32. Expressed

26.3K 4.3K 1.5K
                                    

Vote dulu yuk sebelum baca. Vote gak butuh waktu lama. Gak lebih dari 5 detik kok, bukan hal sulit...jadi jangan hanya menikmatinya tapi hargai juga jerih payah penulisnya ya ☺️
Dan jangan lupa ramein komen 😙



Sinar matahari telah lenyap di tepi langit, berganti malam dingin yang merasuk kulit. Dua insan berlainan jenis tersebut masih terjebak dalam lubang dengan kedalaman kurang lebih 6 meter. Tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk keluar dari dalam lubang selain menunggu bantuan tiba.

"Kenapa mereka tidak mencari kita," gerutu Electra yang kini dalam posisi duduk dengan punggung bersandar pada tanah di belakangnya. Tangannya membelit Juan dengan erat, sisi kepalanya bersandar ke lengan Juan. Entah sudah berapa lama mereka disini, mungkin sudah lebih dari 2 jam tapi tidak ada satu manusiapun yang mendekati tempat dimana mereka berada sekarang.

Bukan tanpa alasan Electra merapatkan tubuhnya pada Juan. Beberapa menit yang lalu ada seekor kelabang yang menggerayangi kakinya, tentu saja Electra merasa ngeri jika saudara kelabang atau hewan jenis lainnya muncul di dekatnya.

"Kau bilang, kau ingin bermalam di pulau ini. Ini sudah terkabul." Juan sendiri tampak sabar menunggu bantuan datang, atau mungkin ia justru merasa nyaman dengan momen yang terjadi. Terjebak dalam lubang bersama Electra yang kini mencari keamanan dengan merapat padanya, bukankah ini momen yang syahdu?

"Tapi tidak begini juga. Bagaimana jika keluarga kelabang yang kau bunuh barusan muncul untuk membalas dendam? Digigit kelabang pasti sakit. Sial sekali nasib kita, harus terperosok ke dalam sini." Dengan modal pencahayaan dari ponsel Juan yang di letakkan di dekat mereka, Electra menatap waspada pada sekelilingnya.

"Berhenti berceloteh. Ambil saja sisi positifnya," sahut Juan.

"Tidak ada yang positif dari kejadian ini."

"Kita bisa berduaan disini. Ini momen romantis. Itu sisi positifnya," seloroh Juan.

"Dasar konyol," gerutu Electra.

Untuk sepersekian detik berikutnya, tidak ada obrolan antara keduanya. Dan Juan terlebih dahulu bersuara, "Electra, apa pendapatmu tentangku?" Tanyanya secara tiba-tiba.

"Kau pria lajang yang kaya raya," canda Electra, berucap tanpa menatap lawan bicaranya.

"Kau tau, bukan itu maksud pertanyaanku."

"Pendapatku tentangmu, biar aku sendiri yang menyimpannya. Tidak perlu aku ungkapkan langsung padamu," ujar Electra.

"Setidaknya katakan, banyak yang positif atau negatif dari pendapatmu tentangku," tuntut Juan.

"Sejauh ini lebih banyak positifnya." Electra serius dengan perkataannya. Juan sosok pria yang memiliki kematangan emosional dan memiliki empati karena bisa mendengarkan dan memahami serta merasakan apa yang ia rasakan. Sebab, empati itu berperan penting dalam membangun dan menjaga hubungan antara sesama manusia.

Yang terpenting Juan bisa menghormatinya. Jika membahas rasa hormat menghormati, Electra langsung membandingkan Juan dengan sosok Malvin. Ia berpendapat bahwa sikap Malvin sama sekali tidak menghormatinya, karena pria yang baik tahu bahwa salah satu rasa hormat adalah tidak menjadi temperamen. Dan tentu menjalin kebersamaan dengan Juan jauh lebih nyaman dan aman ketimbang dengan Malvin.

Hard to Believe (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang