•
•
[ 16. HCE - VIP Computer Room ]
"Semua udah diurus sama Pak Hendra. Jangan khawatir," Robin berucap, membuat Dion kini menghela nafas lega.
Rian menghela nafas gusar. "Gue jadi trust issues sama Pak Hendra, jir." Rian bergidik ngeri.
"Oke, gua punya rencana." Samuel tiba-tiba berucap membuat semua orang yang berada di kamarnya menoleh dan bertanya-tanya. "Ayo kita kumpulkan anggota HCE untuk diskusikan di suatu tempat."
"Tempat apa? Ada usulan?" Arga bertanya.
Langit mengangkat tangannya, membuat Samuel menoleh padanya.
"Di mana?" tanya Samuel.
"Ruang komputer VIP." Langit mengusulkan.
Dion yang mendengar tempat usulan Langit itu spontan termangu. Pemuda itu lantas menolehkan kepalanya pada Langit dengan raut wajah yang tertegun.
Tentu saja reaksi Dion membuat Langit heran, "kenapa lo?"
Dia.. Kenapa bisa mengetahui ruang komputer VIP? batin Dion sembap mengernyitkan keningnya dengan mulut sedikit terbuka.
"Akh! Aduh, Sam, Dion, gua izin pake toilet lo berdua ya, kebelet nih!" Langit tergesa-gesa karena tidak tahan untuk membuat air.
Samuel pun menganggu memperbolehkannya.
Langit pun segera berlari kecil memasuki toilet.
Selepas Langit berada dalam kamar mandi Samuel, Langit menyeringai, Dion Dion, lo kaget, karena gua bisa tau ruang komputer VIP 'kan? Pfftt, lucu banget ekspresi lo. Makanya, kalau mau main rapi itu minimal nggak gampang ditebak dong.
➖🔰➖
Di malam harinya, Samuel berhasil mengumpulkan semua anggota HCE di ruang komputer VIP yang terletak di pojok paling kanan ruangan lantai empat ini. Ruangan tersebut tidak dibuat oleh direktur, melainkan oleh seorang siswa di SMA Taruya ini.
"Guys, maaf malem-malem begini gua minta kalian ngumpul." Samuel berucap, yang tidak direspon siapa pun.
Mereka tidak menjawab karena masih sedih sebab telah kehilangan salah seorang anggota HCE yang mereka anggap baik hati dan pribadi yang lembut. Tidak mudah untuk melupakannya. Baru saja mereka mulai mengenal Syasa, namun takdir sudah memisahkan mereka.
"Come on! Jangan sedih terus! Kita harus kalahin teror goblok itu! Kalau kita tetep diem dan berduka seperti ini, yang ada tuh dalangnya makin seneng, bangsat!" Evan bangkit dari kursi sembari marah-marah.
"Gue setuju sama Evan, ada baiknya kita jangan terlalu sedih." Tata kali ini berucap dengan nada lembut yang mengisyaratkan dirinya sedang tidak baik-baik saja. "Toh, mau kita sedih sampai kapan pun, Syasa nggak akan pernah bisa kembali 'kan?" kali ini Tata sudah tak bisa menahan air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCORE 100
Misterio / SuspensoSetelah kedatangan direktur baru THS, di sekolah ini ada organisasi penting yang harus lo ketahui. Satu, 'Rangking Umum THS' Dua, HCE, 'High Class-Eradication'. Dan ketiga, yang selalu bikin murid-murid Taruya High School takut, ialah teror organisa...