PROLOG

20.6K 987 48
                                    

[ Diharapkan untuk yang membaca ulang atau sudah tau alur ceritanya untuk tidak spoiler di mana pun itu, demi kenyamanan pembaca baru dan terutama saya yang sudah menyusun alur serapi mungkin. Terima kasih atas perhatiannya. ]

➖🔰➖













"Lo udah terjebak di dalam sini bersama kita semua. Jadi, jangan berharap lo bisa lepas."




➖🔰➖












🔔🔔🔔

"Jika kau mendengar suara lonceng, cepat berwaspada! Mereka ada di sekitarmu."

- HCE








Hujan deras yang terjadi di luar gedung Taruya High School membuat suasana menjadi terasa dingin bersama kesunyian yang menemani.

Pada suatu kamar asrama laki-laki pada gedung THS lantai empat, pemuda bernama Samuel Ranagara tengah duduk di kursi meja belajar dengan giat pelajaran Fisika dan Matematika ditemani secangkir teh hangat yang berada di atas meja dekat buku-buku pelajarannya, serta mendengarkan musik kesayangannya. Sementara teman kamar se-asramanya, Dion Ravindra, tengah tertidur lelap dengan posisi supinasi di atas ranjang kasurnya begitu nyenyak.

Samuel berhenti memperhatikan buku pelajarannya demi beralih melihat tali medali yang ada di atas meja dekat buku miliknya itu.

Tali medali ini sebenarnya punya siapa sih? Kenapa tiba-tiba ada di sini dah, perasaan kemarin-kemarin kagak ada. Ini punya Dion kali ya? Tapi medalinya ke mana tuh, kok talinya doang? batin Samuel dalam benaknya penuh pertanyaan.

BRAK!

Tepat saat kesunyian yang hanya terisi oleh suara rintihan air hujan, suara dobrakkan pintu terdengar dari luar ruangan ini, disusul oleh suara besi yang bergesekan dengan lantai membuat siapa pun yang mendengarnya akan terasa ngilu. Hal itu pun sontak membuat Samuel sedikit terkejut dan spontan mematikan musik favoritnya.

Dengan memberanikan dirinya di larut malam jam sebelas seperti ini, ia mulai membuka sedikit pintu ruangan asramanya untuk mengintip keadaan sekitar di depan ruangan asramanya. Yang Samuel lihat hanyalah seorang perempuan berjalan pelan sedikit pincang dengan rambut yang dikepang dua, mengenakan seragam khusus murid Rangking Umum THS yang sangat kotor seperti habis terkena banyak tanah liat. Gadis itu membawa linggis di tangannya yang digeret dan bergesekan dengan lantai sehingga menimbulkan bunyi nyaring yang terdengar ngilu di telinga.

Hmm.. kok bau amis?.. batin Samuel sembari mengusap hidungnya sekali.

Tatkala Samuel tengah fokus menatap gadis itu dari belakang untuk meneliti sumber suara yang mengganggu konsentrasinya saat belajar, tiba-tiba saja perempuan itu menoleh cepat dan berhasil menatap Samuel selama satu detik. Samuel spontan terperangah dengan jantung yang langsung memompa cepat. Bersama wajah syoknya, Samuel bergerak cepat menutup pintu lalu menjauh dari dekat pintu karena terkejut sekaligus merinding oleh tatapan tajam yang terlihat penuh aura membunuh dari perempuan itu.

SCORE 100Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang