22

4.1K 105 2
                                    

Pagi harinya.

Mereka berkumpul dilapangan untuk persiapan lomba. Begitu pula Enbi yang sudah siap berdiri ditengah lapangan untuk melakukan lari estafet bersama Kalvin, partnernya. Ini sudah lomba kedua yang mereka lakukan bersama setelah lomba balap karung yang pertama.

Ada 5 orang yang kini berdiri disamping Enbi. Ada juga Lupi, teman Ciani yang mengikuti lomba bersama pacarnya, Marco.

"Siap! 3 2 1!" teriak mc. Dengan secepat mungkin Enbi berlari menuju Kalvin yang sudah menunggunya. Namun ditengah lari, terjadi insiden kecurangan lagi. Seperti yang dilakukan saat lomba karung tadi.

Meskipun kata orang lomba ini hanya untuk bersenang-senang. Namun Enbi tak bisa begitu, bagi Enbi ini merupakan hidup dan mati. Jadi ketika kedua teman Enbi tiba-tiba saling bersenggolan dan menjatuhkan. Enbi sebisa mungkin menghindarinya. Hingga dia menjadi pelari pertama yang sampai.

"Cepat Bang!" teriak Enbi menyerahkan tongkat. Lalu melihat ke arah Danisa dan Lupi yang terus saja saling mendorong. Sampai-sampai pembawa acara terus meneriaki mereka.

Enbi yang melihatnya hanya bisa menggelengkan kepalanya. Beginikah cara lomba mereka? Tak peduli dengan Danisa dan Lupi, ia memilih kembali ke barisan. Dia harus bersiap untuk lomba selanjutnya. Kali ini dia harus menang untuk mendapatkan hadiahnya. Apalagi Enbi semakin semangat saat mengingat balap karung tadi dia unggul.

"Danisa, nggak berubah-ubah. Udah emak-emak juga!!" celetuk Nadira yang datang mendekat ke Enbi di ikuti Tori.

"Dia kalau perkara duit emang gitu Kak," sahut Tori.

"Tapi lo dulu gimana hadepin kecurangan Danisa Mbak?" tanya Enbi.

"Gue pernah didorong ya gue dorong balik lah. Tapi abis itu gue langsung lari cepet," balas Nadira, Enbi mengangguk paham.

"Habis ini kan agak susah tuh lombanya. Masukin pulpen ke dalam botol mana lo digendong Kalvin lagi. Hati-hati lo kalau didorong Danisa, dulu Ciani pernah didorong sampai jatuh," jelas Nadira.

"Iya, ngeselin emang Danisa,"

"Bang Kalvin menang Woy!!!!" teriak Tori histeris saat melihat Kalvin menang. Enbi dan Nadirapun tak kalah senang.

"Ya! Lomba lari estafet ini dimenangkan oleh Kalvin lagi. Juara bertahan dari musim kemarin. Kira-kira apa musim ini juga dijuarai oleh Kalvin?" ujar MC.

Kalvin berlari menuju ke arah Enbi. Enbi dan kedua temannya itu berteriak senang. Lalu kedua mata Nadira dan Enbi membola saat melihat Kalvin yang berpelukan ala teletubbies bersama Tori. Jika Nadira dan Enbi hanya diam. Berbeda dengan penonton juga MC yang terkejut dengan kejadian itu.

"Kiw kiw kiw."

"Wow. Selebrasi mengharukan antara Kalvin dan Tori! Beri tepuk tangan yang meriah," ucap Candi si pembawa acara. Lalu diikuti sorakan penonton.

"Wah kalian pacaran ya?" tuduh Nadira.

Tori dan Kalvin langsung melepaskan pelukannya. "Eh enggak? Reflek itu tadi," kilah Tori dengan kedua pipi yang sudah memerah.

"Halah pacaran kan lo?" bukannya diam, Enbi malah mengompori.

"Ngaku lo Bang!"

"Enggak! Dibilangin Tori juga. Emang nggak boleh gue meluk Tori?" jawab Kalvin dengan wajah tanpa dosanya. Lalu melihat kearah Ciani yang sedang duduk bersama Rafdi.

Enbi dan Nadira mengikuti arah pandang Kalvin. Lalu terlihat Ciani yang juga menatap Kalvin dengan tajam. Detik selanjutnya, Nadira menginjak kaki Kalvin.

"Aduuuh! Nad sakit banget woyy!" pekik Kalvin sambil memegang kakinya.

"Bajingan lo emang!"

●●●

Lomba hari ini berakhir dengan Kalvin dan Enbi menjadi juara dua. Sesuai keinginan Enbi mendapat uang tunai satu juta. Lalu juara satu dimenangkan Danisa.

Sekarang matahari sedang naik-naiknya. Siang ini panas sekali, mereka memilih istirahat di kamar masing-masing. Berbeda dengan Nadira, Tori, Putri dan Enbi. Ke empat gadis itu sedang menyidang Tori.

"Gila Tor. Lo jangan kemakan Kalvin lagi! Lo nggak liat tatapan Ciani sama Kalvin tadi? Penuh kebakaran jenggot!" cerocos Nadira.

Mereka duduk berempat di atas ranjang Nadira dan Enbi. "G-gue udah coba menghindar Mbak. Tapi Bang Kalvin masih aja kirim chat kayak gini," ucap Tori lalu menyodorkan ponselnya yang memperlihatkan isi pesan dari Kalvin.

"Gila! Gila! Bang Kalvin ternyata sebuaya itu!" teriak Putri.

"Tuh anak emang dari dulu buaya! Untung aja gue nikah duluan! Kalau sampai gue nungguin dia, bisa mati muda gue!" dumel Nadira.

Enbi menatap Tori. "Lo beneran suka sama Bang Kalvin, Tor?" tanyanya.

Tori diam lalu menunduk. Nadira dan lainnya sudah bisa menebak kalau Tori menyukai Kalvin. Tapi tak menyangka mereka memiliki hubungan dibelakang. Padahal didepan mereka kelihatan seperti musuh.

"Udah berapa lama lo dekat sama dia?" tanya Nadira.

"Setahunan."

Nadira, Enbi dan Putri kompak melotot. "Hah? Bisa banget lo bertahan sama hubungan kek gitu?" sahut Enbi.

"Lo harus tegas sama Kalvin, Tor. Lo tau? Dia itu bangsat. Kalau lo bertahan lo harus tegas sama dia. Kalau nggak bisa, lo lepasin dia!!" jelas Nadira.

"Benar, khususnya sama Mbak Ciani juga. Aneh banget dia kan pacaran sama Kak Rafdi kok juga dek-"

"Dia nggak pacaran sama Rafdi!!" potong Nadira yang membuat Tori dan Putri kaget.

Sementara Enbi, gadis itu memang terkejut. Tapi ia lebih heran darimana Nadira tahu soal itu.

"Serius lo Mbak? Tau darimana lo?" tanya Tori yang keliatan lemas. Karena jika Ciani bukan pacar Rafdi itu artinya harapannya pada Kalvin semakin menipis.

"Ada lah pokoknya!" ucap Nadira lalu melirik ke arah Enbi yang salting sendiri saat Nadira menatapnya.

Apa Mbak Nadira tau ya? batinnya.

Drtt drtt

Ponsel Enbi bergetar. Enbi melirik siapa nama orang yang menghubunginya. Saat melihat nama Rafdi, dia langsung menutupi ponselnya.

"G-gue keluar bentar mau angkat telfon," ucap Enbi gugup.

"Iya angkat tuh telfon dari ayang lo!" sindir Nadira yang makin membuat Enbi curiga kalau Nadira mengetahui. Namun Enbi sebisa mungkin menutupinya.

"Dari bestii Kak," jawabnya lalu berlari keluar secepat mungkin. Takut di investigasi Nadira lebih jauh.

Cklek

Enbi menutup pintunya lalu bersiap mengangkat panggilan. Namun dia dikejutkan dengan kehadiran lelaki bermasker, bertopi dan memakai hoodie serba hitam.

"Lo maling ya?" tuduh Enbi.

Lalu orang itu menurunkan maskernya. "Gaya banget sih lo pakai hitam-hitam gini! Lo pikir lo artis apa?!" ledek Enbi lalu mematikan panggilannya.

"Nggak Apa nih dibuka?" tanya lelaki itu.

Enbi langsung menggeleng. "Jangan-jangan ayo cepetan kabur dari sini Raf!" ucap Enbi.

Rafdi mengangguk lalu menarik Enbi masuk kedalam lift. Rafdi memencet lantai 5 yang membuat Enbi heran.

"Lo mau bawa gue kemana?" tanya Enbi.

"Udah ikut aja yank!" ucap Rafdi.

Mereka sampai dilantai lima. "Nggak usah takut di lantai ini nggak ada teman kantor kita," ucap Rafdi lalu menarik Enbi menuju sebuah kamar.

"Loh? Eh? Mau ngapain kita ke kamar baru? Kita kan udah punya kamar masing-masing?" tanya Enbi heran.

"Itu bukan kamar kita. Yang ini baru kamar kita berdua!"

■■■

Jangan lupa tinggalkan jejak ya kaka❤

Enbi Solo (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang