10k dong biar aku double up nya heheh
*****
Nala membuka matanya perlahan. Ia tak tahu sudah tidur berapa lama. Setelah mendengar bisikan aneh itu, ia memutuskan untuk memejamkan matanya. Dasar dirinya yang memang malas atau terlalu lelah, ia langsung terlelap di atas kasur empuk Orfeas.
"Selamat pagi, Nona Nala."
Kalimat itu membuat Nala menengok. Di sebelahnya, ada Ashby yang duduk di atas sebuah sofa panjang bermotif bunga mawar. Lelaki itu terlihat tengah membaca buku tua. Senyum sumringah tampak dari wajahnya.
Seketika, ada rasa kecewa di hati Nala. Ia berharap, lelaki yang menyapanya adalah Orfeas.
"Di mana Orfeas?" tanya Nala langsung.
Senyum simpul terkembang dari wajah Ashby. "Anda benar-benar merindukan Tuan Orfeas, hum?"
Nala tak menjawab. Pipinya menghangat. Ia yakin, ia sudah seperti kepiting rebus sekarang.
"Tuan Orfeas berada di rumahku, jadi, aku ke sini untuk menjemput Anda. Tetapi, karena Anda terlihat sangat nyenyak, saya jadi tidak tega membangunkan Anda." Ashby berkata santai.
Nala lagi-lagi bersemu. Kali ini, ia malu karena tampak seperti gadis pemalas.
"Orfeas tidak ke sini?" tanya Nala serak.
Ashby menggeleng. "Tidak, Nona. Ia masih melakukan meditasi paginya."
"Meditasi?"
Ashby mengulum bibir. Ia tidak mau menjawab lebih lanjut. Orfeas melakukan meditasi semata-mata untuk menghindari kegilaannya, juga bisikan yang muncul setiap saat di kepalanya.
Ashby sudah tahu lama tentang itu. Orfeas terlalu lama hidup di dunia manusia. Dan ketika berada di dunia bawah, orang seperti Orfeas tak akan bisa bertahan menghadapi godaan apalagi seberat itu.
Ashby yakin, Nala juga merasakan hal yang sama. Atau mungkin, lebih tepatnya, gadis itu akan merasakannya nanti. Atau bisa juga, gadis ini tidak merasakan apapun karena ia adalah permata merah itu sendiri. Entahlah! Ashby agak enggan memikirkannya.
Ya, sedari tadi, Ashby melirik ke arah batu permata hijaunya yang terus berpendar dengan cukup terang. Pendar yang berbeda dengan yang tampak ketika dekat dengan gelang Orfeas.
"Aku..." Nala diam sejenak.
"Hm?"
"Jika ingin jalan sekarang, aku ingin membasuh diri dulu." Gadis itu berkata dengan nada takut-takut. Ia belum mandi sejak semalam, sudah jadi seperti apa bau badannya?
Ashby tertawa kecil. Ia menunjuk ke arah ruangan di pojok. "Di sana ada kamar mandi." Lelaki itu diam sejenak. "Pakaianmu sepertinya tak cocok untuk dipakai di sini."
Nala mengerutkan dahi. Ia tampak tak mengerti.
"Aku akan siapkan pakaianmu nanti di sini." Ashby berkata lagi. "Mandilah dulu."
Ashby tersenyum kecil. Tak seperti Orfeas yang keluar lewat jendela, Ashby kemudian keluar lewat pintu. Meninggalkan Nala sendirian di kamar.
Gadis itu mau tak mau menurut. Ia berjalan ke arah kamar mandi yang amat besar di dalam kamar tidur tersebut.
Sejenak Nala berpikir, Orfeas tidur dengan kasur empuknya dan kamar besarnya, lalu, lelaki itu tidur selama nyaris dua minggu di sofa kecil ruang tamunya yang juga kecil. Apa rasanya?
Gadis itu menengok ke arah kiri dan kanan sebelum menanggalkan pakaian yang ia kenakan. Tak lama, ia sudah berada di bawah pancuran air hangat. Memberi kesegaran pada tubuhnya yang masih kelelahan.

KAMU SEDANG MEMBACA
AVARITIA
Fantasía//Rencananya up tiap hari// Follow dulu sebelum baca Hargai penulisnya dengan vote & comment yuk :)) ===== AKU HARUS MENIKAH DENGAN PANGERAN DUNIA BAWAH? *** Pada acara berkemah sekolah, Nala tak sengaja menemukan gelang emas berkilau di hutan pada...