50. HCE - CTRL + SHIFT

2.3K 207 4
                                    

[ 50. HCE - CTRL + SHIFT ]

 HCE - CTRL + SHIFT ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh, ya sorry."

"Maksud lo ngomong gitu ke cewek gua apaan?" Samuel menarik kerah baju Zay dengan otot rahangnya yang mengeras.

"Cewek lo?" Zay berfikir sejenak. "Hah? Cewek killer itu pacar lo?"

Zay tertawa lepas, sungguh mengejek hubungan romantis Tata dan Samuel. "Laku juga tuh cewek. Lo mau apanya dari dia? Uangnya? Lima ratus juta dia sewa lo biar jadi pacarnya ya?"

"Gua nggak butuh uangnya dia, anjing. Lima ratus juta bagi gua bukan uang," tegas Samuel dengan nada dingin.

Zay bersiul sekali sembari menaikkan kedua alisnya, ia terlihat tertarik dengan HCE yang sangat menganggapnya menyebalkan. "HCE ternyata menarik juga. Kalian udah lumayan menghibur gue. Thanks ya," pungkas Zay menepuk pundak Samuel sebanyak dua kali sebelum ia pergi untuk turun dari lantai rooftop lewat pintu rooftop.

Samuel tidak membalas, ia hanya melirik Zay sampai pemuda itu menghilang dari jangkauan pandangannya.

Samuel pun kini beralih berjalan ke arah teman-teman HCE. "Ada apa ini?"

"Tadi, katanya Kai mendengar suara lonceng," Hella berucap.

"Berapa kali lo dengar lonceng itu berbunyi, Kai?" Samuel bertanya sembari menatap Kai yang berjongkok sembari menutupi wajahnya karena merasa takut.

"Cuma sekali," Kai menjawab.

Jawaban Kai sontak membuat Samuel kini berfikir untuk kedepannya harus apa.

➖🔰➖

Di sebuah pelosok terpencil, tempat kumuh yang berserakan sampah dan barang-barang bekas tak berguna. Lingkungan tercemar bersama banyaknya ukiran cat menghina yang terletak pada tembok-tembok di sekitar sini.

Bugh!

Satu tendangan mengenai perut Evan sampai tubuhnya terguling di atas tanah cokelat yang kasar ini. Sembari meringis karena merasakan perih pada bagian perutnya, Evan bangkit dengan bantuan kedua tangannya.

"HEH ANAK MONYET, SEJAK KAPAN GUE AJARIN LO JADI LEMAH CUMA GEGARA KEPALA DIPUKUL PAKAI KURSI, HAH?!" omel seorang pria paruh baya yang tampangnya sangat menyerupai seorang preman pasar dengan sorban di kepalanya.

Evan membuang salivanya ke arah samping. Sembari menyeka sudut bibirnya yang sedikit mengeluarkan darah, dia bangkit bersama tatapan mata sinis.

"Ngapain lo liat bos kita pakai tatapan begitu?! Lo kan tau dia ayah lo. Lo mau buta karena mata lo dia congkel, hah?!" seorang pemuda dengan tampang yang serupa dengan pria paruh baya yang membentak Evan ikut mengomel padanya.

SCORE 100Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang