Ini double up nya sesuai janjiku. Ramein yuk
****
Nala melirik ke arah kiri kanan. Pasca kejadian malam itu di perkemahan, hidupnya berubah. Setiap hari, ia bisa melihat makhluk aneh mengerikan bermunculan di hadapannya. Kadang bentuknya seperti manusia, kadang bentuknya seperti binatang yang bermutasi. Untungnya, makhluk-makhluk itu tidak menyerang Nala lagi. Mereka lebih banyak lewat begitu saja. Beberapa lagi tampak ketakutan apalagi ketika Nala menunjukan gelangnya.
Nala menghela napas pelan seraya memegangi gelang di tangan kirinya. Gelang yang juga tak dapat dilihat orang lain itu masih melingkar tanpa bisa dilepas. Apakah memang ini gelang mistis?
"Sampai!" Suara Ray membuyarkan lamunan Nala saat lelaki itu memakirkan motornya.
Nala sedikit kikuk namun buru-buru turun dari kendaraan roda dua tersebut. Ia melepas helmnya dan memberikan pelindung kepala itu pada Ray. "Terima kasih," ucap Nala pelan.
Ray tersenyum manis. Matanya tak lepas dari Nala. Menatap gadis itu dengan pandangan hangat. "Kamu yakin tidak apa-apa?"
Kepala Nala terangguk. "Aku baik-baik saja, kok," katanya pasti. Ia mengulum bibir. Sedikit canggung dan kikuk karena ulahnya akhir pekan lalu. Ia masih bingung bagaimana harus bersikap di depan Ray.
"Jangan terlalu kelelahan," kata Ray tiba-tiba. Ia mengulurkan tangan sambil membelai lembut rambut Nala. "Jangan terlalu banyak pikiran juga."
Nala mengangguk walaupun hatinya tak setuju. Bagaimana tidak banyak pikiran kalau penglihatannya selalu penuh dengan makhluk aneh di sekelilingnya? Seperti makhluk menyerupai monyet yang kini berada di ujung gang terlihat tengah mengawasi mereka. Matanya yang hitam gelap sangat menyeramkan. Monyet itu terus memerhatikan mereka dalam diam.
"Aku masuk dulu," ucap Nala cepat. Ia tak tahan dengan penglihatan-penglihatan yang sedari tadi berseliweran di depannya.
"Ah, begitu. Baiklah. Sampai bertemu besok, Nala." Ray mengangguk sambil melambaikan tangan, melepas Nala masuk ke rumah.
Nala membanting pintu agak keras begitu masuk ke rumah. Ia memejamkan mata sebelum menatap sekitar rumah yang terlihat kosong.
Helaan napas keras terdengar. Tak seperti di jalanan, ia tak menemukan apapun di rumah yang sudah ia tinggali sejak kecil itu. Keadaan itu menjadi sebuah kelegaan sendiri untuk Nala. Setidaknya, ia bisa lebih tenang.
Kakinya melangkah menuju kamar. Ia mengganti pakaiannya sebelum mendudukan diri di kursi meja belajar. Tangannya mengambil buku dari tas lalu meletakannya di atas meja. Matanya menatap ke arah jendela sejenak sebelum menutup tirai seluruhnya. Besok akan ada ujian matematika dan ia ingin konsentrasi belajar. Pemandangan jalan tak lagi membuat matanya segar taktala ia melihat makhluk-makhluk aneh itu di mana-mana.
Nala mengambil ponsel, menyalakan lagu lo-fi akustik dengan suara rendah dan menyumpal telinga dengan headset sebelum mulai membuka bukunya. Tak lama, ia sudah larut dalam belajarnya.
Hingga secara tiba-tiba, ia merasa sesuatu yang gelap merundungnya. Tak lama, dari arah kiri, ada tangan lelaki yang mengarah ke lemarinya. Sontak, Nala menengok. Secara refleks, ia menyikut dada lelaki itu, membuatnya sedikit terpelanting ke belakang.
Nala menggigil tak percaya. Di kamarnya kini ada dua lelaki bertubuh kekar dan tinggi berdiri. Yang satu berwajah manis dengan rambut pirang dan mata biru, yang satu lagi berwajah ketus dengan rambut hitam dan mata kemerahan.
Tetapi, bukan itu yang membuat Nala ketakutan. Dua lelaki itu memiliki sayap besar berwarna hitam gelap di punggungnya.
Yang disikut Nala berambut hitam dengan mata merah. Auranya intimidatif dan menyeramkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
AVARITIA
Fantasy//Rencananya up tiap hari// Follow dulu sebelum baca Hargai penulisnya dengan vote & comment yuk :)) ===== AKU HARUS MENIKAH DENGAN PANGERAN DUNIA BAWAH? *** Pada acara berkemah sekolah, Nala tak sengaja menemukan gelang emas berkilau di hutan pada...