Benci beda tipis sama cinta
Kata-kata itu masih terngiang diotak Enbi. Sampai sekarang, Enbi kesulitan melenyapkan kalimat yang keluar dari mulut Rafdi. Bahkan kefokusanya membaca naskah menjadi berkurang karena kepikiran kata-kata Rafdi kemarin.
Enbi masih ingat betul bagaimana Rafdi mengatakan hal tak masuk akal itu.
"Gue pengen mulai dari awal lagi Bi."
Enbi terdiam cukup lama mencerna ucapan Rafdi. Rafdi yang merasa Enbi masih terkejut membuka suara.
"Lo nggak perlu jawab sekarang Bi."
Enbi masih ngebug dengan keadaan ini.
Lima tahun berlalu dan mereka baru bertemu seminggu lalu tiba-tiba Rafdi mengajaknya memulai dari awal lagi. Enbi sama sekali tak menyangka hal itu. Meskipun Enbi kesulitan membuang perasaanya untuk Rafdi, namun Enbi bisa mengendalikan perasaanya dengan baik.
"Maaf gue bikin lo nggak nyaman," tegur Rafdi.
Enbi diam saja, karena memang itu kenyataanya. "Iya, lo sih terlalu buru-buru," jawabnya.
"Kalau gue nggak buru-buru entar lo dipepet orang lagi," Enbi mendelik, lagipula siapa juga yang mau mepet Enbi. Kalaupun ada, Enbi pasti akan menolaknya karena sekarang dia tidak ingin menjalin hubungan dulu sebelum keuangannya stabil. Lagian, hidup lagi miskin-miskinya terus disuruh ngurusin hubungan percintaan yang rumit itu bikin tambah pusing.
"Gue nggak semurahan itu kali dipepet sama siapa aja mau!" kilah Enbi.
Rafdi berdecih, "Cih, terus Kelvin itu ngapain sama Lo?" cibir Rafdi.
Enbi menaikan alisnya, tak percaya Rafdi berpikiran begitu pada Kelvin. Sungguh aneh sekali mereka berdua ini, padahal Kelvin cemburu pada Rafdi karena Ciani menyukai Rafdi. Lalu Rafdi tidak suka Kelvin berdekatan dengan Enbi dimana yang jelas mereka tidak ada hubungan apa-apa.
"Dari dulu lo tuh selalu cemburu nggak jelas ke gue!" sindir Enbi yang langsung membuat Rafdi diam.
"Itu bukan salah gue! Semua cowok pasti bakal ngira kalau lo itu nggak cinta sama gue kalau lo cuek sama gue!"
"Ih teori darimana tuh?!"
"Sampai sekarang gue masih bertanya-tanya lo sebenarnya dulu cinta nggak sih sama gue?!"
"Udahlah terserah! Suka-suka lo mau mikir apa tentang gue!"
Lima tahun berlalu. Namun Rafdi tetap saja berpikir kalau Enbi tidak mencintainya.
Akhirnya selama makan malam itu, mereka sibuk dengan pikiranya masing-masing. Sampai Rafdi mengantar Enbi pulangpun tidak ada percakapan berarti diantara mereka.
●●●
"Bi, lo udah dengar gosipnya belum?" Enbi menoleh kearah Nadira yang menyeret kursinya mendekat ke kubikel Enbi.
Sekarang waktunya istirahat siang. Namun Enbi tidak ingin makan dikantin. Dia memilih makan siang dengan bekalnya tanpa meninggalkan kubikelnya.
"Gosip apaan Mbak?" tanya Enbi sambil menyedokan nasi goreng buatan Lilo ke mulutnya.
"Si Hana cerita ke gue, kata Ciani lo godain Rafdi."
"Uhuk uhuk," Enbi tersedak saat mendengar penuturan Nadira.
Dengan cekatan, Nadira mengambil botol berisi minuman Enbi dan menyerahkannya pada Enbi. Enbi membuka tutup botol dan langsung meneguk minuman itu.
"Apaan sih Ciani itu Mbak? Fitnah banget jadi orang!" cibir Enbi saat sudah selesai minum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enbi Solo (21+)
Romance21+ Romance, Comedy ■■■ Setelah sekian lama menganggur. Enbi di terima di sebuah perusahaan penerbitan sebagai Editor. Namun kesialanya datang saat Enbi tahu kalau Ketua Tim divisinya adalah sang mantan. Lalu kesialanya datang bertubi - tubi saat...