18. Talking

40.6K 5.9K 1.4K
                                    

Terima kasih untuk yang sudah vote, komen dan spam next dichapter sebelumnya 💕

Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥

> 2700 kata untuk chapter ini. Belum sempat revisi, klo ada penulisan yang salah mohon diingatkan 😊

SELAMAT MEMBACA!



Juan keluar dari kamarnya dengan mengenakan celana training abu-abu dan atasan kaos putih, rambutnya masih berantakan karena baru bangun tidur. Dan sebelumnya ia hanya membasuh muka serta gosok gigi. Lantas membawa langkahnya masuk ke dalam lift dan turun ke lantai satu. Semalam Juan menginap di kediaman orang tuanya karena terlalu malas untuk kembali ke apartemen. Lagipula hari ini hari minggu dan ia tidak memiliki kegiatan apapun untuk hari ini.

Begitu keluar dari lift, Juan melihat orang tuanya dan juga Sean berkumpul di ruang keluarga. Setelah pergi ke dapur untuk melahap sandwich yang tersaji di meja makan, lalu meminta tolong pada pelayan membuatkannya kopi, kemudian Juan ikut bergabung bersama keluarganya.

Wilona bersama satu pelayan sibuk membuka kado-kado dari tamu undangan yang semalam hadir ke pesta. Chris terlihat membaca kabar berita online melalui tablet. Sedangkan Sean sedang dalam posisi tengkurap di sofa panjang sambil bermain game online.

Chris meletakkan tablet dan kacamata bacanya. Ia ingin mengobrol dengan Juan yang kini duduk di dekatnya. "Bagaimana perkembangan kerjasamamu dengan Brian? Sudah berapa persen tahap pembangunannya?"

"Hampir mencapai 100 persen. Jika tidak ada halangan, dua bulan lagi sudah siap beroperasi," balas Juan menanggapi.

Yang ditanyakan Chris adalah kerjasama antara Juan bersama rekannya yaitu Brian. Kerjasama tersebut adalah pembangunan rumah sakit yang terletak di pusat kota Hayford. Juan memang awam terhadap pengetahuan atau keahlian dalam bidang kesehatan, namun tidak demikian untuk Brian. Keluarga Brian memiliki perusahaan yang bergerak di bidang distribusi farmasi dan alat-alat kesehatan, kemudian Brian juga berprofesi sebagai dokter. Juan dan Brian berteman sejak junior high school, keluarga mereka juga menjalin hubungan dekat hingga sekarang. Oleh sebab itu, Juan dan Brian memutuskan untuk bekerja sama dengan membangun rumah sakit.

"Tonjolkan peran SDM yang benar-benar dibutuhkan pasien dan masyarakat berdasar lokasi keberadaan rumah sakit. Jangan sampai jumlah SDM yang terlalu banyak menjadi kurang fungsional dan menjadi beban operasional rumah sakit," tutur Chris memberi masukan.

"Aku mengerti, Pa." Juan tidak pernah mengabaikan setiap masukan atau pendapat apapun yang diberikan oleh Chris. Sebab dirinya berada di titik ini juga atas peran penting dan ilmu yang selalu diajarkan Chris padanya.

"Wah, ini keren sekali," riang Wilona tatkala membuka salah satu kado yang ternyata dari Electra, dan isi kadonya adalah sebuah kacamata hitam.

"Pinjam ponselmu." Wilona merebut ponsel yang dipegang Sean.

"Mama! Aku sedang war," gerutu Sean karena Wilona merebut ponselnya disaat game yang ia mainkan sedang seru-serunya.

"Kacamata ini hadiah dari Electra. Seleranya bagus sekali," ujar Wilona seraya menatap kacamata yang ia kenakan melalui kamera ponsel Sean.

Mendengar perkataan Wilona barusan membuat Sean menatap kotak kacamata yang tergelak di meja. "Apa itu asli?" Sean bertanya keasliannya karena kacamata tersebut berasal dari brand ternama dan tentu saja memiliki harga yang tidak murah.

Hard to Believe (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang