28. How to

31.3K 5.3K 1.6K
                                    

Vote dulu yuk sebelum baca. Vote gak butuh waktu lama. Gak lebih dari 5 detik kok, bukan hal sulit...jadi jangan hanya menikmatinya tapi hargai juga jerih payah penulisnya ya ☺️
Dan jangan lupa ramein komen 😙



Poppy melempar kasar majalah yang dibagian sampulnya menampilkan sosok Electra. Majalah tersebut merupakan majalah mode pertama di negaranya yang menargetkan kelas menengah ke atas dengan menerbitkan konten yang dipoles secara informatif dan provokatif. Isi majalah tersebut berisi tren terbaru dan peragaan busana hingga pembaruan mode baik kasual maupun couture, editorial mencakup konten yang menarik. Melihat sosok Electra memenuhi sampul depan majalah tersebut tentu saja membuat Poppy jengkel.

Persaingan di dunia modelling memang ketat. Namun sejauh ini, hanya Electra yang mampu membuat Poppy terusik. Bagaimana tidak, Electra mulai kebanjiran job dan keseluruhan job tersebut merupakan kontrak bersama brand-brand ternama. Andai tidak ada Electra, pasti dirinya yang mendapatkan kontrak pekerjaan tersebut.

"Ada apa, Sayang? Wajahmu tampak kesal?" Suara Alfred terdengar.

Poppy mengalihkan tatap pada Alfred yang usai dari dapur. Kebersamaan Poppy dengan Alfred sekarang tentu saja karena Popy tidak memiliki tempat lain untuk mengadu setelah diusir oleh Ignatius. Lalu Alfred menempatkannya di apartemen ini. Entah apartemen ini merupakan salah satu aset milik Alfred atau hanya mengontrak, Poppy tidak peduli. Yang penting hunian ini mewah dan sangat layak untuk ia jadikan tempat tinggal sementara.

"Electra, wanita yang hampir kau jadikan targetmu selanjutnya, dia membuatku jengkel karena terus menerus mendapatkan kontrak dengan brand ternama. Bahkan saat peragaan busana, Electra menggeser posisiku untuk menempati urutan pertama," ujar Poppy menyampaikan keluhannya.

Alfred menelan obat penambah stamina kemudian mendorong obat tersebut agar tertelan dengan meminum air putih. "Kalau begitu kau harus berusaha keras agar bisa lebih unggul dari Electra," ujarnya kemudian.

"Aku sudah melakukannya beberapa kali tapi gagal."

Alfred mengerutkan kening. "Melakukan dengan cara kotor atau tidak sportif maksudmu?"

"Hmm. Aku ingin dia hengkang dari dunia modelling dan agar dia kehilangan popularitasnya." Ujar Poppy sambil memikirkan cara apa yang ampuh untuk menghancurkan karier Electra. Wanita itu adalah penghalang kariernya dan Poppy perlu menyingkirkan penghalang tersebut.

Alfred tidak heran lagi dengan watak Poppy. Wanita berusia 25 tahun tersebut memang sosok ambius dan memiliki jiwa kompetitif yang tinggi. Poppy juga rela melakukan apapun demi mencapai tujuannya. Buktinya, Poppy yang berasal dari keluarga terpandang dan memiliki perekonomian yang sangat mumpuni, bersedia menjadi simpanannya hanya demi keinginan kuatnya dalam mencapai suatu tujuan.

Alfred mengambil tempat duduk tepat di sebelah Poppy. "Terlalu ambisius juga tidak baik, Poppy. Bukankah kau baru saja merasakan akibatnya?"

"Kau berkata seolah tidak mendapatkan keuntungan dari sifat ambisiusku. Andai kau mau menerima uangku agar aku bisa tampil sesering mungkin di televisi, maka aku tidak akan menjadi gundikmu. Pertunanganku dengan Juan juga tidak akan batal, dan aku juga tidak akan diusir dari rumah," gerutu Poppy.

"Hubungan saling menguntungkan itu tidak seharusnya disesalkan, Poppy Sayang. Aku menginginkanmu dan kau juga mengharapkan sesuatu dariku. Saling menguntungkan, bukan?" Tangan Alfred bergerak untuk melepas resleting yang berada di punggung Poppy. Lalu tanpa bantahan, Alfred meloloskan gaun tersebut dari lengan kanan dan kiri Poppy hingga kini berkumpul di pinggang Poppy.

Poppy menahan tangan Alfred yang ingin menyentuh dadanya yang masih berbalut bra. "Penghargaan musik yang akan berlangsung satu bulan lagi, aku ingin menjadi pembawa acaranya, Alfred."

Hard to Believe (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang