudah tiba. Enbi dan teman-temannya sudah berada di kantin untuk menyantap makan siang. Hari ini ia gajian, jadi dia menggunakan gaji pertamanya untuk mentraktir Tori, Nadira dan Kalvin. Teman sekantor yang selama ini selalu baik padanya.
Saat keempat orang itu menikmati makan siang. Enbi dikejutkan dengan kedatangan mahluk yang ingin sekali dia basmi dimuka bumi ini.
"Woy Raf!" sapa Rafdi yang kini mengambil tempat duduk disamping Enbi. Karena posisinya sekarang, Enbi berada ditengah Nadira dan Rafdi. Sementara Kalvin sengaja diberi tempat duduk bersama Tori.
"Eh Rafdi, tumben duduk disini?" ujar Nadira sehalus mungkin, padahal dalam hatinya ingin sekali mendamparat Rafdi.
Kalau dulu, dia memang suka saat tahu Rafdi dan Enbi bersama. Namun setelah mendengar cerita Kalvin, Nadira menjadi kesal pada Rafdi.
"Iya, cari suasana baru," jawab Rafdi yang masih membuat Tori melongo. Karena hanya dirinya yang tidak tahu soal hubungan Enbi dan Rafdi dilingkaran ini.
"Loh nggak sama Ciani Raf?" pancing Nadira.
"Makan yang banyak Bi," keempat orang di meja itu langsung melongo saat Rafdi meletakkan paha ayam dipiring Enbi yang hanya berisi nasi rames itu.
"Uhuk uhuk.." Tori sampai tersedak.
"Pelan-pelan Tor," ujar Kalvin lalu menyodorkan es kopi pada Tori.
Selain Tori, Nadira juga terkejut dengan perlakuan Rafdi yang sangat berani.
Enbi mendengus kesal, sumpah ia tidak menyangka kalau Rafdi akan berbuat hal seperti ini. Padahal kemarin dia sudah menolak, namun cowok ini sepertinya bebal sekali. Dengan kesal, Enbi mengembalikan ayam itu kepiring Rafdi lagi.
"Nggak usah! Buat makan lo aja sana!"
"Uhuk.. uhukk.." Tori tersedak lagi saat mendengar panggilan Enbi yang memakai kata lo-gue. Pasalanya Rafdi itu atasan mereka. Mau seumran, tetap saja mereka harus sopan pada Rafdi.
"Ya ampun Tor! Sampai keluar hidung tuh air lo," tegur Nadira langsung menyerahkan tisu pada Tori.
Sumpah Tori malu sekali. Ia mengambil tisu Nadira lalu bangkit dari kursinya. "Gue ke toilet dulu Mbak," pamitnya.
"Ya."
"Jangan gitu dong sayang, makan yang banyak."
"Najis lo Raf!" hardik Nadira, namun Rafdi tidak peduli. Lagian Kalvin sudah bercerita kalau Nadira juga ikut mengintip dirinya dan Enbi saat berciuman.
Enbi juga tidak ambil pusing. Karena Kalvin juga sudah bercerita padanya.
"Apa sih Lo! Gue udah punya cowok ya! Nggak usah panggil gue sayang! Dasar gatel!" cibir Enbi lalu menyantap makananya.
"Heh apaan lo Bi? Lo pacaran sama siapa?" tanya Nadira penasaran.
Rafdi dengan senyum lebarnya menatap Nadira. "Ya gue lah Mbak Dira, siapa lagi kalau bukan gue?" ujarnya tanpa tahu malu.
Nadira merotasikan bola matanya malas. "Ngimpi lo dasar omes!" cibirnya.
Namun kali ini Rafdi bertekad untuk tidak baperan lagi. Alhasil dia hanya tersenyum saja saat dicibir oleh Nadira. Dan lagi, dia sudah bertekad akan mengejar Enbi secara ugal-ugalan.
Kalvin yang tahu tekad Rafdi hanya biasa saja. Bahkan ia memilih untuk menghabiskan makanannya sebelum jam makan siang habis.
"Raf lo apaan sih? Malu tahu diliat banyak orang! Entar mereka nyinyirin gue lagi!" protes Enbi.
Rafdi malah terkikik geli. "Hihi, kamu maunya gimana? Kita gopub?"
"Dasar nggak waras!" cibir Enbi yang membuat Enbi dan Nadira malah tertawa melihat kebucinan Rafdi. Baru kali ini dua orang itu melihat kebucinan Rafdi di kantor. Padahal saat dengan Ciani saja nggak begitu.
"Kamu yang bikin aku gila Baby! Kamu beneran harus tanggung jawab!"
"Tanggung jawab mata lo! Dasar babi!"
●●○●●
Seperti dugaan Enbi sebelumnya. Setelah kegilaan Rafdi tadi siang, akibatnya Enbi kini digosipkan dan disindir oleh antek-antek Ciani. Banyak yang tidak terima jika Rafdi mendekati Enbi. Pasalnya setahu mereka atasan mereka itu menjalin hubungan dengan Ciani. Akhirnya terciptalah gosip kalau Enbi merebut Rafdi dari Ciani.
Sekarang Enbi, Tori dan Kalvin berada di rooftop. Malam hari dengan udara segar namun cukup dingin. Malam ini tim novel mereka mengadakan pesti kecil untuk merayakan aplikasi rainbow novel yang sudah diunduh 100 juta lebih.
"Padahal cantikan Ciani jir. Jangan-jangan pakai pelet lagi," cibir Hara bersama Lupi dan Felani.
"Bukan pelet tapi udah diajak ngamar kali."
Enbi hanya diam saja mendengar cibiran itu. Tori mau melawan juga tidak berani karena dia masih tergolong baru. Hanya Kalvin yang sudah geram dengan cibiran yang dilontarkan teman-temannya pada Enbi. Kalau saja Nadira disini, pasti mereka sudah didamprat seperti siang tadi. Nadira selalu sigap membela Enbi. Sayangnya, kali ini Nadira harus absen karena harus pulang mengurus anak dan suaminya.
"Kalian tunggu disini!" titah Kalvin.
Setelahnya, Kalvin berjalan menuju kearah Rafdi yang sedang mengobrol dengan beberapa atasan. Sampai disamping Rafdi ia langsung berbisik ditelinga Rafdi. "Lo yang buat masalah, lo harus tanggung jawab sekarang juga!" tegas Kalvin.
Ia sudah muak dengan berbagai cibiran yang didapatkan Enbi. Padahal Enbi tidak merebut siapapun. Namun mereka seenaknya saja bicara.
"Maaf Pak, saya permisi sebentar," ujar Rafdi pada atasannya.
Setelah pamit, Rafdi berjalan bersisian dengan Kalvin. "Ada apa sih? Gue lagi ngobrol next project tadi sama Pak Leon," keluhnya.
Kalvin tentu saja meradang, ia menatap tajam ke Rafdi. "Lo bener-bener ya! Nyesel gue bantuin lo! Lo tuh tuli sama buta atau gimana sih? Enbi habis dibully sama banyak orang karena lo deketin dia tadi siang, sialan!" umpatnya yang sudah tidak bisa menahan amarah.
Rafdi terkejut dengan Kalvin. Karena setelah makan siang itu, dirinya memang sibuk rapat dengan para atasan serta menyiapkan pesta kecil untuk malam ini.
"Enbi dimana sekarang?" tanya Rafdi pada Kalvin yang menatapnya garang.
"Noh disana! Awas kalau lo nggak gerak! Gue batal bantuin lo rebut Enbi dari Elmo!" ancam Kalvin yang membuat Rafdi menciut seketika.
"Heh jangan dong, lo kan udah janji bantuin gue loh!"
"Ya makannya lo jangan seenaknya! Nurut sama gue!"
"Siap paduka!"
Rafdi bergegas menyusul tempat Enbi berada. Sementara Kalvin memilih untuk mengambil makanan dan minuman untuk Tori.
"Hai sayang!"
Enbi dan Tori dikejutkan dengan sapaan Rafdi. Hal itu tentu saja membuat Enbi panik. Pasalnya didekat Enbi kini sudah ada karyawan lain yang sejak tadi mencibir Enbi.
"Raf udah!" tuntutnya.
Tori yang berada diantara pasangan itu rasanya kayak obat nyamuk. Akhirnya ia memutar kepalanya mencari sosok Kalvin. Hingga ia menemukan Kalvin yang berjalan kearahnya, ia memilih pamit menyusul Kalvin saja.
"Em, Bi, Kak Rafdi saya k Kak Kalvin dulu," ujarnya yang diangguki Rafdi.
Tinggalah Enbi dan Rafdi ditempat itu. Jika Enbi merasa cemas, sebaliknya Rafdi malah dengan beraninya meraih telapak tangan Enbi dan menggeamnya dengan erat. Tentu saja semua pasang mata kini menatapnya. Apalagi saat melihat wajah Rafdi mendekat ke telinga Enbi dan membisikkan sesuatu.
"Lo cukup diam aja, gue yang bakal ngejar lo!"
¤●●●●●■
Jangan lupa pencet bintang + komen ygy
●
●
●
●
●
●O iya guys, mau numpang promosi niwhh.
Novel Pacar Rahasia udah upload lengkap di Karyakarsa
Mulai bab 16 - 65 + Epilog
Cuma 25.000Kalau di KBM 1500 perbab.
Kuy gaskeun buat yang belum baca.Id kbm + karyakarsa : jungjewon
KAMU SEDANG MEMBACA
Enbi Solo (21+)
Romance21+ Romance, Comedy ■■■ Setelah sekian lama menganggur. Enbi di terima di sebuah perusahaan penerbitan sebagai Editor. Namun kesialanya datang saat Enbi tahu kalau Ketua Tim divisinya adalah sang mantan. Lalu kesialanya datang bertubi - tubi saat...