37. HCE - 9x - 7i > 3 ( 3x - 7u )

2.4K 238 0
                                    

[ 37. HCE - 9x – 7i > 3 ( 3x – 7u ) ]

 HCE - 9x – 7i > 3 ( 3x – 7u ) ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ck merepotkan," lirih Jay. "Udahlah, nggak usah ngeluh. Syukuri aja apa yang udah ada sama lo." Jayden berucap dengan sedikit terhuyung karena membawa ransel yang lumayan besar di punggung.

Farhan menghembuskan napas berat seraya membawa ransel di belakang punggungnya.

Pada akhirnya, mereka kembali ke kamar asrama masing-masing dengan membawa tubuh yang letih sehabis kegiatan kemah selama beberapa hari di hutan pegunungan.

Samuel yang sudah berada di dalam asramanya pun bergegas rapi-rapi, kemudian duduk di kursi meja belajar. Tampak ia menaruh laptopnya di atas meja. Tepat saat itu juga, Dion memasuki kamar asramanya.

Dengan sifat cueknya, Dion langsung menaruh ransel di atas kasur tanpa merasa penasaran dengan Samuel, lalu bergegas ke kamar mandi untuk menyegarkan badan.

Selangkah sebelum Dion memasuki kaki kirinya ke dalam kamar mandi, Samuel berkata, "lo nggak curiga sama gua?"

Bersama wajah datar dan tidak peduli itu, Dion menoleh dan kini mereka berdua saling bertatapan. Alih-alih, suasana berubah menjadi sedikit menegangkan.

"Didetik dan menit ini, bukannya gua bisa bunuh lo sekarang juga? Kenapa sikap lo santai banget?" Samuel dengan nada yang terdengar dingin. "Atau jangan-jangan.. Lo tau sesuatu?"

Dion sama sekali tidak membuka mulutnya untuk menjawab Samuel. Hal itu tentu membuat Samuel mengeraskan otot rahangnya. "Kenapa lo diam? Tebakan gua benar ya?"

Jelang sesaat setelah Samuel menduga, Dion tertawa kecil sembari menyeringai. "Prinsip gua cuma satu, cukup diam dan buktikan. Selain itu, mau lo bunuh gua sekarang juga gua nggak akan pernah percaya itu semua."

"Kenapa?" Samuel bertanya.

"Karena gua percaya, lo nggak bakal lakukan itu," pungkas Dion sembari memasuki kamar mandi dan menutup pintunya.

Samuel menghela nafas berat dengan senyum tipis yang sendu seraya beralih menatap tali medali yang ada di atas meja. "Bodoh, sifat lo terlalu fleksibel dan realistis."

➖🔰➖

Esok harinya, semua murid-murid menjalankan aktivitas belajar seperti biasa di kelas masing-masing.

Untuk kelas XI, kini sedang berada dalam mata pelajaran Kimia. Benar, mereka sekarang tengah ada di ruang laboratorium untuk melakukan praktek.

"Dengarkan saya, jangan mencampurkan cairan yang tidak saya suruh. Sebab, jika itu sampai terjadi, bisa terjadi kecelakaan di sini. Bisa dipahami?" Pak Lukman memberi pesan sembari memberikan jas lab pada semua murid kelas XI yang versi terbaru, sebab yang kemarin masih versi lama.

SCORE 100Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang