Penyerangan (1.2)

78 8 70
                                    

Tanpa intro langsung Gas!






Gantara: "Huff." (Merasa bosan)

Kronos: "Kau tidak pulang? Yang lain sudah pulang duluan lo."

Gantara: "Tidak dulu, Lagipula aku sendirian di pulau terpencil itu."

Kronos: "Makanya beli rumah di daerah banyak manusianya."

Gantara: "Gak punya duit. Hidup disana perlu duit dan gak ada yang gratis."

Kronos: (sweatdrop)

Kishi: "Lalu mau apa kau disini?"

Gantara: "Tidak tahu. Tapi aku masih memikirkan penyerangan kemarin."

Kishi: "Itu masalah para Ultra sini jadi gak perlu ikut."

Kronos: "Betul tuh."

Gantara: "Tapi kalau mereka berhasil dapatin Valgus?"

Kishi: "Kita cincang dan jadikan makanan Pika."




Sementara itu di Planet lain.

Seeokar naga yang sedang tidur tiba-tiba terbangun. Namun hanya mengangkat kepala dan melihat kesekitar lalu lanjut tidur lagi.

Pika: "Siapa sih yang ngomongin aku."




Balik lagi.

Gantara: "Tuh kan, aku tahu ini masalah Land of Light tapi kalau kena salah satu dari kita pasti jadi masalah kita kan?"

Kishi: "Tapi tetap aku tidak mau membantu mereka. Aku cuma mau membantu tuanku dan yang ingin ku bantu."

Gantara: "Terserah kau saja Kishi."

Kronos: "Lalu kita harus apa? Kita gak punya rencana dan informasi kita hanya itu saja."

Gantara: "Hmm.... Mari kita berhenti dan berpikir-"

Kishi, Kronos: "JANGAN COBA-COBA MENIRU DORA KAU!"

Gantara: "Ketahuan ya." :v "Omong-omong dimana anak itu?"

Kishi: "Di perpustakaan, katanya mau mencari buku yang ... Apa tuh rumornya ... Buku takdir atau apalah itu."

Gantara: "Baiklah, kalau begitu aku jalan-jalan dulu."

Kronos: "Jangan nyasar lo ya!"

Gantara: "Ya."

Gantara keluar dari rumah kecil itu dan pergi ke sembarang arah. Dia hanya melihat Plasma Spark dari jauh. Jujur saja matahari buatan planet itu mengingatkannya akan sesuatu hal. Tapi sekarang bukan hal itu yang harus dia pikirkan sekarang.

Gantara: "Sekarang ........ Aku harus kemana ya?"

Ribut: "Gantara!"

Gantara: "Hai Ribut."

Ribut: "Tumben jalan-jalan sendiri."

Gantara: "Kulo ditinggal." 😌

Ribut: "Plish! Jangan pakai bahasa daerah negaramu dong. Tak paham lah saya."

Gantara: "Hahaha ... Tidak kenapa-kenapa hanya ingin sendiri. Lagipula semuanya pada pulang kerumah masing-masing."

Ribut: "Ditinggal nih ceritanya?"

Gantara: "Iya, kayak kau ninggalin Sora padahal dia suka kau."

Ribut: "Hah?"

Gantara: "Aku boleh tahu kemajuan soal penyerangan kemarin?"

Ribut: "Tunggu sebentar! Aku yakin tadi kau tidak mengatakan itu."

Gantara: "Aku memang mengatakan itu."

Ribut: "Huh, memangnya apa yang mau kau lakukan? Langsung hantam musuh?"

Gantara: "Yup." :)

Ribut: (Jitak kepala Gantara) "Gila kau!? Aku tahu kau itu kuat tapi kau jangan bodoh juga! Yang mau kau lakukan itu termasuk gegabah!"

Gantara: "Kalau misal Valgus yang hancurin sekali kousen?"

Ribut: "Itu beda cerita, anak itu kekuatannya sudah diluar batas normal."

Gantara: "Tidak salah sih, tapi Ribut aku hanya ingin masalah ini selesai. Jujur saja agak tidak enak kalau melihat salah satu kenalanmu tertekan karena di incar."

Ribut: "Aku tahu, tapi tolong jangan ikut-ikutan gila juga dengan menghantam musuh tanpa persiapan yang matang. Kau tahu kan-"

Gantara: "Setiap keputusan ada konsekuensinya. Setiap tindakan ada karmanya. Ceroboh, atau gegabah bukanlah hal kebetulan melainkan kebodohan yang terkadang/selalu di ulang dengan mengatas namakan kesialan. Aku yang memberitahumu hal itu."

Ribut: "Dan kau akan tetap melakukan hal gegabah?!"

Gantara: "Tidak, jika kau beri aku informasi. Soal kekuatan, mungkin tidak sekuat Hikari no Kishi no Yuusha atau God of Ultra kalian. Tapi itu sebenarnya cukup .....




















Untuk meratakan wilayah sebesar kota kristal."




Sedangkan di perpustakaan Land of Light Valgus tengah mengerjakan sesuatu. Sesuatu itu adalah dokumen Zoffy yang numpuk dan hampir setinggi gunung. Ya secara diam-diam Valgus menjadi sukarelawan joki dokumen dadakan untuk Ultra Father dan Ultra Brother.

Meski begitu terkadang dia menemukan dokumen nyasar dan langsung memberikan ke divisi bagian tersebut. Ditolak? Tinggal aduin ke Zoffy langsung beres.

Zero: "Ada yang rajin nih."

Valgus: (sodorin sebuah datapad) "Bantuin dong kak?"

Zero: "Lah?"

Tanpa pikir panjang Valgus langsung membujuk Zero untuk membantunya. Awalnya tidak mau tapi melihat Valgus yang seakan mau nangis(akting) dengan enggan Zero mau saja membantu. Toh rupanya itu laporan miliknya yang perlu di revisi.

Zero: "Mmm..... Val."

Valgus: "Ya?"

Zero: "Bagaimana jika kau berhenti menjadi Ultra Warior?"

Setelah Zero menanyakan itu tidak ada jawaban sama sekali yang terdengar. Penasaran, Zero menoleh untuk melihat saudaranya yang menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.

Valgus: "Kau bercanda ya?"

Zero: "Tidak. Aku tidak sengaja mendengar bahwa kemungkinan 50:50 kau akan dihentikan sementara menjadi Ultra Warior."

Valgus: "Tapi kenapa baru sekarang kak? Disaat dulu dulu aku tidak ingin menjadi warior, mereka abai. Tapi kenapa baru sekarang aku ...... Rgh."

Valgus merasa kesal dan langsung menaruh kepalanya dimeja dengan kedua tangan yang mengelilingi kepalanya. Ingin sekali baginya untuk berteriak tapi jika di perpustakaan tentu itu tidak boleh.

Zero: "Bukannya itu bagus untukmu? Kau kan memang tidak mau. Lalu kenapa kau malah kesal?"

Valgus: "Aku tidak tahu." (Gumam)

Zero: "Apa ... Karena kau belum menentukan jalan hidupmu?"

Valgus: .......

Zero: "Sudah ku duga."

Valgus: "Tidak bisa ya kalau tidak punya?"

Zero hanya tersenyum dengan menahan tawa lalu menggeleng. Meski Valgus tidak melihatnya karena masih dalam posisi yang sama, dia menghela nafas karena sudah tahu apa jawabannya.

Zero: "Kasihannya adik manis ku ini." (Elus kepala Valgus) "Tenang saja kau pasti bisa menemukannya."

Valgus: "Pakai acara curi Plasma Spark?" :v

Zero: "Nggak. Jangan pakai cara itu." -_-

Pertualangan para Ultra (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang