21. Withal

37.7K 5.3K 1.5K
                                    

Terima kasih untuk yang sudah vote, komen dan spam next dichapter sebelumnya 💕

Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥

> 2900 kata untuk chapter ini. Belum sempat revisi, klo ada penulisan yang salah mohon diingatkan 😊

SELAMAT MEMBACA!



Electra sudah membuka mata kurang lebih 30 menit yang lalu. Dirinya berada di atas hospital bed, mengenakan pakaian pasien, dan dengan jarum infus yang menancap di punggung tangannya. Electra menebak bahwa ia menjadi pasien rumah sakit ini akibat reaksi donor yang sebelumnya ia lakukan.

Saat ini Electra dalam posisi duduk, tangannya sibuk berbalas pesan dengan Teresa melalui ponsel yang kini terhubung dengan kabel charger. Beruntung semalam ia membawa charger sebelum berangkat ke rumah sakit. Electra mengabarkan pada Teresa jika hari ini ia tidak berangkat ke kampus. Electra juga bercerita mengenai dirinya yang mendonorkan darah untuk Sean.

Sesekali Electra melirik sosok yang kini tidur di sofa yang disediakan dalam ruangan. Pria itu mengenakan pakaian santai. Celana training dan kaos, dalam posisi meringkuk dan dengan wajah tertutup bantal. Tanpa melihat wajahnya, Electra tentu tahu jika pria itu adalah Juan. Otaknya tidak selemah itu untuk mengingat postur tubuh Juan. Baguslah, setidaknya keluarga Sean tidak mengabaikannya setelah dirinya mendonorkan darah. Sebab, keberadaan Juan disini pasti untuk menjaganya.

Juan tampak menggeliat pelan setelah mendengar bunyi alarm pada ponselnya. Mungkin karena terbiasa disiplin di pagi hari, Juan langsung membuka mata seketika itu juga. Matanya menyipit saat membuka layar ponselnya dan membaca jadwal kegiatannya hari ini. Setelahnya, Juan mengubah posisinya dari merebah menjadi duduk. Saat itu juga pandangannya tidak sengaja terarah ke ranjang, melihat Electra sudah membuka mata dan dalam posisi duduk bersila di atas ranjang.

"Kapan kau bangun?" Tanya Juan seraya membawa langkahnya mendekat.

"Beberapa puluh menit yang lalu," balas Electra menanggapi.

Juan duduk di bangku yang berada di dekat ranjang, mendudukkan diri disana. "Kau tampak lebih baik dari semalam. Sudah tidak merasakan keluhan apapun?"

"Tidak," singkat Electra menanggapi. Pandangannya terpusat lama pada sosok Juan yang tampak memijat-mijat pangkal hidungnya, setelahnya pria itu menyugar rambutnya. Mungkin hal tersebut menjadi kebiasaan Juan setelah bangun tidur.

"Apa kekasihmu tidak marah kau bermalam disini?" Basa-basi Electra.

"Jika aku menjawab tidak, apa di malam berikutnya kau ingin aku mengulanginya lagi, yaitu bermalam denganmu?" Perkataan Juan hanya sebuah candaan, namun ekspresi wajahnya tampak biasa saja.

Electra tertawa garing. "Tidak," tegasnya.

"Apa kau lebih tertarik menjalin hubungan dengan lelaki seusiamu?" Tanya Juan. Ia tentu menyadari bahwa pemilihan pertanyaannya sungguh tidak tepat untuk ditanyakan saat ini. Namun mungkin saja Electra mau menanggapi.

"Kenapa? Kau tidak percaya diri dengan usiamu dan berpikir aku tidak tertarik denganmu karena kau sudah tua?" Celetuk Electra menanggapi.

"Tebakanmu benar," terang Juan menjawabnya. Juan sempat berpikir bahwa mungkin saja Electra tidak merespon ketertarikannya karena usia mereka terpaut lebih dari 10 tahun.

Hard to Believe (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang