14. Peevish

43.2K 6.1K 1.5K
                                    

Baru bisa up soalnya baru kelar ketik.

Terima kasih untuk yang sudah vote, komen dan spam next dichapter sebelumnya 💕

Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥

> 2300 kata untuk chapter ini. Belum sempat revisi, klo ada penulisan yang salah mohon diingatkan 😊

SELAMAT MEMBACA!



Halaman Universitas Beminster dipenuhi oleh tenda serta stand promosi dan stand penjual makanan untuk memeriahkan acara penutupan orientasi studi. Acara tersebut tidak hanya diikuti oleh mahasiswa baru namun juga diikuti oleh mahasiswa senior yang ikut terlibat dalam acara.

Hari terakhir orientasi diisi dengan kegiatan sosial seperti donor darah, pemeriksaan kesehatan, penggalangan dana untuk kaum duafa dan masyarakat yang membutuhkan, lalu seminar serta workshop juga merupakan bagian kegiatan sosial yang rutin diselenggarakan di kampus.

Electra dan Teresa terlihat duduk di bawah pohon. Electra menyelonjorkan kakinya dengan punggung bersandar pada pohon, tangannya sibuk bermain ponsel. Sedangkan Teresa tampak menikmati beberapa macam makanan ringan yang dijual dalam acara tersebut dengan mata yang jelalatan kesana kemari.

"Electra?"

"Hmm."

"Kenapa Megan terus menatapmu?" Teresa berbicara dengan pandangan sesekali melirik ke arah keberadaan Megan.

Electra mengalihkan tatapan, menatap ke arah Megan yang duduk di bangku yang tidak jauh dari keberadaannya. Megan tidak sendiri dan tidak juga bersama Sean, mungkin perempuan-perempuan yang bersama adalah rekannya satu fakultas. Saat Electra menatap Megan, tidak lama kemudian Megan beranjak dari sana.

"Jika kau penasaran, kenapa tidak bertanya langsung?" Balas Electra menanggapi.

"Tentang pertemuanmu dengan Sean dan Megan semalam, kupikir Megan perlu merasa terancam dengan perubahanmu fisik dan tingkah lakumu," ujar Teresa yang tidak langsung pada intinya.

Electra memusatkan perhatian sepenuhnya pada Teresa. Keningnya berkerut halus karena tidak setuju dengan perkataan Teresa barusan. "Kenapa Megan harus merasa terancam? Seharusnya dia senang karena aku tidak lagi merundungnya. Lalu tentang perubahan fisikku, itu tidak ada hubungannya dengan mereka. Aku berubah bukan untuk menarik perhatian Sean." Sanggah Electra.

"Jika Sean masih membencimu, dia tidak akan membantumu, tidak akan peduli denganmu. Seperti yang Sean lakukan saat dia risih denganmu. Sean selalu mengabaikanmu, tapi sikap Sean semalam adalah kebalikannya." Ujar Teresa kemudian.

"Apa salahnya dengan membantu?"

"Jika orang benci, jangankan membantu, menatap wajahmu saja tidak sudi, Babi!"

"Lalu apa inti dari celotehanmu, Babi!" Ujar Electra dengan gemas.

"Kemarin-kemarin Sean merasa ilfeel dengan sikap dan perilakumu, oleh karena itu dia tidak pernah menganggapmu, apalagi berminat untuk menjalin hubungan denganmu. Dan apa kau tau, lelaki itu mudah penasaran, Electra. Dengan perubahanmu yang tergolong mendadak, yaitu mengabaikan Sean begitu saja dari yang sebelumnya kau begitu gigih ingin mendapatkannya, hal itu akan membuat Sean penasaran dengan alasan apa yang melatarbelakangimu berubah, baik perubahan fisik dan sikapmu. Secara tidak langsung di otaknya hanya terisi tentangmu." Teresa menjeda kalimatnya, mengunyah makanan terlebih dahulu.

Hard to Believe (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang