Terima kasih 500 nya. Sebelum up tiap hari, aku nunggu 1k dulu ya. Bisa lah ya 1k hehe
////
Dahulu kala—beribu-ribu tahun yang lalu—dunia bawah merupakan tempat yang damai. Salah satu kerajaan terbesar di dunia bawah, Avaritia, adalah wilayah paling makmur. Konon katanya, kemakmuran itu berasal dari sebuah batu warna merah yang sangat ajaib.
Sang raja memiliki lima putra yang masing-masing diberikan sebongkah batu. Dengan harapan, anak-anaknya akan tetap bersatu untuk membawa kerajaan itu kepada kejayaan demi kejayaan. Hanya saja, pecahan itu tidak sama besar dan satu pecahan yang paling besar ia berikan kepada si anak bungsu. Menandakan bahwa si bungsu akan menjadi raja.
Murka dan iri melanda kakak-kakaknya. Perang saudara memperebutkan tahta pun terjadi. Masing-masing dari mereka dipengaruhi keserakahan untuk memperoleh seluruh pecahan batu tersebut dan menjadi penguasa. Si bungsu terbunuh dalam pertarungan tersebut.
Pada akhirnya, si ayah murka dan mengambil kembali kelima pecahan batu itu. Ia mengumpulkan semua pecahan batu tersebut dan meletakannya di beberapa tempat. Empat pecahan kecil diletakan di dalam istana—pada mahkota, tongkat kerajaan dan simbol istana lainnya. Sementara, ia menyembunyikan pecahan yang lebih besar di tempat tersembunyi.
Hingga hari ini, tak ada yang tahu di mana letak pecahan paling besar berada. Bahkan Castor—putra dari si bungsu yang setelahnya menjabat sebagai raja—tidak pernah tahu di mana pecahan itu. Bahkan mungkin, pecahan paling besar itu kini tampak seperti sebuah dongeng belaka.
*
Di malam yang sunyi, seorang laki-laki bersayap hitam duduk di anak tangga paling bawah yang terbuat dari batu pada balai istana. Bola mata merahnya tampak memandangi patung besar di sana juga beberapa relik yang tampak tua.
Hal yang menarik perhatiannya adalah sebuah tongkat emas dengan kepala berbentuk bundar. di sana, tampak lima lubang. Empat lubang memiliki ukuran yang sama, sementara satu lubang lain lebih besar. Tiga dari empat lubang yang berukuran sama itu terisi batu berwarna merah sementara yang lainnya kosong.
Tak butuh buku atau pemandu untuk menjelaskan, laki-laki itu sudah hapal di luar kepala mengapa patung dan relik itu berada di sana. Ia juga tahu tentang legenda permata merah yang katanya menjadi sumber kekuatan dan kemakmuran.
Lelaki bermata merah itu menarik napas panjang-panjang. Matanya melirik ke arah gelang yang ia pakai di tangan kiri dan kanannya. Sebuah batu warna merah yang amat kecil terlihat berkilau masing-masing menghias di gelang itu.
Katanya, batu itu merupakan pecahan dari satu batu yang tak ada di sana. Juga, menandakan bahwa dirinya adalah anak sah raja dan juga putra mahkota yang akan meneruskan kerajaan kelak. Batu lain juga ada pada mahkota ayahnya dan ibunya. Juga beberapa yang lebih kecil pada saudara-saudaranya. Namun, terkadang, ia penasaran, apakah permata berwarna merah yang besar yang seharusnya mengisi lubang di tengah itu benar-benar ada.
"Sudah kuduga, Anda melamun di sini lagi, Tuan Orfeas." Seorang lelaki yang juga bersayap hitam datang tiba-tiba. Rambutnya pirang dengan mata biru yang berkilauan.
Orfeas—si mata merah—hanya bisa mendesis kecil sambil kembali memeluk lutut. "Berhentilah memanggilku 'Tuan'. Kita hanya berdua." Ia berucap kesal.
Ashby menggeleng. Ia duduk di samping Orfeas. "Aku lebih takut kepalaku hilang," ucapnya bercanda.
Ashby mengikuti arah tatapan Orfeas. Ia mengulum bibirnya. "Apakah Anda masih penasaran dengan batu merah itu?"
Orfeas diam. Ia tidak menjawab. Namun, Ashby sudah tahu jawabannya. Pangeran dunia bawah satu itu memang selalu penasaran akan sesuatu.

KAMU SEDANG MEMBACA
AVARITIA
Fantasy//Rencananya up tiap hari// Follow dulu sebelum baca Hargai penulisnya dengan vote & comment yuk :)) ===== AKU HARUS MENIKAH DENGAN PANGERAN DUNIA BAWAH? *** Pada acara berkemah sekolah, Nala tak sengaja menemukan gelang emas berkilau di hutan pada...