Terima kasih untuk yang sudah vote, komen dan spam next dichapter sebelumnya 💕
Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥
Belum sempat revisi, klo ada penulisan yang salah mohon diingatkan 😊
SELAMAT MEMBACA!
•
•Resepsionis baru saja melaporkan kedatangan Poppy pada Malvin yang menjabat sebagai wakil direktur perusahaan Harold Construction. Lalu setelah dipersilakan, resepsionis mengantarkan Poppy menuju ruang kerja Malvin.
Begitu masuk ke dalam ruang kerja Malvin, Poppy melepaskan coat miliknya sembari mengedarkan pandangan untuk mengamati ruangan. Kemudian beralih menatap Malvin yang seolah mengabaikan kedatangannya, pria itu masih sibuk dengan layar monitor yang ada di hadapannya.
"Mau apa kemari?" Tanya Malvin tanpa menatap lawan bicaranya.
"Menemui kekasihku." Poppy membawa langkahnya mendekat. "Tapi sepertinya kekasihku sedang sibuk." Poppy kemudian membungkuk dan mendaratkan kecupan pada sisi wajah Malvin.
Malvin menatap Poppy yang kini berdiri bersandar di meja dan juga sedang menatapnya. "Jika kau tidak sedang menjalin hubungan dengan pria tua itu, aku akan memanfaatkan dengan baik status palsu kita."
Tatapan Malvin menyapu penampilan Poppy dari atas hingga bawah. Wanita itu telah menanggalkan coatnya, menyisakan dress panjang semata kaki yang ketat dan mengekspos bahu telanjangnya serta lekuk tubuhnya yang menggiurkan. Bohong jika dirinya berpendapat bahwa Poppy bukan wanita yang menggiurkan.
Poppy terkekeh kecil mendengar perkataan Malvin barusan. Dan ia tentu saja menyadari tatapan terselubung yang dilayangkan Malvin padanya. Tanpa permisi ia duduk di pangkuan pria. "Memangnya kenapa kalau aku menjalin hubungan dengan pria tua seperti Alfred? Anggapmu dia menjijikkan, begitu? Kau salah. Mungkin keahlian Alfred dalam memuaskan wanita jauh lebih baik dibanding kau."
"Jangan pernah membandingkan kalau belum pernah membuktikan keahlianku secara langsung." Tangan Malvin secara responsif bergerak mengusap pinggang Poppy lalu turun hingga ke sisi paha wanita itu, kemudian naik lagi dan kembali bergerak turun. Pandangannya menatap lekat wajah Poppy yang cantik namun tampak angkuh.
"Aku sungguh tertarik ingin membuktikannya. Tapi kekasihku pria yang pencemburu. Dia akan marah jika tau ada pria lain yang menyentuhku." Tangan Poppy bergerak mengusap rahang Malvin kemudian turun untuk membelai dada pria itu dari balik kemeja yang dikenakan. Netranya membalas tatapan tajam Malvin yang sedari tadi terus tertuju ke wajahnya.
Satu tangan Malvin berada di punggung Poppy dan mendorongnya agar lebih mendekat ke arahnya. Lalu perlahan Malvin mendekatkan wajah, kini tatapannya terus tertuju ke bibir Poppy yang merah merekah.
Poppy hanya bergeming tanpa berniat menghindar. Kini bibir pria itu berada tepat di depan bibirnya. Bohong jika Poppy berkata dirinya tidak gugup atas tindakan Malvin. Siapa bilang Malvin tidak menawan? Itu salah. Jika boleh berpendapat, Malvin seperti jelmaan iblis namun dengan paras rupawan. Berada di situasi ini membuat hati dan pikirannya jumpalitan.
"Perlu kau tau, aku hanya tertarik untuk menyentuh wanita yang begitu aku dambakan. Jika sekarang aku tertarik untuk menyentuhmu, keinginan itu hanya akan hadir satu kali, tidak akan ada kedua kali dan seterusnya." Saat berkata, bibir Malvin menyentuh bibir Poppy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hard to Believe (Hiatus)
RomanceAquaplaning terjadi begitu cepat sehingga Electra tidak sadar dan salah melakukan antisipasi. Kendaraan yang dilajukan Electra hingga berputar arah dan menabrak pembatas jalan, berguling-guling beberapa kali disertai suara benturan yang tak mampu te...