7.

5.8K 98 0
                                    

"Eh Lo Raf. Tumben pulang pagi."

Kening Enbi mengernyit. Apaan? Ini jam sembilan malam dan Kelvin menyebut Rafdi pulang pagi?

"Lagi mau nyari makan Bang," jawab Rafdi yang kini sudah berada di depan mereka.

Enbi mendesah panjang. Lagi, lagi bertemu Rafdi.

"Nggak ngegrab aja lo?"

"Nggak Bang, sekalian mau ngopi bentar."

"Wah kebetulan, lo mau antar Enbi nggak?"

Enbi mendelik. Lah kenapa jadi begini? Padahal Kelvin tadi menawarinya sendiri lalu kenapa tiba-tiba dia melemparkan Enbi pada Rafdi. Enbi menatap Kelvin memberi kode untuk tidak melakukan itu. Tapi sayangnya, Kelvin ternyata lebih menyebalkan dari Rafdi.

"Dia nggak bawa motor sendiri Bang? Kenapa mesti di anterin?"

Pakai nanya lagi! Udah tau jaman kuliah gue miskin anak brt, bisa-bisanya dia pura-pura amnesia.

"Nggak, dia harusnya mau nginep. Gue suruh balik aja kan, kebanyakan yang nginep disini kan cowok. Masa dia tidur di mess bareng para cowok."

Enbi terdiam. Oh jadi begitu alesan Kelvin sebenarnya. Enbi menarik sudutnya, entah kenapa dia malah senyum sendiri dengan jawaban Kelvin yang menurutnya romantis itu. Beberapa hari disini, kenapa Enbi tak menyadari sama sekali pesona Kelvin?

"Ya udah biar gue aja yang anter."

Loh? Heh

"Ng-ng-"

"Iya anterin lo aja Raf, gue nggak bawa helm soalnya. Takutna nanti ada polisi malem."

Ya ampun Kelvin kampret. Gue tarik deh kata-kata gue yany bilang Kelvin menarik.

"Ya udah gue aja yang antar Bang."

Ginilah nasib orang miskin yang nggak bisa mempertahankan harga diri sama sekali. Kalau aja gue punya duit gue pasti lebih pilih ojol. batinnya.

Akhirnya, Enbi hanya diam tidak bisa menolak. Karena sekarang, Enbi hanya membawa uang sepuluh ribu saja. Mana cukup untuk naik ojol. Jarak kantor ke kosnya rumayan jauh.

"Enbi, Lo di antar Rafdi aja ya. Takutnya entar kenapa-napa lo nggak bawa helm soalnya."

Ya bangsat! Awas lo Kelvin. Tau gitu gue mending tidur dimess bareng para buaya aja.

Enbi menatap tajam ke Kelvin. Kelvin yang melihatnya tertawa pelan. "Jangan marah gitu lah Bi, tenang besok Abang anterin deh," genit Kelvin yang membuat Enbi langsung merotasikan kedua bola matanya.

"Udah sana pulang Bang!" usir Rafdi yang kesal karena tingkah genit Kelvin.

Kelvin malah tertawa meledek, "Jangan lupa! Ingat Ciani dirumah," goda Kelvin langsung menyalakan motornya.

Sesaat Enbi baru sadar kalau Rafdi sudah bukan jomblo lagi. Enbi semakin tak enak. Dia berniat untuk ikut Kelvin saja. Namun baru saja membuka mulut Kelvin sudah berpamitan.

"Abang balik dulu ya Neng," pamitnya langsung pergi.

Enbi menghela napas panjang. Hari yang melelahkan dan menyebalkan karena berhubungan dengan Rafdi.

"Ayo," ajak Rafdi berjalan duluan menuju mobilnya.

Sekarang naiknya mobil sih pantes Ciani klepek klepek sampe ninggalin Kelvin

Enbi berjalan mengekor dibelakang Rafdi. Sampai dimobil Rafdi, Enbi membuka pintu mobil belakang.

"Ngapain lo dibelakang? Lo pikir gue taksi?" ucap Rafdi, Enbi langsung menutup kencang pintu mobil Rafdi lalu beralih ke pintu depan.

Enbi Solo (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang