Dikasih tau kalau ia sudah berpacaran dengan Elmo bukannya mundur, Rafdi malah semakin gila. Lihat saja sekarang, Rafdi membawa Enbi masuk kedalam mobilnya dan menguncinya rapat.
"Raf! Buka!!" teriak Enbi sambil berusaha membuka pintu.
Rafdi meraih kedua tangan Enbi. "Kenapa lo jahat banget sama gue Bi?!" ujarnya dengan wajah yang memerah, ia mencengkram kedua tangan Enbi.
"Siapa yang jahat ke siapa sih Raf? Jangan ngayal deh lo!" protes Enbi berusaha melepaskan cekalan Rafdi yang begitu erat.
"Gue masih cinta sama Lo Bi!"
Tak ada rasa tersentuh lagi dihati Enbi. Justru rasa marah dan kecewa menguasai diri Enbi.
"Kalau lo cinta sama gue, lo nggak akan mesumin gue! Lo nggak akan semudah itu jalan sama cewek lain!" hardik Enbi.
Rafdi beralih mengenggam kedua telapak tangan Enbi. Lalu mencium kedua punggung tangan Enbi yang seketika membuat jantung Enbi bertalu-talu.
Ya allah mau pingsan boleh ga sih?
"Raf apaan sih?!" bibirnya berucap menolak namun dalam hatinya Enbi merasa senang.
Dasar perempuan lemah, padahal semenit yang lalu bilang kecewa dan marah. Sekarang baru di cium punggung tangan saja langsung luluh. Selemah itukah hati perempuan?
"Gue salah Bi, gue minta maaf. Gue janji nggak akan macem-macem lagi Bi. Gue khilaf, maafin gue Bi!" mohon Rafdi.
"Halah besok juga diulang! Udah ah bukain, gue mau ketemu cowok gue!" jangan harap ya Enbi mudah luluh. Setelah perlakuan Rafdi kemarin, dia tidak sebodoh itu untuk jatuh dengan mudah.
Namun jangan panggil ia Rafdi kalau dia tidak sinting. Dulu dia pernah membuat kesalahan, memutuskan Enbi hanya karena emosi. Sekarang, dia juga tidak akan mengulanginya. Namun sayangnya, Enbi sudah terlanjur trust issue pada Rafdi.
Rafdi terus membujuk, mengecup punggung tangan Enbi berulang kali. Sebenarnya Enbi senang sih, tapi kali ini dia harus jual mahal. "Heh Raf, iler lo nih nempel di kulit gue ih!" protesnya.
"Tolong jujur ke gue Bi, bilang kalau itu bohong pacaran sama Elmo!" tuntut Rafdi.
Enbi merotasikan bola matanya malas, menekuk wajahnya lalu melepaskan cekalan Rafdi. Dan ya, berhasil. Enbi bahkan bisa melihat wajah kusut Rafdi. Sebenarnya Enbi kasihan, tapi dia lebih kasihan pada diri sendiri yang sering disakiti Rafdi tempo hari yang lalu.
"Gue udah jadian ya sama Elmo! Kalau lo nggak percaya tanya aj-" belum selesai bicara, Rafdi mendekat ke Enbi dan mencium Enbi.
Tentu saja Enbi terkejut. Baru menyerocos tiba-tiba disosor soang. Mana otak dan tubuhnyaa tidak singkron lagi. Otaknya bilang dilepas, namun bibirnya malah membalas ciuman Rafdi. Seolah merindukan ciuman si mantan kekasih.
Enbi dan Rafdi saling membalas ciuman. Ciuman panas di mobil, bukan ciuman lembut yang penuh perasaan. Namun ciuman yang menyalurkan emosi, rindu dan kebencian. Ciuman yang semula paksaan tadi nyatanya malah membuat keduanya terbuai. Bukan hanya ciuman bibir namun lidah mereka juga saling bermain. Kedua tangan Enbi memeluk erat pinggang Rafdi. Seolah lupa dengan kejadian tempo lalu yang menyakitinya.
Sepuluh menit berlalu. Ciuman keduanya terlepas karena kehabisan napas. Enbi buru-buru menyeka bibirnya. Menarik napas panjang dan menghembuskannya, lalu melepaskan kedua tangannya dipinggang Rafdi. Sementara Rafdi masih mengatur napasnya.
"Udahkan? Bukain! Cowok gue nunggu!"
Rafdi tersentak kaget, baru saja mereka berciuman mesra. Namun tak menyangka respon Enbi setelahnya biasa saja. Ia sakit hati, lalu Enbi menekan tombol yang ia ketahui pembuka kunci pintu.
CKLEKK
"Bi!"
Enbi berlari cepat kabur dari Rafdi. Sementara Rafdi masih mematung dikemudinya. Lalu dari kejauhan tempat mobil Rafdi terparkir, seorang perempuan menatap geram kearah mobilnya.
•••••
"Eung.. Elmo."
"Ya?"
"Aku mau jadi pacar pura-pura kamu."
Elmo tersenyum lebar karena senang. "Oh ya? Thanks Enbi," jawabnya senang.
Enbi mengangguk, meski dalam hatinya ada rasa mengganjal. Karena perasaanya masih berada pada Rafdi seutuhnya. Meskipun terkadang ia terpesona pada Elmo, itu hanya rasa kagum biasa bukan cinta. Namun harga diri Enbi rasanya tinggi, dia tidak mau diinjak lagi oleh Rafdi. Setidaknya dia harus memberi pelajaran pada Rafdi.
"Eung.. kalau boleh tahu, rencananya kita pacaran pura-pura berapa bulan?" tanyanya.
Elmo menaikan kedua alisnya. Sekarang mereka berada di restoran yang ada di mall. Makan malam yang ditraktir oleh Elmo.
"Belum tau, nanti aku pikirin dulu," jawab Elmo.
"Dimakan Bi," titahnya pada Enbi. Karena sejak tadi, Enbi kelihatan tidak nafsu makan. Hanya menusuk-nusuk steak wagyu yang dibelikan Elmo.
"Oh iya, Mo," gugup Enbi lalu memotong steak premium itu, lalu menyantapnya.
"Lagian, itu cuma buat diposting di sosial media kok. Biar Sekala percaya kalau aku udah punya pacar. Dan akun sosial media privat banget kok," ujar Elmo.
Enbi mengernyitkan dahi, jujur saja ia agak penasaran kenapa Elmo harus menjadikannya pacar pura-pura hanya untuk meyakinkan Sekala? Oke, Enbi tahu alasan Elmo memilihnya karena Enbi itu baik. Masuk akal. Namun yang aneh disini adalah kenapa Elmo harus sibuk meyakinkan Sekala kalau sudah punya pacar?
Huh, aneh!
Haruskah Enbi bertanya? Tapi dia merasa tidak enak. Bagaimanapun, Elmo ini bagai majikannya.
"Oh ya Bi, aku masih penasaran soal kemarin. Kamu ada hubungan apa sama Rafdi?" tanya Elmo yang membuat Enbi terkejut.
Padahal susah payah dia berusaha menghapus bayangan Rafdi yang menghantuinya. Namun Elmo malah mengingatkannya. Ah, menyebalkan!
"Ah itu, hubungan kita cuma sebatas atasan dan bawahan kok," bohong Enbi.
Namun sayangnya Elmo tidak percaya. Ia tersenyum tipis lalu bertanya pada Enbi. "Oh ya? Tapi mana ada sih atasan masuk ke kamar kost bawahannya?" godanya.
"Udah jujur aja Bi," ujar Elmo.
Enbi meletakkan garpu dan pisaunya. Ia merasa salah tingkah saat ketahuan bohong oleh Elmo. Pipinya sampai merah dan hal itu membuat Elmo jadi gemas.
"Sebenarnya kita itu mantan," jawabnya yang membuat Elmo mendelik.
"Wah serius nih?" tanya Elmo.
Enbi mengangguk yakin.
"Pantesan dia kemarin kayak kesal sama aku. Kalian dalam proses balikan?" tuduh Elmo.
Enbi gelagapan, bingung harus menjawab apa. Karena dia agak sulit membagikan masalah pribadinya jika bukan orang yang ia akrabi. Bahkan dia hanya percaya pada Lilo saja selama ini.
"Eungg.. nggak tahu," jawabnya asal, karena sejujurnya dia juga masih bingung perihal hubungannya dengan Rafdi.
Elmo tersenyum jail, sungguh melihat Enbi gugup begini membuatnya gemas pada gadis itu. Untuk sekarang, Elmo masih belum yakin tentang perasaanya pada Enbi. Namun kalau Elmo boleh mengaku, ia selalu suka saat berada didekat Enbi. Gadis itu membuatnya nyaman, meskipun dari segi kriteria, Enbi sangatlah tidak masuk.
••••••
Rafdi cakep Elmo cakep.
Enbi jadi bingung milih siapa 😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Enbi Solo (21+)
Romance21+ Romance, Comedy ■■■ Setelah sekian lama menganggur. Enbi di terima di sebuah perusahaan penerbitan sebagai Editor. Namun kesialanya datang saat Enbi tahu kalau Ketua Tim divisinya adalah sang mantan. Lalu kesialanya datang bertubi - tubi saat...