Hari yang Normal

45 7 31
                                    

Pagi ini adalah pagi yang cerah-

BRAAAR!!

-_-





Blazar melihat ke dalam asrama dari sebuah lubang yang baru saja terbuat. Lalu dia menoleh ke Ultra dengan tiga warna ditubuhnya yang sedang tergeletak tak berdaya.

Agul: "Rasakan itu, lain kali bilang gua duyung aku tenggelamin kau!"

Gaia: "Tapi Agul, kau kan dari laut."

Agul: "Bukan berarti aku duyung! Apalagi ikan!"

Keduanya pun berdebat atau tepatnya Gaia berusaha menenangkan Agul. Blazar kemudian pergi ke tempat awalnya untuk duduk bersandar dibawah pohon. Dimana ada dua Ultra lain di lain sisi pohon itu.

Yang pertama ada Nexus yang sedang tidur nyenyak di kursi santai, dan satunya lagi seseorang yang sedang baca buku diatas pohon.

Zero: "Hei Blazar, kau lihat Valgus?"

Blazar melihat ke atas dan tiba-tiba saja seseorang itu menampakkan diri dengan bergelantungan didahan yang dijadikannya tempat baca tadi yang membuat Zero terkejut.

Valgus: "Ya kak? Ada apa?"

Zero: "Astaga Val ... Ngapain kau disitu?"

Valgus: "Baca buku."

Zero: "Sambil gelantungan kayak monyet?"

Valgus: "Biar nostalgia."

Zero: -_-

Valgus: :D

Zero: "Kau ini anak siapa sih?"

Valgus: "Tidak tahu. Tanyakan pada kak Noa."

"Ekhem!"

Suara deheman itu mengejutkan tiga ultra. Mereka menoleh dan mendapati Ultra yang sedari tadi tidur itu melirik mereka tajam sebelum berganti posisi dan tidur kembali.

Zero: "Kau tidak ada kerjaan Nexus?"

Nexus: "Space Beast dalam status aman, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan sementara waktu selain Absolutian kecuali Kronos."

Zero: "La-"

Nexus: "Tanya lagi ku sita Ultimate Brancelet itu."

Zero: 0_0"

Valgus: "Begadang seminggu, jadi gitu."

Zero: "Ouh ... dan sampai kapan kau akan begitu?"

Valgus: "Tidak tahu."

Zero menghela nafas lalu menarik Valgus dan membawanya pergi seperti membawa karung, tidak lupa dengan Valgus yang berontak minta diturunkan.

Blazar hanya diam dan bingung dengan seluruh situasi yang ada. Dia menatap Nexus sejenak sebelum memandang langit yang sedang cerah. Indah adalah kata yang bisa menggambarkan pemandangan itu. Hingga sebuah ledakan besar terdengar lalu di ikuti ledakan besar lainnya.

Nexus: "Invasi lagi?"

Blazar menaikkan bahu untuk menjawab.

Nexus: "Ada-ada saja. Aku tidak akan kesana. Jika kau mau bantu silahkan saja."

Nexus pun mempunggungi Blazar. Kemudian dirinya mendengar suara langkah berlari disusul raungan yang seperti ingin mendominasi. Nexus pun tersenyum sebelum akhirnya menutup mata tapi tidak larut kealam mimpi sebelum pertarungan yang berisik berhenti.

Pertualangan para Ultra (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang