•
•
[ 8. HCE - CTRL + TAB ]
Tatkala Dion benar-benar sedang fokus memperhatikan pria paruh baya di belakangnya yang perlahan mendekat, muncul wajah perempuan dari kaca luar kantin. Tentu saja, itu membuat fokus Dion seketika menjadi pudar. Perempuan dengan rambut panjang, name tag 'Karin Thalita Juliana' di dada kiri, dan pin 'HCE' di dada kanannya, dia melambaikan tangannya pada Dion bersamaan senyum manis yang terukir di wajahnya. Dion termenung sejenak menatap wajah perempuan mirip dengan perempuan yang sejak dulu ia kenal dekat dekat, sosok perempuan imut dengan rambut yang dikepang dua.
D-Diann--- batin Dion
Dion pun spontan menggelengkan kepalanya untuk membuat lamunannya sirna. Sontak, pemuda itu membalas lambaian gadis itu. Karin pun memasuki ruang kantin, dan menghampiri Dion.
"Hai, Dion!" Karin menyapa. "Boleh aku duduk di sini?" Karin meminta izin untuk menduduki kursi kosong di depan Dion.
Pemuda itu memanggut memperbolehkannya.
Karin pun tersenyum, gadis itu langsung menduduki kursi tersebut. "Kamu kenapa? Kok keliatan sedikit syok gitu?"
"Gak pa-pa."
"Jangan bohong. Kamu boleh kok kalau mau cerita, aku ada di sini. Teman-teman kamu juga banyak kok."
"Kalau gua cerita sekali pun, emangnya lo bisa ngerti?"
Karin terkicep sejenak. Memang benar ia tidak tahu mengenai apa yang tengah Dion hadapi, tapi, dia hanya ingin menjadi salah seorang yang bisa menemani dan menghiburnya. "Walau aku gak bisa selalu ngerti kamu, aku mau jadi seseorang yang berharga di hidup kamu."
"Kenapa tertarik banget? Lo ada tujuan lainnya?" Dion dengan lirikan curiga.
Karin menggelengkan kepalanya. "Aku berjanji akan terus ada buat kamu! Hehe."
Dion hanya menatap Karin yang tengah tersenyum lebar dengan begitu tulus seusai mengucapkan janjinya. "Jangan janji. Gua takut lo gak bisa tepati."
"Semoga aja bisa." Karin tetap kekeh. "Kamu makannya banyak. Laper?"
Dion mengangguk. "Belum sarapan. Tadi kesiangan."
"Loh, Samuel gak bangunin kamu? Kan dia biasanya rajin," Karin berucap.
"Dia juga kesiangan."
Karin hanya tertawa kecil menanggapi ucapan Dion itu. Pemuda itu spontan menatap Karin dengan heran. "Kenapa ketawa? Apanya yang lucu?"
"Kamu sama Samuel. Aku kira, kamu gak dibangunin sama Samuel yang biasanya rajin. Ternyata, Samuel nya juga kesiangan kayak kamu." Karin kembali tertawa dengan senyumannya yang begitu manis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCORE 100
Mystery / ThrillerSetelah kedatangan direktur baru THS, di sekolah ini ada organisasi penting yang harus lo ketahui. Satu, 'Rangking Umum THS' Dua, HCE, 'High Class-Eradication'. Dan ketiga, yang selalu bikin murid-murid Taruya High School takut, ialah teror organisa...