Berkemah (3)

64 8 62
                                    

Tengah malam yang sepi. Para makhluk nokturnal melakukan aktivitas dan yang tidak tidur nyenyak kedalam mimpi. Tapi apakah semuanya tidur?

Jawabannya tidak.

Karena ada empat makhluk berwujud manusia yang sebenarnya adalah Ultraman dengan asal usul masing-masing yang masih terjaga.

Valgus: (menguap tapi ditutup tangannya)

Gantara: "Lebih baik kau tidur."

Valgus: "Tidak, aku masih kuat."

Neo: "Memangnya semengerikan apasih mimpi burukmu itu?"

Valgus: "Ya ... Bayangkan kau dikucilkan masyarakat, membunuh orang yang penting bagimu, tidak bisa mengendalikan diri hingga membuat bencana besar, bertemu ketakutan terbesarmu, kehilangan hal yang benar-benar penting bagi dirimu lalu itu terulang berulang kali dengan versi cerita yang berbeda-beda."

Neo: .....

Aether: .....

Gantara: ......

Neo: "Aku tidak bisa membayangkannya. Mengingat planetku hancur dan cuma aku dan Kai yang hidup saja sudah membuatku mati rasa."

Gantara: "Aku saja belum bisa berdamai dengan ketakutanku atas kejadian aku jadi patung batu. SUMPAH! Dia gak bisa segel aku dengan cara lain kah?!"

All: "Ndak tahu, jangan tanya saya."

Aether: "Kurasa cuma aku ya yang backstorynya gak sedih-sedih amat."

Neo: "Kau sudah berdamai dengan skill blackhole-mu?"

Aether: "Eeee..... Hehe... 40:60." :v

Valgus: "Fakta kau adalah senjata biologis dan gurumu meninggal karena itu? Dan juga alasan kau pernah bertengkar dengan Zain?"

Aether: "Jangan ingatkan aku dong."

Gantara: "Leta dilamar orang lain?"

Aether: "Plish! Itu paling nyesek buatku."

All: "Dasar bucin." -_-

Aether: "Tapi setidaknya aku dan Leta pacaran." :v

All: "dih." -_-

Aether: "Kalian kapan?"

Neo: 0_0

Gantara: "Gak ada yang mau dengan pria yang berumur ratusan ribu tahun."

Valgus: "Aku dilarang kakakku pacaran."

.

.

.

All: "Maklumkan, dia masih kecil."

Hening, suansana itu berubah menjadi hening lagi namun tentu itu tidak lama ....

Neo: "Kalian ingat pertama kali kita bertermu?"

Aether: "Tentu saja aku ingat."

Valgus: "Sungguh, saat kita berubah bersamaan telingaku jadi sakit karena kalian berdua teriak."

Aether: "Ya maaf, ensiklopedia yang ku baca katanya rata-rata kalau berubah teriak nama ultramannya jadi aku ngikut."

Valgus: "Kau baca ensiklopedia itu darimana sih?"

Aether: "Lalu kalian ingat tidak kita terkena racun itu?"

Gantara: "Itu racun emang nyebelin, kek yang pakai."

Valgus: "Pertama kali lihat Gantara ngamuk." :v

Aether: "Seremnya ngalahin bapak edan gua." :v

Neo: "Durhaka kau nak. Bapak sendiri dibilang edan."

Aether: "Salah sendiri. Aku tidak guna dibuang pasti ada gunanya malah main pungut, dikira aku tidak punya hati apa?"

Valgus: "Silahkan Gantara. Tumbal eksperimen santet dan ruqyahmu sudah siap." (tunjuk Aether)

Gantara: "Siap!"

Aether: "Jangan gitulah oi!"

Valgus, Gantara: "Canda."

Gantara: "Tapi apa kalian ingat saat pertarungan puncak itu?"

Aether: "Pertarungan ... Oh! Yang pas ... Kita berempat sekarat?"

Saat Aether mengatakan itu entah kenapa mereka berempat terdiam. Pertemuan pertama mereka adalah hal yang besar namun itu adalah rahasia keempat Ultra yang tidak akan pernah diceritakan ke siapapun.

Neo: "Jujur, saja aku tidak terlalu ingat saat itu."

Valgus: "Aku ingat apa yang terjadi sebelum aku tidak tahu kelanjutannya. Sungguh, menjadi yang terakhir dan melihat kalian bertiga seperti itu membuatku teringat dengan ketiga teman lamaku."

Gantara: "Sebelum akhirnya kau yang membangkitkan kami."

Aether: "Tapi sayangnya kau lupa."

Valgus: "Seingatku aku tidak menggunakan shinning star drive."

Gantara: "Memang bukan shinning star drive. Tapi itu lebih kuat, dari yang kau tahu. Jujur saja, kali ini aku benar-benar menyalahkan takdir yang telah membuatmu menderita di usia yang harusnya tidak tahu apa-apa."

Valgus: "Kau berlebihan Gantara."

Neo: "Gan benar Val. Aku kira takdir hanya memberimu luka mental dan hati rupanya fisikmu juga kena. Apa-apaan dah itu?"

Aether: "Dan, kami tahu soal kejadian kau yang mengembalikan plasma."

Valgus: "Begitu ya. Sepertinya akan susah menyembunyikan sesuatu lagi dari kalian."

Aether: "Sebaiknya jangan sembunyikan apapun. Luapan emosimu itu terjadi karena kau menutup diri. Kau ingatkan?"

Valgus: "Tapi kan aku juga perlu privasi!"

Gantara: "Aku yakin sang Hikari no Kishi no Yuusha, Ultraman Valgus. Tahu mana yang perlu dibicarakan dan tidak."

Valgus: (diam)

Gantara: "Kami memang menganggapmu anak kecil tapi kami juga tahu kedewasaanmu. Jadi sebaiknya kau tetap berisik daripada diam. Karena kau tidak akan mengatakan hal yang pahit tentang dirimu kepada kakakmu, bukan."

Valgus: "Hah .... Kau benar-benar ya Gantara. Seperti seorang ayah dalam grup ini."

Gantara: "Karena kalian gak punya bapak sih. Terpaksa aku yang isi." :)

Neo: "No, ayahku tetaplah ayahku walau dia sudah di alam lain."

Aether: "Bisa gamparin bapak kampretku tidak?"

Neo: "Fix! Aether anak durhaka ke-2."










Aku sudah gak tahu ini chapter berapa udah. Dan kalian setuju gak setelah bagian berkemah book ini ku kasih cerita random berkelanjutan tapi berat.

Mau spoiler? Di komen.

Pertualangan para Ultra (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang