19. HCE - NUM LOCK + Minus Sign (-)

2.8K 258 3
                                    

[ 19. HCE - NUM LOCK + Minus Sign (-) ]

 HCE - NUM LOCK + Minus Sign (-) ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dion, kali ini.. Beneran ulah lo lagi?" Farhan bertanya dengan kening yang berkerut sembari menatap Dion merasa tidak percaya dengan semua kenyataan ini. Jika disuruh jujur, Farhan akan berkata bahwa ia sebenarnya masih berusaha menaruh kepercayaan pada Dion, akan tetapi semua hal yang terjadi selalu mengarah dan membuat HCE mencurigainya.

Pertanyaan Farhan membuat Dion menyeringai. "Lo pikir, gua yang sejak tadi berada di sini dan nggak ke mana-mana, bisa mengikat leher Olivia di kipas langit-langit?"

Tata bangkit kemudian mendorong Evan membuat tarikkan kerah baju Dion dari tangan Evan terlepas. Kini Tata beralih menghadap Dion dengan nafasnya yang naik turun karena kesal bercampur sedih. "Yang paling mencurigakan di antara kita semua di sini itu, cuma lo, Dion!"

"ONLY YOU! NO ONE ELSE!" tegas Tata terlihat marah. Tentu saja Tata marah, kali ini korbannya seorang perempuan lagi setelah Syasa. Tata tidak terima, dia butuh keadilan tentang keamanan para perempuan. "Sekarang gua tau maksud Pak Hendra kurung lo dalem toilet Syasa waktu Syasa tewas. Iya, pasti karena Pak Hendra itu juga bagian dari psikopat itu ‘kan!? NGAKU LO! BERHENTI BIKIN KITA SEMUA SEMAKIN KESEL! JANGAN BIKIN URUSAN BEGINIAN MAKIN PANJANG!"

Dion mengernyitkan keningnya. "Bukan gua, Ta."

Hella maju, kemudian berdiri di samping Tata. "Sekali lagi ada yang tewas, aku minta kamu berhenti dan nggak melanjutkan semuanya lagi. Aku nggak mau ada korban selanjutnya, Di, please!"

Tiba-tiba saja, kaca ruang komputer VIP terlihat sebuah cairan lunak berwarna merah keluar dari sudut atas kaca dan mengalir ke bawah menuju lantai.

Semua anggota HCE pun tertoleh pada pemandangan aneh itu. Lampu pun kini kembali berkedip, mati dan menyala secara berkala, membuat suasana semakin menakutkan apalagi ketika melihat kaca mulai dipenuhi aliran cairan berwarna merah itu.

Hal itu membuat semua anggota HCE menjadi penasaran. Arga yang penasaran, sontak berjalan perlahan sembari mencoba mendekati kaca jendela itu. Dengan suasana yang hening dan semua sorot mata yang hanya tertuju pada jendela kaca itu, rasa penasaran Arga semakin memuncak.

Membuat pemuda itu tersentak dan mundur ke belakang beberapa langkah, telapak tangan seseorang menempel di kaca luar jendela, bersamaan datangnya suara tawa mengerikan dari orang tersebut. Telapak tangan orang itu berlumuran cairan warna merah.

Ketika tangan itu perlahan mulai menghilang dari kaca jendela luar, mereka semakin dibuat ketakutan oleh tangan orang itu yang mengepal dan memukul kaca, alih-alih membuat kaca itu kini menjadi pecah dan berhasil membuat lubang pada tengah kaca jendela tersebut. Tawa mengerikan itu kembali terdengar setelah tadi dilanda suasana senyap untuk beberapa detik.

SCORE 100Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang