Bukan update hanya pemberitahuan bahwa. Aku punya projek yang sudah lama ku simpan dan akan ku publish. Apa itu?
Itu adalah Ultraman Aether
Entar deskripsinya ku ganti.
Yah ... Dah lama anaknya minta di publish dan karena Valgus tamat jadi kayaknya ada yang nambahin beban nih.
Aether: hehe :)
Valgus: Yes bebas!
Ekhem! (Ngibas-ngibasin projek yang ada hubungannya dengan Valgus)
Valgus: -_-
Karena ini dunianya agak beda dari yang kalian tahu mungkin sebaiknya kenalan ya sama karakter yang mungkin penting dan sudah ada.
Planet Tasia,
Planet yang menjadi latar kisah ini dulunya hanya planet tanpa kehidupan. Namun semakin banyak waktu berlalu satu persatu Seijin dan Kaiju yang kehilangan tempat tinggal pindah ke Tasia untuk mencari tempat yang aman dan nyaman bahkan manusia juga hidup disana.
Karena semakin banyak populasi yang tinggal disini maka pemerintah menderikan pasukan pelindung bernama TPF (Tasian Protector Force) yang bertugas layaknya polisi hingga tentara sesuai tingkatan.
Dimana aparat keamanan lain? Karena sangat jarang kejahatan terjadi waktu dulu, makanya tidak ada aparat keamanan selain satpam.
Tasia memiliki beberapa Dungeon yang berupa labirin berisi hal-hal tak terduga, Namun karena banyak pelaku kejahatan yang menggunakan dungeon sebagai markas maka pekerjaan penakluk dungeon pun lahir.Genso Ether, atau kita kenal sebagai Ultraman Aether. Bekerja sebagai penakluk dungeon (labirin) karena master yang merawatnya juga melakukan pekerjaan itu. Tiba-tiba disuatu malam dia menjadi raksasa cahaya tanpa alasan dan tanpa dia sadari. Keesokannya dia menemukan Spark yang memiliki ukiran bertuliskan 'Aether'.
Zane Eram, bekerja di TPF sebagai kapten di tim D-6. Meski kapten dia sering berada dilapangan, sebagai penembak jarak jauh. Walau begitu kemampuan bertarungnya tidak bisa diremehkan.
Kuro Nakawa, panggilannya Kuro. Bekerja di TPF sebagai member tim D-6 bagian lapangan. Julukannya Atlet, karena dia bisa semua olahraga walau sering kalah. Satu-satunya manusia di D-6.
Mila Baltan, bekerja di TPF sebagai member tim D-6 bagian lapangan. Julukannya Penyihir, karena dia sering pakai sapu buat terbang (referensi ultraman max). Walau begitu terkadang dia bisa diandalkan di IT.
Choco Pit, bekerja di TPF sebagai member tim D-6 bagian IT. Sesuai namanya, bentuk manusianya memiliki paras manis dan imut bahkan disebut-sebut sebagai 'artis menyamar', julukannya dari semua member TPF. (Referensi Ultraman Geed)
Flora, mantan penakluk dungeon. Dia adalah teman dari master Genso dan juga membantu merawat Genso. Dia seperti Wali untuk Genso setelah masternya. Di masa-masa pertumbuhan Genso, saat dia butuh orang untuk diajak bicara maka orang yang dicari pertama kalinya adalah Flora.
Dai, mantan penakluk dungeon dan salah satu teman masternya Genso juga. Sekarang dia menjadi penjaga perpustakaan. Bagi Genso Dai adalah walinya juga sekaligus infoman untuk hal-hal yang tidak dia ketahui.
Dan itu lah dia. Ya, yang cuma ku beri nama dan yang sudah ada dalam draft sampai sekarang. Babnya sekarang ada sekitar 6 atau 7 itupun masih ada yang kacau. Tapi aku akan perbaiki sekaligus enjoy kayak aku ngerjain Valgus.
Huh ... Semoga.Oh ya, mungkin awal-awal ini agak boring soalnya Aether ini bagian belajarnya ku detailin. Soalnya dia belajar jadi Ultraman secara otodidak dong, tanpa bantuan seorang Ultra pun yang ngajarin. Bahkan dia bukan human host tapi human form.
Terus belajar darimana?
Seijin di Tasia ada yang mantan musuhnya Ultraman, entah itu dari era mana. Nah para seijin itu bikin buku tentang Ultraman hanya yang umum dan yang diketahui saja.
Kayak Ultra Fans yang bikin web soal karakteristik tokoh Ultranya. Cuman tidak detail-detail amat.Yak segitu saja kalau nanti 'membosankan' mohon di maafkan. Ku tunggu kehadiran kalian di book "Ultraman Aether".
Semoga aku bisa namatin ini dalam setahun!
KAMU SEDANG MEMBACA
Pertualangan para Ultra (2)
Fanficyang pertama sebenarnya sudah publish tapi diganti baru karena suatu hal. selamat menikmati ... Note: Ultraman milik Tsuburaya dan saya hanya meminjam. Kecuali ada beberapa oc milik saya dan pinjaman juga