50

966 55 4
                                    

Dihadapan Enbi sekarang, duduk seorang perempuan yang cantik dan berpakaian modis. Kedua bola mata Enbi tak berhenti memindai penampilan perempuan itu dari atas sampai bawah. Lihatlah rambutnya, ya ampun panjang dan halus sekali, warnanya hitam berkilau, pasti tiap hari ke salon. Beralih ke wajah, lihatlah kedua mata sipit, hidung mancung dan bibir mungil berisi dengan wajah berbentuk V. Ah pantas saja dulu gadis itu diidolakan banyak orang.

Lihat saja kulit putih pucatnya yang dulunya sawo matang berubah menjadi sepucat itu. Tentu saja pasti dengan kekuatan uang. Jangan lupakan barang yang dipakai dari kacamata sampai baju, tas dan sepatu semuanya bermerk. Bisa Enbi taksir pasti kisaran ratusan juta yang ada ditubuh perempuan itu.

"Silahkan pesen apa aja, gue yang bayar," ujar perempuan itu yang kini melepas kacamatanya.

Enbi seketika tersadar dari lamunanya dan berdeham. "Ekhem, saya terserah aja," jawabnya gugup. Pasalnya, Enbi dulu sangat mengagumi kecantikan perempuan itu. Jika dulu dia hanya bisa melihat dari kejauhan, sekarang dia bisa melihat dari jarak sedekat meja makan ini.

Perempuan itu meletakkan kacamata hitamnya diatas meja, lalu tersenyum kearah Enbi. "Gue Sekala, lo pasti udah kenal gue siapa. Tapi maaf gue nggak kenal lo," ujarnya sambil mengulurkan tangannya ke Enbi.

Dengan ragu, Enbi membalas uluran tangan Sekala. "E-enbi," jawabnya gugup.

"Katanya, dulu lo satu sekolah sama gue ya?" setelah bersalaman, Sekala mengangkat tangan kanannya memanggil waiters.

Tak berapa lama pramusajipun datang. "Selamat malam kak, selamat datang di brunch and co," sapa Pramusaji perempuan itu.

Sekala tersenyum tipis. "Saya mau pesan menu terbaik hari ini," ujar Sekala lalu memesan makanan untuk dirinya dan Enbi.

Sekala sibuk berbicara dengan pelayan makanan. Sementara Enbi, gadis itu tak henti mengagumi Sekala dari atas sampai bawah.

Ya ampun cantik banget anjir! Kulitnya putih banget pasti rajin infus putih, rambutnya ya ampun panjang lurus pasti halus, mukanya ya ampun gloweng banget mirip jang wonyoung. Ya ampun, pantes Elmo tergila-gila sama Sekala.

Enbi tiada henti memuji kecantikan Sekala meski hanya dalam batinnya. Maklum saja, perempuan manapun pasti iri jika dihadapkan dengan kecantikan Sekala.

"Ekhem," Sekala berdeham.

Enbi langsung tersadar dari lamunannya. Setelahnya ia tersenyum kikuk pada Sekala yang kini menatapnya intens seolah memindai Enbi. Enbi tahu itu, karena Sekala tak lepas memandanginya.

"Bukan tipe dia banget," Sekala menggumam, namun masih terdengar ditelinga Enbi.

Sialan, dia ngehina gue?

Tentu saja Enbi langsung merutuk dalam hatinya. Beraninya Sekala mengejek Enbi, tentu saja dia sakit hati. Siapa sih perempuan yang tak sakit hati jika diejek soal tipe?

Wajah Enbi yang awalnya tenang berubah masam. Ia kesal bukan main, rautnya berubah menjadi kesal tentunya. Menyandarkan punggungnya dikursi lalu melipat kedua tangannya didepan dada. Bodo amat Sekala anak orang kaya sekalipun. Lagian dia tidak kenal akrab Sekala.

"Lo pacaran sama Elmo?" todong Sekala.

Enbi mengigit bibirnya, agak terkejut Sekala membahas Elmo ketika perempuan itu dikenal sudah menjadi istri orang. "Tanya sendiri sama Elmo."

Sekala langsung tersenyum sinis. Merasa tersinggung dengan cara bicara Enbi yang datar dan malah menyuruhnya bertanya sendiri pada Elmo.

"Elmo sih bilangnya lo pacar barunya, tapi gue liat-liat lo bukan tipe dia banget!"

Kalau gue jambak nih orang gue bakal masuk penjara ga sih?

Mentang-mentang kaya dan cantik, seenaknya saja menghina Enbi. Tentu saja dia marah, meskipun tak berani membalas kasar. Karena lawannya bukan orang sembarangan. Takutnya faktnya diputar balik.

"Tapi Elmonya mau kok sama saya. Lagian tipe orang kan seiring berjalannya waktu bisa berubah, hehe." jawab Enbi sambil terkekeh meskipun dalam hati ingin melempari Sekala dengan vas bunga diatas meja.

Sekala speechless, tak terima karena dibalas oleh Enbi. "Ya, kita liat aja berapa lama hubungan lo sama dia bertahan. Lagian gue kasih tau ya, dia itu gagal move on!"

Sebenarnya apa sih hubungan Elmo sama Sekala?

●●●●

"Pulang loe!"

Kedua perempuan yang terlibat perang dingin itu menoleh ke sumber suara. Sekala dan Enbi menoleh pada si pemilik suara.

"Rafdi? Ada apa kesini?" sapa Sekala.

"Bukan urusan loe!" ketus Rafdi lalu mennarik lengan Enbi.

Enbi masih bergeming berusaha mencerna keadaan ini. Rafdi yang tiba-tiba datang dipertemuannya dengan Sekala.

"Wah-wah, lo emang bos yang baik Raf selalu ngelindungin sumber duit loe," celetuk Sekala.

Enbi mengernyitkan dahi saat mendengar kata 'melindungi'. Apa sih maksudnya nih cewek? batinnya lalu menatap Rafdi yang menatap sengit ke Sekala.

"Lebih baik lo urus suami dan anak lo daripada ngurusin sumber duit gue!" ketus Rafdi lalu menarik Enbi hingga berdiri. Setelah itu menyeret Enbi keluar dari restoran.

"Lepasin Raf! Lo apaan sih?!" omel Enbi, meskipun ada secercah rasa senang karena Rafdi terlihat perhatian dengannya.

"Bacot diem lo!"

"ARGHHH!" Rafdi tiba-tiba memekik saat Enbi menendang tulang keringnya.

"Mampus! Siapa suruh lo umpatin gue!" balasnya.

BRAKK

Alih-alih melepaskan Enbi. Rafdi justru membawa Enbi masuk kedalam mobil. Setelah itu ia juga masuk ke mobilnya dan mengunci pintunya agar Enbi tak keluar.

"Raf lo apa-apaan sih? Gue tuh lagi ngobrol sama Sekala!" protes Enbi.

Mobil Rafdi masih belum bergerak, hanya mesin yang dihidupkan agar pendingin menyala. Rafdi menatap Enbi yang wajahnya sudah kusut itu. "Lo jelek," celetuknya yang membuat Enbi murka.

"Lo pikir lo cakep? Ngaca gih muka lo kayak knalpot bajaj!" omel Enbi yang membuat Rafdi mengulum senyumnya. Ingin tertawa namun menahannya.

"Itu fakta lo jelek!"

Enbi mengepalkan kedua tangannya. Dia tidak bisa terima saat dibilang jelek. "Buka pintunya!" teriaknya.

Namun Rafdi tak takut. "Buka aja sendiri!" jawabnya santai lalu melajukan mobilnya.

"Gue mau turun!"

"Turun aja sendiri!"

"Buka nggak pintunya atau gue loncat nih!"

"Loncat aja!"

"Nyebelin lo Raf!" kesal Enbi.

Sementara Rafdi tersenyum tipis. Ia merindukan momen sederhana seperti ini, ketika dia membuat Enbi marah karena godaanya. Namun sejenak Rafdi tersadar kalau hubungan mereka sudah berakhir. Sampai dia sadar seutuhnya kalau yang dia lakukan sekarang itu salah. Entah setan apa yang merasukinnya, tiba-tiba dia menyusul Sekala diam-diam setelah diejek Kalvin tadi. Padahal tadi ia sudah sombong tak akan melakukan permintaan Kalvin. Namun nyatanya hati kecilnya tak bisa. Tanpa sadar seluruh anggota tubuh dan hatinya seolah menyetir dirinya untuk mengikuti Enbi.

"Gue akan ngasih tau lo sekali ini aja."

Enbi menoleh ke Rafdi. Wajah Rafdi terlihat serius dibalik kemudi. Merasa diperhatikan, Rafdi lalu menjawab. "Jauhin Elmo sebelum lo kena masalah!"

****

SAMPAI KETEMU HARI JUMAT ATAU MALAM MINGGU YGY 😍😍

Enbi Solo (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang