Tuan dan Pelayan

60 8 16
                                    

Malam yang indah meski tidak gelap, seorang Ultra sedang duduk diteras depan rumahnya sambil menatap langit. Pandangannya seakan kosong tanpa ada tanda kalau dirinya akan bergerak dari sana. Sampai ....

Kishi: "Tuan, kau tidak tidur lagi?"

Valgus: "Eh?! Kishi?!"

Kishi: "Bergadang terus itu tidak baik. Jika ini masalah mimpi lagi aku akan menemanimu."

Valgus: "Bukan soal itu Kishi."

Kishi: "Lalu?" (Duduk di sebelah Valgus)

Valgus: "Aku hanya ... Merasa rumah ini semakin ramai saja."

Kishi memiringkan kepalanya bingung dengan maksud dari tuan ultranya ini.

Valgus: "Aku dulu hidup sendiri kau tahu. Meski kakakku sering kesini itu hanya beberapa jam sehari sebelum aku di asingkan. Lalu saat aku kembali dan memulai misi, kau mulai ingin tinggal, lalu ada Kronos, Pika juga, lalu tiba-tiba Aether, Neo, Gantara datang dan membawa Zain, Kai, dan Santara. Mereka sesekali menginap dan ...."

Kishi: "Dan?"

Valgus tidak melanjutkan perkataannya dan hanya menggeleng, mengisyaratkan untuk Kishi tidak bertanya lebih lanjut. Lalu memandang ke arah lain, hal tersebut membuat Kishi semakin bingung dengan apa yang terjadi pada Valgus. Hingga dia berinsiatif untuk melihat wajah ultra tersebut tapi meski sedikit terlihat dari ujung matanya yang sendu akan suatu alasan.

Kishi: "Hmm.... Oh, sebelum aku lupa. Apa aku pernah mengatakan padamu sesuatu?"

Valgus: (menoleh ke Kishi) "Apa?"

Kishi: "Terimakasih."

Valgus: "Eh? A-ada apa ini kau tiba-tiba jadi begini?"

Kishi: "Hanya ingin saja, soalnya kalau bukan karenamu aku tidak akan merasakan semua hal itu."

Valgus: "Semua hal itu?"

Kishi: "Semua hal yang ku alami dari perpindahan tuan sampai sekarang, Itu sangat berbeda. Tidak ada perintah, tidak ada tugas yang harus ku lakukan, tidak ada hukuman, rasanya ...."

Valgus: "Kau bingung? Karena kau sudah terbiasa terkontrol tapi sekarang tidak. Karena itu kau waktu itu bersikeras tinggal bersamaku?"

Kishi: "Itu salah satu alasannya. Tapi sekarang aku tidak bingung lagi, walau perasaan akan mengerjakan perintah itu masih ada dan ...."

Valgus: "Kau tidak bisa meminta hal itu karena tahu aku tidak mau?"

Kishi mengangguk, Valgus tidak tahu harus apa mengetahui hal itu dan yang dia bisa hanya diam hingga suasana malam itu menjadi canggung.

Valgus: "Sepertinya aku berhutang permintaan maaf padamu."

Kishi: "Tidak perlu, toh aku hidup bersamamu tidak sehari dua hari."

Valgus: "Ya... Benar juga. Tapi yang pasti aku berhutang ucapan 'Terimakasih'."

Kishi: "Untuk?"

Valgus: "Menjadi bagian dari mengubah diriku."

Detik itu Kishi terkejut dengan apa yang dia dengar dan apa yang dia lihat. Dia lalu menolehkan kepalanya kemanapun ke suatu arah asalkan tidak melihat wajah tuannya itu kali ini Valgus yang bingung dengan tingkah Kishi.






Beberapa jam kemudian.

Kronos: "Kis- eh, Valgus tidur disini?"

Kishi: "Iya, jadi jaga suaramu."

Kronos hanya mengatakan 'ouh' sambil mendekat. Terlihat bahwa Valgus sedang tidur dipangkuan Kishi padahal mereka masih berada di teras.

Kronos: "Tidak dibawa masuk saja?"

Kishi: "Nanti saja, aku baru menidurkanya secara paksa."

Mendengar itu Kronos terdiam tanpa menanyakan bagaimana caranya atau dia tahu sendiri bagaimana endingnya.

Kishi: "Sebentar lagi tahun baru ya."

Kronos: "Iya."

Kishi: "Aku berpikir ingin membuat sesuatu untuk tuan."

Kronos: "Begitu ..... Tumben."




.




.




.





Kronos: "Turunkan itu pisau bego! Aku mengatakan fakta!"

Kishi: (sudah siap lempar pisau) "Hati-hati kalau bicara."

Pertualangan para Ultra (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang